08/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Pj Gubernur Adhy Ajak Bangun Sistem Pangan Berkelanjutan di Peringatan Hari Pangan Sedunia

Surabaya, kabargress.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-44 Provinsi Jawa Timur tahun 2024 di Jatim Internasional Expo Convention Exhibition Jl. A. Yani, Surabaya, Rabu (16/10/24).

Di kesempatan ini, Pj Gubernur Adhy mengajak seluruh pihak untuk menjaga Jawa Timur tetap menjadi lumbung pangan nasional. Hal tersebut didukung dari ketersediaan pangan Jatim yang surplus dengan produksi padi, jagung, daging sapi, telur dan susu selama 2020-2023 menjadi yang tertinggi di Indonesia.

“Kita sudah melakukan segalanya semua barang-barang yang sifatnya dari pertanian perkebunan dan juga hewani surplus bisa menopang provinsi lain di nasional sehingga sampai saat ini kukuh sebagai lumbung pangan nasional itu yang harus dijaga,” kata Adhy Karyono.

Tak hanya itu, Pj Gubernur Adhy ini juga menyerukan agar semua pihak memanfaatkan momentum ini untuk bersama-sama membangun sistem pangan berkeadilan, tangguh dan berkelanjutan. Hal ini bagian dari upaya yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan yang mengancam dunia. Oleh sebab itu semua pihak harus aware dengan masalah pangan.

“Mari kita jadikan hari pangan sedunia ini sebagai momentum untuk terus bergerak maju, membangun sistem pangan yang berkeadilan, tangguh, dan berkelanjutan,” ajaknya.

Tema ini, lanjut Adhy, menyerukan hak atas pola makan yang beragam dan kaya nutrisi yang terjangkau, mudah diakses, dan aman untuk semua orang. Hal ini sejalan dengan misi Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) untuk mengakhiri kelaparan dunia dan meningkatkan standar hidup masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.

Adhy mengungkapkan Jawa Timur juga menjadi eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang. Di sektor pertanian, Jatim juga mampu mempertahankan posisinya sebagai produsen padi terbesar di indonesia selama empat tahun berturut-turut dari tahun 2020 – 2023.

“Inilah salah satu sektor yang harus kita banggakan dan yang menjadikan Jawa Timur kuat sebagai lumbung pangan yaitu sektor pangan,” ucapnya.

Adhy menuturkan capaian produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,71 juta ton gkg atau setara dengan beras sebesar 5,6 juta ton, tahun 2023 beras kita juga surplus sebesar 2,5 juta ton, sehingga mampu memenuhi kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia.

“Ini berkat kerja keras dan inovasi para petani, sehingga kita dapat menjaga pasokan pangan tetap stabil,” imbuhnya.

Ia juga menuturkan untuk menghadapi ancaman krisis pangan global perlu dilakukan beberapa langkah diantaranya meningkatkan diversifikasi pangan, melestarikan alam sebagai land of harmony, sistem pertanian berkelanjutan yang inovatif dan kreatif, pengembangan pertanian berbasis keluarga berkelanjutan.

“Kita juga harus memasifkan gerakan panganku B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman), serta menggiatkan gerakan zero waste dan meminimalkan losses serta food waste,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para petani, peternak, nelayan, serta seluruh pejuang pangan yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah. Kontribusi dan dedikasi yang luar biasa mampu memastikan bahwa setiap warga negara bisa mendapatkan akses pada pangan yang cukup, aman, dan bergizi.

“Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada petani, peternak, nelayan, serta seluruh pejuang pangan kita yang tak kenal lelah bekerja sehingga hasil pertanian, perikanan, peternakan kita bisa melimpah dan surplus,” katanya.

Sementara itu Plt Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Sarwo Edhy menyampaikan Jawa Timur sebagai sentra pangan nasional diharapkan mampu melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan upaya ketahanan pangan. Diantaranya penguatan terhadap ketersediaan pangan, dapat memastikan adanya pasokan dan stabilisasi harga.

Memastikan seluruh pangan yang beredar itu dijamin keamanannya layak untuk dikonsumsi, dan melakukan langkah-langkah konstruktif untuk menyelesaikan stunting dan daerah-daerah rawan pangan.

“Kami melihat dengan pak gubernur tadi, Jawa Timur luar biasa telah melakukan industri pangan yang bersumber dari karbohidrat, jadi ini sangat penting karena ke depan kenyang itu tidak harus nasi, sehingga UMKM UMKM itu harus kita gerakkan untuk melakukan industri pangan,” kata Sarwo Edhy.

“Kita tahu Indonesia itu memiliki lebih kurang 73 komoditas yang bersumber dari karbohidrat yang memang harus kita oleh sebagai pangan alternatif pengganti beras, jadi ini sangat baik sekali,” imbuhnya. (Ci)