25/11/2024

Jadikan yang Terdepan

SEKTOR JASA KEUANGAN JAWA TIMUR TETAP TERJAGA STABIL DITOPANG PERMODALAN YANG KUAT DAN LIKUIDITAS MEMADAI

Surabaya, kabargress.com – Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 4 (OJK KR 4) Jawa Timur menilai stabilitas Industri Jasa Keuangan (IJK) di Jawa Timur sampai dengan posisi Juli 2023 tetap terjaga dan resilien dengan indikator prudensial seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global. Demikian diungkapkan Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Giri Tribroto, Selasa (19/9/23).

“Kinerja IJK yang stabil dan positif tersebut telah berkontribusi terhadap perekonomian Jawa Timur yang pada triwulan II 2023 tumbuh sebesar 5,24 persen yoy dan meningkat dari triwulan sebelumnya atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen yoy.
Pada posisi Agustus 2023, inflasi tercatat sebesar 4,13 persen yoy, sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,11 persen yoy. Selain itu, perkembangan IJK di Jawa Timur menunjukkan tren positif di tiga sektor yang diawasi oleh OJK yaitu Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB),” terangnya.

Perkembangan Sektor Perbankan

Kredit perbankan pada posisi Juli 2023 tumbuh 5,70 persen (yoy) menjadi sebesar Rp550 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 9,29 persen yoy. Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 3,62 persen atau menjadi sebesar Rp734 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada deposito sebesar 6,66 persen yoy. Hal tersebut mengakibatkan LDR/FDR di Jawa Timur pada posisi Juli 2023 menjadi sebesar 74,98 persen.

OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan/kredit dan terjaganya likuiditas. Likuiditas industri perbankan pada Juli 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 156,80 persen dan 31,75 persen, atau tetap jauh di atas treshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 1,42 persen dan NPL gross sebesar 3,70 persen. Loan at Risk (LAR) tercatat sebesar 13,67 persen atau menurun dibandingkan triwulan I tahun 2023 sebesar 15,19 persen.

Sementara, pemulihan yang terus berlanjut di sektor riil mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 menjadi Rp28,63 triliun dengan jumlah nasabah menurun menjadi 157.473 nasabah.

Adapun jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted (segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024) adalah 57,81 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau sebesar Rp16,55 triliun.

Untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul ke depan, kondisi industri perbankan tercatat cukup resillien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 29,72 persen.

Perkembangan Pasar Modal

Di tengah volatilitas pasar keuangan serta perekonomian global, jumlah investor saham meningkat menjadi 648.911 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 20,86 persen (yoy), investor SBN meningkat menjadi 125.916 SID atau tumbuh 25,69 persen (yoy), dan investor reksadana meningkat menjadi 1.412.607 SID atau tumbuh 22,86 persen (yoy).

Pada bulan Juli 2023, nilai transaksi saham di Jawa timur sebesar Rp23 triliun atau menurun 5,14 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun jumlah kepemilikan saham tercatat sebesar Rp102 triliun atau meningkat 7,58 persen (yoy). Sementara untuk transaksi reksadana menjadi sebesar Rp709 miliar atau terkontraksi 8,39 persen namun jumlah nasabah mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM hingga Juli 2023, di Jawa Timur telah terdapat 1 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK, 24 UMKM Penerbit, 7.931 Investor dengan jumlah penghimpunan dana mencapai Rp35 miliar.

Perkembangan Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP)

Pada sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), akumulasi pendapatan premi sektor asuransi di Jawa Timur selama periode Januari sampai dengan Juni 2023 mencapai Rp7,6 triliun atau meningkat 0,68 persen untuk asuransi jiwa dan Rp2,1 triliun atau meningkat 2,27 persen untuk asuransi umum secara yoy.

Sementara itu, total aset dana pensiun di Jawa Timur pada posisi Juli 2023 mencapai Rp4,2 triliun atau tumbuh sebesar 12,66 persen (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan total investasi sehingga posisi Juli 2023 tercatat sebesar Rp4,1 triliun atau meningkat 13,77 persen (yoy).

Total aset industri penjaminan di Jawa Timur posisi Juli 2023 mencapai Rp535 miliar atau tumbuh 26,78 persen (yoy) sementara nilai penjaminan tercatat sebesar Rp7,1 triliun atau tumbuh 9,35 persen secara yoy dengan gearing ratio sebesar 32,60 kali.


Perkembangan Sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML)

Di sektor PVML, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan di Jawa Timur masih tergolong tinggi yaitu 10,07 persen pada posisi Juli 2023 menjadi sebesar Rp41,3 triliun. Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) gross tercatat sebesar 3,32 persen dan gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 0,33 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

Pembiayaan modal ventura di bulan Juli 2023 terkontraksi sebesar 6,16 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp2 miliar.

Kinerja fintech peer to peer (P2P) lending di Jawa Timur posisi Juli 2023 tumbuh menjadi sebesar Rp6,7 triliun atau tumbuh 19,48 persen secara yoy. Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP-90) sebesar 3,67 persen.

Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Sejak awal Januari hingga 31 Agustus 2023, melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) OJK KR 4 telah menangani 377 permintaan layanan dari konsumen Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang berkantor pusat di wilayah kerja KR 4, terdiri atas 366 pengaduan, 8 informasi dan 3 pertanyaan.

Mayoritas pengaduan berasal dari sektor Perbankan, dengan jenis permasalahan yang paling banyak diadukan mengenai Perilaku Petugas Penagihan, Permohonan Keringanan (Restrukturisasi/Relaksasi) Kredit/Pembiayaan, dan Permasalahan Pelunasan Kredit/Pembiayaan Dipercepat.

Jika berdasarkan wilayah kejadian, maka KR 4 telah menindaklanjuti sebanyak 6.284 pengaduan konsumen di Provinsi Jawa Timur dengan 79,71 persen solusi yang ditawarkan oleh PUJK (bidang Perbankan, Pasar Modal dan IKNB) disetujui oleh konsumen. Adapun 3 sektor yang paling banyak diadukan adalah Perbankan (56,68 persen), Lembaga Pembiayaan (18,13persen), dan Fintech (16,17persen).

Penanganan isu perlindungan konsumen dan untuk mendorong pemerataan literasi dan inklusi keuangan, OJK akan terus melakukan program literasi dan inklusi keuangan secara masif secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial.

Selanjutnya, per 31 Agustus 2023, OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur telah melaksanakan 87 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau 14.651 orang peserta. Instagram OJK_Jatim, sebagai saluran media komunikasi yang khusus menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat secara digital, telah mempublikasikan melalui instagram OJK_Jatim berupa konten edukasi keuangan sebanyak 376 postingan, dengan jumlah pengikut sebanyak 5.327 followers dan jumlah pengunjung sebanyak 130.526 viewers.

Selain itu, OJK KR 4 Jawa Timur telah meminta seluruh peserta edukasi maupun mahasiswa magang untuk menggunakan Learning Management System Edukasi Keuangan (LMSKU) dan mengakses modul-modul yang terdapat di dalamnya dengan setidaknya penerbitan sebanyak 1.586 sertifikat kelulusan modul.

Perkembangan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)

OJK KR 4 Jawa Timur terus mendorong peran TPAKD sebagai forum koordinasi akselerasi perluasan akses keuangan regional untuk menunjang pemerataan literasi dan inklusi keuangan di Jawa Timur. Sampai dengan saat ini telah terbentuk 33 TPAKD di Jawa Timur (84 persen dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur).

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh OJK KR 4 Jawa Timur selama bulan Agustus 2023 bersama dengan TPAKD dan stakeholder lainnya dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan, antara lain :

  1. Peresmian program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Ngampungan (Wisata Pandansili), Kabupaten Jombang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Jombang dan Lembaga Jasa Keuangan dalam rangka mendukung percepatan ketersediaan akses keuangan dan peningkatan literasi serta inklusi keuangan di wilayah pedesaan.
  2. Sosialisasi tentang alternatif permodalan untuk UMKM dan Waspada Investasi kepada masyarakat binaan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Pemerintah Kota Surabaya.
  3. Kegiatan sosialisasi tentang produk-produk dari industri jasa keuangan non-bank di Desa Ngampungan, Kabupaten Jombang sebagai tahap inkubasi dari program EKI.
  4. Forum Harmonisasi Pengembangan UMKM Berorientasi Ekspor Bersama dengan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur.
  5. FGD Manajemen Risiko Tindakan Preventif dan Kuratif dalam kasus pinjaman online di kalangan generasi milenial yang dilaksanakan Bersama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
  6. Kegiatan dalam rangka Hari Indonesia Menabung melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang dilaksanakan di SMPN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto.