Surabaya, kabargress.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur gencar menggalakkan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Kali ini bertepatan dengan perayaan HUT RI ke-78 sekaligus HUT Bank Indonesia ke-70, serta bagian dari Pekan QRIS Nasional 2023, sistem transaksi non tunai tersebut diujicobakan pada sektor transportasi.
Kepala KPwBI Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi, mengungkapkan pihaknya menggandeng Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya dengan mencoba menggunakan QRIS dalam proses pembayaran transportasi umum. Ujicoba ditandai dengan penyematan stiker #ayonggaweQRIS pada lambung unit Suroboyo Bus, Angkutan Feeder Surabaya WiraWiri Suroboyo, serta bus Trans Jatim Cetar, bertempat di KPwBI Provinsi Jawa Timur, Kamis (17/8/23).
“Dengan penggunaan QRIS ini masyarakat dapat lebih mudah, lebih aman dan efisien. Harapannya nanti, masyarakat akan lebih terbiasa melakukan pembayaran non tunai, sehingga dalam melakukan transaksi bisa menjadi lebih mudah. Sampai saat ini, penggunaan QRIS untuk sektor transportasi umum di wilayah Surabaya masih perlu ditingkatkan. Selain itu, dalam penggunaan QRIS di Jawa Timur sudah mulai banyak yang menggunakan, tetapi masih perlu adanya peningkatan pemahaman, agar lebih memberikan kemudahan bagi masyarakat,” terangnya.
Dikatakan Doddy, masih dalam satu rangkaian dengan launching QRIS hari ini, nanti pada 19 Agustus 2023 BI juga akan mengadakan acara lain, fun walk, pesta rakyat juga program serupa yaitu QRIS experien Rp.78. “Tapi untuk masuk ke beberapa lokasi wisata. Jadi ini semua kami upayakan meski masuk program waktu yang pendek, tapi mudah-mudahan bisa memberikan pesan baik kepada masyarakat, bahwa menggunakan QRIS itu sangat mudah, sangat aman, dan juga sangat murah dan efisien,” tandasnya.
“Khusus yang transportasi, kami hanya lakukan untuk tanggal 17 Agustus ini, tapi harapan ini bisa menjadi pemicu untuk masyarakat yang kemudian sudah memulai menggunakan QRIS. Bahwa QRIS sesuatu yang mudah,” imbuhnya.
Untuk penggunaan QRIS sektor yang lain, masih menurut Doddy, sementara ini juga memasukkan untuk parkir, bayar jalan tol, yang juga termasuk yang terbesar. “Tapi kalau untuk transportasi di kota Surabaya, masih perlu kita tingkatkan. Sedangkan untuk wisata masih cukup terbatas, makanya kami juga dorong berbagi tempat wisata nantinya kalau ada tiket atau karcis harus dibayar menggunakan QRIS,” ujarnya.
Masalah hambatan kalau di Surabaya seharusnya tidak ada masalah yang signifikan yang berkaitan dengan infrastruktur telekomunikasi. Tetapi kendala lebih banyak kepada kepemahaman mengenai kemudahan dan manfaat dari pengguna QRIS. “Jadi kami terus lakukan kerjasama terutama dengan perbankan, dan juga dengan perusahaan-perusahaan penyedia jasa pembayaran non bank dengan memberikan berbagai insentif, kemudahan, misalkan melekatkannya dengan mobile banking dan berbagai program insentif lain yang dilakukan oleh kawan-kawan perbankan. Sehingga para nasabah dari perbankan dan juga pengguna atau konsumen dari lembaga penyedia jasa non bank tadi semakin kenal dan mudah,” pungkasnya. (Ro)
More Stories
Dankor Brimob Komjen Pol. Imam Widodo: Brimob Harus Kuasai Permasalahan Poleksosbud!
Badilum Pembinaan Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Negeri di Wilayah Jawa Timur
Dahlan Iskan Hadir Sarasehan Interaktif Ditjen Badilum