Surabaya – Bank Indonesia meyakini dan optimis bahwa ekonomi Jawa Timur akan bangkit di tahun 2021 dan 2022 seiring dengan terciptanya sinergi kebijakan dan inovasi Pemerintah Daerah, Bank Indonesia dan lembaga/otoritas lain di Jawa Timur dalam mempercepat pemulihan ekonomi. Demikian disampaikan Budi Hanoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam Pertemuan Tahunan Tahun 2021 “Optimisme Jatim Bangkit: Sinergi dan Inovasi untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi Jawa Timur” yang diselenggarakan pada hari ini (24/11) di Surabaya.
Optimisme akan kebangkitan ekonomi Jatim didukung oleh kondisi fundamental, yang utamanya ditopang oleh sektor pertanian serta kuatnya sektor industri yang menjadikan Jatim sebagai lead export manufaktur. Kondisi ini diperkuat dengan inovasi dan sinergi berbagai pihak dalam menggali potensi yang ada, seperti penguatan kerjasama perdagangan antar daerah, digitalisasi perekonomian, peningkatan inklusivitas UMKM, serta pengembangan ekonomi syariah.
Inovasi dan sinergi kebijakan tersebut telah mampu menjaga momentum kebangkitan ekonomi Jawa Timur di tahun 2021. Di tengah kebijakan pembatasan wilayah, pada triwulan III 2021 ekonomi Jawa Timur tetap mampu tumbuh positif sebesar 3,23% (yoy), lebih tinggi dari Jawa (3,03%, yoy). Sementara pada triwulan IV 2021 pemulihan ekonomi Jatim diperkirakan terus berlanjut sejalan dengan penurunan kasus Covid-19.
Bangkitnya ekonomi Jatim di tengah pandemi Covid-19 tidak lepas dari 4 key success factors, yaitu : (1) menjadikan Jatim sebagai Lead Export Industri Manufaktur; (2) penguatan Jatim sebagai Lumbung Pangan Nusantara (LPN) ; (3) optimalisasi digitalisasi ekonomi; dan (4) menginklusifkan ekonomi Jatim melalui pengembangan UMKM, ekonomi syariah, dan pariwisata. Senada dengan hal tersebut, Gubernur Jatim juga menyatakan kunci sukses akselerasi ekonomi Jatim tidak lepas dari berbagai inisiatif yang dilakukan Pemerintah Daerah, seperti penguatan kerjasama antar daerah dan optimalisasi Lumbung Pangan Nusantara, didukung suksesnya program vaksinasi yang menjadi game changer bagi pemulihan ekonomi.
Ke depan, terdapat beberapa tantangan bagi perekonomian Jatim yang perlu diantisipasi, antara lain tidak meratanya pemulihan ekonomi global, disparitas laju inflasi antar kabupaten/kota di Jatim, pembangunan SDM dan ketersediaan akses internet yang belum merata antara Jawa Timur bagian Utara dan bagian Selatan, serta lemahnya standardisi produk serta masih terbatasnya pembiayaan UMKM. Berdasarkan tantangan tersebut, Bank Indonesia memperkirakan Ekonomi Jatim pada tahun 2022 tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya, pada kisaran 5,0% s.d. 5,8% (yoy) atau kembali ke pola normal pertumbuhan sebelum pandemi Covid-19. Sementara inflasi diperkirakan masih berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional 3 + 1%, sejalan dengan peran aktif TPID terutama melalui optimalisasi Lumbung santara (LPN).
Pertemuan Tahunan Pemprov Jatim dan Bank Indonesia Jatim ini juga menggelar komitmen program bersama, seperti perluasan Rumah Kurasi dan Pondok Kurasi untuk mendukung 1000 produk UMKM, program perluasan Pasar Rakyat Siap Digital, kick off ikrar halal produk UMKM, kick off perluasan program desa wisata halal dan program kandang komunal untuk peningkatan produksi sapi potong. Kerjasama ini diwujudkan dalam rangka penguatan ekosistem UMKM untuk ekonomi Jatim yang inklusif, membangun Jatim sebagai Pusat Industri Halal terdepan serta mewujudkan Jatim sebagai Lumbung Pangan Nusantara. (*/Ro)
More Stories
Raperda APBD Jatim 2025 Resmi Disetujui, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas
Peringatan HKN 2024, Pj. Gubernur Jatim Komitmen Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
SIAP MENANGKAN PILKADA PDIP GELAR PELATIHAN SAKSI