Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya meningkatkan roda perekonomian warga di eks Lokalisasi Dolly. Salah satu wujud upaya itu diimplementasikan pemkot dengan cara membangun Pasar Burung dan Batu Akik yang terletak di Jl. Kupang Gunung Timur I No 14-16 Surabaya.
Pasar Burung dan Batu Akik yang memiliki luas 840 meter persegi ini, diresmikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Rabu (21/10/2020) sore. Peresmian ini pula dihadiri Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan warga sekitar.
Wali Kota Risma mengatakan, bahwa pasar ini dibangun merupakan usulan dari warga. Harapannya, dapat menjadi wadah bagi pecinta burung atau komunitas burung untuk mengadakan lomba sembari berwisata kuliner. Sekaligus pula dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Yang paling penting bagi pemerintah kota bagaimana warga bisa mengakses perekonomiannya lebih baik. Mudah-mudahan mereka bisa jalan di masa pandemi ini,” kata dia di sela acara peresmian.
Di kawasan ini, tak hanya terdapat Pasar Burung dan Batu Akik. Berbagai jenis sentra UMKM, seperti sandal, batik hingga kerupuk ada di sini. Wali Kota Risma menilai, bahwa warga eks Lokalisasi Dolly ini diberikan Tuhan kelebihan lain. Mereka memiliki talenta dan kreativitas yang luar biasa.
“Tuhan memberikan kelebihan lain kepada warga di sekitaran kawasan eks lokalisasi ini, warga di sini dikaruniai talenta. Jadi sekali diajarkan itu mereka bisa mengembangkan luar biasa,” katanya.
Dalam kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini kembali mengungkapkan alasan menutup kawasan yang dulunya menjadi tempat lokalisasi. Bagi Wali Kota Risma, tidak ada tujuan lain saat ia menutup kawasan ini hanya untuk menyelamatkan masa depan anak-anak.
“Terima kasih kepada warga Putat Jaya. Saya juga mohon maaf terpaksa dulu saya harus menutup kawasan ini. Karena saya melihat masa depan anak-anak akan terganggu kalau kondisinya seperti itu,” papar dia.
Meski saat itu sangat berat, namun hal itu harus dilakukan Wali Kota Risma untuk menyelamatkan anak-anak Surabaya. Bahkan, ia mengaku mendapat berbagai ancaman saat akan menutup kawasan lokalisasi ini kala itu. “Meski saat itu berat sekali untuk saya menutup. Tapi yakinlah ini untuk masa depan anak-anak, tidak ada hal lain kecuali itu,” tutur dia.
Seiring berjalannya waktu, eks Lokalisasi Dolly kini telah menjelma menjadi salah satu sentra UMKM di Surabaya. Produk dari warga di eks Lokalisasi Dolly ini pun telah memasuki berbagai pangsa pasar.
Sebagai informasi, sentra Pasar Burung dan Batu Akik ini juga dilengkapi berbagai fasilitas. Di antaranya, 104 gantangan burung untuk lomba, 4 Toilet, Kantor, Musholla, 2 Pos Pam Linmas dan lahan parkir. Terdapat pula 26 stand pedagang burung dan perlengkapan aksesoris burung, 10 stand kuliner dan 1 stand pedagang batu akik. (Tur)
More Stories
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
Menpar: Potensi Wisata Bali Utara dan Barat Belum Digali dan Disentuh Wisatawan
Hadirkan Inovasi Teknologi Terkini, PLN Nusantara Power Pamerkan Langkah Nyata Dorong Transisi Energi di Indonesia