Surabaya, KabarGRESS.com – Dalam upaya literasi sekaligus menambah jumlah penabung saham, PT Bursa Efek Indonesia Perwakilan Jatim akan ekspansi Galeri Investasi (GI) ke kawasan pantai utara (Pantura) Jawa Timur, diantaranya Bojonegoro, Tuban dan Lamongan.
“Jumlah Single Investor Identification (SID) di Jatim sampai 30 November 2018 mencapai angka 102.655 SID. Tahun 2019, jumlah galeri saham akan terus dibuka di berbagai perguruan tinggi yang belum ada, khususnya di kota-kota yang belum ada Galeri Investasi,” tandas Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia Perwakilan Jatim Dewi Sriana Rihantyasni, di sela-sela acara media gathering BEI, Senin (17/12/2018).
Disebutkan Ana, demikian biasa disapa, jumlah GI dari tahun ke tahun terus bertambah. “Seiring dengan bertambahnya galeri investasi, jumlah SID juga bertambah pula,” tuturnya.
Dengan adanya GI ini, diakui Ana, adanya peningkatan jumlah investor usia anak muda antara 18 tahun hingga 25 tahun. Pada 2017 jumlahnya sebanyak 15.958 jadi 23.336 investor atau naik 46,3 persen.
”Kalau secara keseluruhan hingga November 2018, jumlah investor sebesar 102.655 dari 138.173 pemegang rekening efek di Jawa Timur,” urainya.
Sampai saat ini, total GI yang ada di Indonesia sebanyak 411 yang terdiri dari 64 GI syariah dan 347 GI. Jumlah GI itu ada di 393 kampus dari 378 perguruan tinggi. Sementara di non kampus ada 18, di cafe dan kantor pemerintahan serta rumah sakit ada 10 GI dan pasar tradisional ada 10 GI.
Disebutkan, hingga akhir 2018, ada penambahan 11 GI di seluruh Jawa Timur. Dengan demikian saat ini ada 58 GI di Jawa Timur. ”Sekarang ini ada 57 Galeri Investasi di Jatim. Ada tambahan 11 GI. Ini melampaui target kami yang hanya bertambah delapan GI di 2018,” terangnya.
Galeri Investasi yang ada banyak tersebar di kampus-kampus baik negeri maupun swasta. ”Kampus-kampus mulai menyadari pentingnya ada galeri investasi. Karena mahasiswasnya bisa langsung belajar bukan hanya teori tapi juga praktik,” ujarnya.
Antusiasme pihak kampus dibuktikan dengan terus adanya permintaan kepada BEI untuk membuka GI. ”Bahkan dalam satu kampus, ada yang memiliki lebih dari satu galeri investasi,” tuturnya.
Namun memang tidak semua kampus bisa memiliki GI. Karena untuk membuka GI di kampus ada tiga hal yang harus diperhatikan. Yakni, adanya peran BEI, perusahaan anggota bursa dan juga pihak kampus.
”Kadang ada pihak kampus yang tidak ingin bekerjasama dengan perusahaan sekuritas anggota bursa, hanya mau dengan BEI. Akhirnya tidak bisa membuka GI, karena BEI sendiri hanya bisa memberikan teori dan pehamanan tentang bursa, tidak bisa memberikan praktik trading langsung, yang bisa hanya perusahaan sekuritas,” katanya.
Tapi, ada juga yang kampus bersedia untuk menjalin kerjasama dengan BEI dan perusahaan sekuritas anggota bursa, namun pihak sekuritas dibatasi membuka kerjasama pembukaan GI dari perusahaannya. ”Akhirnya walau ada kampus yang mau ya masih belum bisa dibuka sesuai yang mereka inginkan, mungkin ditunda dulu,” ujar Ana.
Syarat yang terpenting untuk membuka GI ini adalah adanya infrastruktur dari kampus untuk membuka fasilitas ini. Juga jumlah mahasiswa cukup besar sehingga keberadaan GI ini bisa lebih bermanfaat.
Ditambahkan, pada kegiatan media gathering kali ini, para awak media berkesempatan melihat langsung proses produksi air mineral salah satu emiten, yakni PT Sariguna Primatirta Tbk, (plant CLEO), berlokasi di Jl Raya Surabaya Malang km 52, Ds Ngadimulyo, Kec Sukorejo, Kab Pasuruan. (ro)
More Stories
Raperda APBD Jatim 2025 Resmi Disetujui, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas
Peringatan HKN 2024, Pj. Gubernur Jatim Komitmen Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
SIAP MENANGKAN PILKADA PDIP GELAR PELATIHAN SAKSI