Surabaya, KabarGress.Com- Rumah Sakit Islam (RSI) yang berada di kawasan Jalan A. Yani Surabaya terus berbenah dalam menjawab kebutuhan dan perkembangan di masyarakat terutama dalam pelayanan kesehatan. Harapanya, RSI menjadi ikon bagi Kota Surabaya di masa mendatang.
Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA dalam sambutanya menuturkan, kedepan RSI itu akan dijadikan sebagai RS pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Selain itu, rumah sakit swasta tertua di Surabaya tersebut juga akan dijadikan sebagai pusat hemodialisa (cuci darah) serta layanan kesehatan dan kecantikan kaum hawa (women health and beauty).
“RSI akan hadir menjadi ikon bagi kota Surabaya,” ujar Mohammad Nuh saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Graha Rumah Sakit Islam Surabaya, Kamis (12/7/2018).
Menurut Mohammad Nuh, pembangunan Graha Rumah Sakit Islam juga untuk mendukung kota Surabaya sebagai kota jasa layanan, terkait dengan layanan kesehatan.
Direktur Rumah Sakit Islam Surabaya dr.H. Samsul Arifin.,MARS menambahkan, sesuai motto New Brand, New Hope, New Spirit RSI Surabaya ingin merubah image masyarakat Surabaya yang dulu beranggapan bahwa RS Islam Surabaya masih dikelola secara konvensional.
Samsul Arifin berharap, RSI Surabaya bisa menjadi rumah sakit rujukan bagi seluruh rumah sakit NU di Indonesia. RS yang berdiri sejak 1975 ini juga diharapkan mampu sebagai Referensi Proyek Percontohan rumah sakit-rumah sakit di bawah naungan NU, terutama dalam hal manajemen, fasilitas dan pelayanan.
“Dengan berdirinya Graha Rumah Sakit Islam, kita berharap terciptanya Spirit baru yang dapat membentuk seluruh karyawan RS Islam Surabaya merasa memiliki dan loyal terhadap rumah sakit,” harapnya.
Sementara Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla yang hadir dalam peresmian Graha Rumah Sakit Islam mengapresiasi NU dalam menyediakan rumah sakit bagi masyarakat.
“Kita harapkan dengan pembangunan ini, RSI bisa memberikan layanan yang islami,” ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menambahkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta lebih sangat tidak mungkin jika semuanya harus dicover oleh Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS). Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.
“Sebaik apapun program pemerintah tanpa dukungan dari pemerintah daerah akan sulit berhasil. Makanya dibutuhkan kerjasama dari semua pihak,” pungkasnya. (Tur)
More Stories
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
KPU Jatim dan FJPI Gelar Sosialisasi Pentingnya Pemilih Perempuan Menggunakan Hak Suara
Raperda APBD Jatim 2025 Resmi Disetujui, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas