22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

TAHUN 2018 PEMPROV FOKUS PENDIDIKAN DUAL TRACK

Surabaya , KabarGress.com – Pengembangan pendidikan dual track menjadi salah satu fokus Pemprov Jatim pada tahun 2018. Konsep dual track ini dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga menjadi berkualitas dan berdaya saing.

“Pendidikan merupakan salah satu strategi pembangunan manusia yang berdaya saing dan fokus Pemprov Jatim di tahun 2018. Dual track ini menambahkan pendidikan agama dan vokasional dengan basis etika, religi dan kultur,” ujar Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat membuka Halaqoh Peningkatan Kualitas Pendidikan Diniyah di Jawa Timur Tahun 2017 di Hotel Luminor Surabaya, Rabu (27/12) malam.

Ia menjelaskan, track pertama, melalui perbaikan kualitas pendidikan formal, diantaranya menambahkan kurikulum di SMA, yakni menyisipkan pendidikan vokasional.

Lebih lanjut disampaikannya, berbagai hal dilakukan Pemprov Jatim pada track pertama ini seperti melakukan link and match antara SMK dengan industri serta perguruan tinggi, filial SMK-PTN, partnership SMK dengan luar negeri, SMK pengampu, ekstra kurikuler di MA, dan peningkatan sarana prasaran SMK.

“Apabila SMA emiliki pendidikan vokasional maka akan membah kualitas lulusannya,” kata Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.

Track kedua, jelasnya, yakni melalui penerapan pendidikan vokasional ke sektor informal seperti pembenahan Balai Latihan Kerja (BLK) berstandar internasional sekaligus memperkuat SMK Mini melalui kerjasama dengan Jerman, dan Bosda Madin.

Menurutnya, penerapan SMK Mini dan BLK di Jatim mampu menghasilkan tenaga kerja baru. SMK Mini ini kebanyakan gandengan dengan pondok pesantren, dan merupakan salah satu wujud kepedulian pemprov untuk meningkatkan keterampilan para santri di pondok pesantren agar pasca mondok mereka tidak kesulitan untuk mencari pekerjaan.

Pakde Karwo Paparkan Kondisi SMK Mini dan Bosda Madin

Pada kesempatan yang sama, Pakde Karwo memaparkan kondisi SMK Mini dan Bosda Madin. Hingga tahun 2016, Jatim telah memiliki 264 lembaga SMK Mini dengan jumlah siswa sekitar 47.520 siswa. Dari total siswa tersebut, telah menghasilkan lulusan sebanyak 47.250 siswa yang terdiri dari 7.128 orang melanjutkan sekolah, 28.513 orang diterima bekerja, dan 11.880 orang wirausaha.

Pada tahun 2018, lanjutnya, Pemprov Jatim akan mengembangkan SMK Mini lebih besar lagi. Targetnya ada 50 ribu siswa dengan bantuan per siswanya sebanyak Rp. 500 ribu. “Fokus tahun 2018 adalah bantuan operasional sekolah. Anggarannya untuk SMK Mini di tahun 2018 sekitar Rp. 25 milyar,” tegas orang nomor satu di Jatim tersebut.

Sedangkan untuk Bosda Madin bertujuan untuk memberikan bantuan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan mendasar dan pokok bagi santri / warga belajar / siswa sasaran. Untuk santri ULA diberikan Bosda Madin sebanyak Rp. 15 ribu per bulan, santri Wustho sebanyak Rp. 25 ribu per bulan, sementara ustad / guru / pengasuh diberikan Rp. 300 ribu per bulan.

Untuk lebih meningkatkan kualitas SDM pengajar pendidikan non formal, Pemprov Jatim memberikan program beasiswa kualifikasi akademik guru madin. Dari tahun 2006 hingga 2017 terdapat sebanyak 10.952 yang diberikan beasiswa dengan lulusan mencapai 7.595 guru madin.

 

Di akhir paparannya, Pakde Karwo berharap dengan diselenggarakannya Halaqoh oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Jatim ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan diniyah. “Pendidikan diniyah salafiyah harus terus membesar. Jangan sampai pendidikan diniyah salafiyah ataupun pondok pesantren mengecil,” pungkasnya.

Pendidikan Diniyah Jatim Berkembang Pesat

Sementara itu, Ketua LPPD Jatim Drs. H. A. Hamid Syarief MH melaporkan, secara kuantitatif, pendidikan diniyah Jatim menunjukkan perkembangan yang pesat. Tahun 2014, Ma’had Aly berjumlah 3 lembaga, pendidikan diniyah formal Ulya berjumlah 4 lembaga, pendidikan diniyah formal Wustho’ berjumlah 0 lembaga, dan pendidikan muadalah berjumlah 5 lembaga.

Untuk tahun 2017 semakin meningkat lagi, yakni Ma’had Aly berjumlah 10 lembaga, pendidikan diniyah formal Ulya sebanyak 9 lembaga, pendidikan diniyah formal Wustho’ berjumlah 9 lembaga, dan pendidikan muadalah berjumlah 23 lembaga.

Selain jumlah pendidikan diniyah yang semakin meningkat, jelasnya, Pakde Karwo selama memimpin Jatim juga telah memfasilitas pendidikan Diniyah Jatim dengan melaksanakan program kualifikasi guru madin dan biaya operasional sekolah daerah sejak 2006. ( hery)