Surabaya, KabarGRESS.com – Pada Juli 2017 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,15 persen. Dari 8 kota yang menghitung Inflasi, enam kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami Deflasi. Inflasi paling tinggi yaitu 0,30 persen terjadi di Kota Malangsedangkan inflasi terendah di Kota Jember yaitu sebesar 0,07 persen. Dua Kota yang mengalami deflasi ialah Kota Kediri dan Kota Probolinggo yang masing-masing mencapai 0,11 persen dan 0,07 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Teguh Pramono, mengatakan kerja keras pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga atau inflasi menjelang Puasa hingga sampai Lebaran dengan menggelar berbagai kegiatan pasar murah, operasi pasar (OP) dan Disperindag. “Juga ketersediaan pangan oleh dinas pertanian serta lancarnya distribusi bahan pokok dari produsen ke konsumen,” ungkapnya, Selasa (1/8/2017).
Pola perubahan harga pada Juli 2017 ini tidak terlalu berubah dibanding bulan-bulan Juli sebelumnya selama sepuluh tahun terakhir. Semenjak Juli 2008 hingga Juli 2017 selalu terjadi inflasi. Juli 2013 merupakan inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,96 persen sedangkan inflasi terendah pada bulan Juli 2017 sebesar 0,15 persen.
Pada Juli 2017, dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi, sedangkan yang mengalami deflasi hanya kelompok bahan makanan. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi ialah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang mencapai 0,40 persen, kemudian transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,32 perse.
Selanjutnya kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,21 persen, sandang 0,19 persen, kesehatan 0,19 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,17 persen.
“Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi pada Juli 2017 ialah angkutan udara, telur ayam ras, dan bawang merah. Kenaikan tarif angkutan udara yang disebabkan oleh tingginya permintaan moda transportasi udara pasca lebaran atau arus mudik dan akhir masa liburan ini mendorong terjadinya inflasi di kelompok transpor, komunikasi, dan jasa jeuangan,” terangnya.
Pasca lebaran, stok telur ayam ras justru mengalami penurunan, hal ini mengakibatkan harganya merangkak naik. Selain itu ketersediaan stok bawang merah di pasar yang berkurang akibat adanya gagal panen di beberapa daerah yang mengakibatkan harganya juga mengalami kenaikan di pasar, hal ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan harga di pasaran.
Selain komoditas yang mendorong laju inflasi di atas, beberapa komoditas juga menjadi penghambat terjadinya inflasi pada Juli 2017 ini. Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya deflasi ialah turunnya harga bawang putih, daging ayam ras, dan emas perhiasan. Harga bawang putih terus berangsur-angsur turun dari harga semula yang cukup tinggi pada bulan sebelumnya menjadi salah satu faktor penghambat inflasi.
Stok yang cukup di pasar, juga membuat harga bawang putih semakin turun. Harga cabai merah juga menjadi semakin terkendali di pasar setelah lebaran. Hal ini juga disebabkan oleh stok yang cukup di pasar. Sementara itu, turunnya harga emas dunia juga berimbas pada turunnya harga emas perhiasan pada Juli 2017.
Selain tiga komoditas utama pendorong inflasi di atas, komoditas lain yang juga mendorong terjadinya inflasi bulan Juli ialah naiknya harga daun pintu, mobil, sepeda motor, bimbingan belajar, teh manis, rokok kretek filter, dan garam.
Dari Kota yang menghitung Inflasi, enam kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami Deflasi. Inflasi paling tinggi yaitu 0,30 persen terjadi di Kota Malang sedangkan inflasi terendah di Kota Jember yaitu sebesar 0,07 persen. Dua Kota yang mengalami deflasi ialah Kota Kediri dan Kota Probolinggo yang masing-masing mencapai 0,11 persen dan 0,07 persen.
Laju inflasi tahun kalender Jawa Timur di bulan Juli 2017 mencapai 3,12 persen, angka ini lebih tinggi dibanding tahun kalender Juli 2016 yang hanya sebesar 1,85 persen.Laju inflasi tahun ke tahun (yoy) Jawa Timur di bulan Juli 2017 mencapai 4,02 persen, angka ini sedikit lebih tinggi dibanding Juli 2016 yang hanya sebesar 3,19 persen.
Pada Juli 2017 semua ibukota provinsi di pulau Jawa mengalami inflasi kecuali kota Bandung yang menagalami deflasi 0,27 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang yang mencapai 0,60 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,15 persen. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan