Surabaya, KabarGRESS.com – Menyambut tahun ajaran baru, Premiere School of Ballet (PsoB) mengajak para siswanya berunjuk kebolehan setelah melewati ujian ballet beberapa waktu lalu. PsoB telah mempersiapkan pergelaran tari ballet sebanyak 2 (dua) nomor yang akan diselenggarakan pada 28 Juli 2017 di Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya yang telah berwajah baru dan semakin elegan ini.
“2 (dua) nomor tari yang kami persembahkan yaitu ”Shrek” dan “The Firebird”. Sengaja kami mengusung judul Shrek ini karena belum pernah ada koreografi ballet yang dibuat dan ditampilkan di dunia,” jelas owner PsoB, Sylvi Panggawean, ST, ARAD, RAD (TC), di sela-sela konferensi pers, Kamis (27/7/2017).
Selama ini hanya sebatas operet musikal, jadi banyak percakapan, nyanyian, dan sediklt tarian. PsoB mengemas kisah ini hingga menjadi tarian ballet full selama 80 menit. ”Shrek” yang kami adaptasi dari film animasi karya Dreamworks sangat lucu dan menghibur, juga tersirat pesan moral yang disampaikan melalui cerita tersebut.
Dikoreografi oleh Sylvi Panggawean, ST, ARAD, RAD (TC) dan Lie Chen, RAD (TC), tarian ini akan ditampilkan sekitar 125 murid mulai usia 3,5 tahun sampai dewasa. Dengan pemeran utama Shrek yaitu Michelle Wiradinata, ARAD (17 lahun), lulusan termuda dari Premiere School of Ballet yang telah menuntaskan tingkat Advanced 2 Royal Academy of Dance-London.
Penari-penari Premiere School of Ballet akan membius penonton dengan kelincahan penampilan dan kemampuan ballet mereka dengan balutan kostum yang apik bahkan ada penari yang tampil berhijab. PsoB memang memberi wadah bagi pemakai hijab sehingga tetap dapat menyalurkan balletnya tanpa ada rasa yang kurang nyaman.
”Shrek” adalah makhluk jenis Ogre, yang berbadan besar, tidak tampan dan sempurna seperti pangeran di cerita dongeng pada umumnya, namun Shrek memiliki hati yang baik, penolong peduli terhadap makhluk sekitarnya. Shrek yang tinggal di rawa-rawa, awalnya ditakuti oleh makhluk lainnya karena dianggap sebagai monster.
Kehidupannya mulai terusik dengan hadirnya anak buah Lord Farquaad yang menangkapi makhluk-makhluk dunia dongeng untuk dibuang dari kota Duloc. Untuk membantu membebaskan makhluk dongeng tersebut, Shrek bersama dengan Donkey datang menemui Lord Farquaad.
Namun Shrek diminta untuk beradu dengan anak buahnya, bila Shrek kalah, Shrek harus kembali ke rawanya dan makhluk negeri dongeng tetap akan dibunuh. Apabila Shrek menang, tidak langsung Lord Farquaad mau membebaskan makhluk negeri dongeng.
Shrek harus menyelamatkan dan membawa Putri Fiona yang berada di kastil tua yang dijaga oleh seekor naga, dimana semua yang mencoba datang membebaskan Putri Fiona, pasti mati terkalahkan oleh naga. Dengan keberanian dan taktiknya, Shrek dibantu dengan Donkey berhasil melumpuhkan naga dan membawa Putri Fiona keluar dari kastil.
Fiona sendiri adalah seorang putri yang menerima kutukan, di kala pagi hari Fiona tetap menjadi seorang putri cantik nan jelita, namun di kala matahari terbenam, Fiona berubah menjadi seorang Ogre. Kutukan tersebut akan musnah apabila Fiona menemukan cinta sejatinya dan mendapat sebuah ciuman.
Di saat mereka bertiga berhasil meloloskan diri dari Naga, timbullah rasa suka antara Shrek dan Fiona. Namun Shrek sempat salah paham manakala mendengar pembicaraan Fiona yang mengungkapkan sebenamya siapa dirinya itu kepada Donkey. Shrek langsung pergi ke istana Lord Farquaad dan mengantar Lord Farquaad ke tempat peristirahatan sementara Fiona. Shrek kemudian dijeiaskan oleh Donkey bahwa sesungguhnya Fiona menyukai Shrek dan Fiona adalah juga Ogre sejenis Shrek.
Shrek dan donkey segera menyusul Fiona yang hendak dipersunting oleh Lord Farquaad. Lord Farquaad marah karena upacara pernikahannya terusik Shrek. Dia memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Shrek dan Donkey. Dibantu oleh Naga penjaga kastil yang telah menjadi sahabat baik Donkey, anak buah Lord Farquaad terkalahkan dan Lord Farquaad pun ditelan hidup-hidup oleh Donkey.
Shrek pun menyatakan cintanya kepada Fiona. Donkey dan makhluk negeri dongeng bergembira dan segera mempersiapkan pernikahan Shrek dan Fiona. Mereka berdua akhimya dapat hidup berbahagia.
Sedangkan ”The Firebird” adalah tarian ballet klasik karya dari Mikhail Fokine (1910) yang akan ditarikan oleh 22 murid-murid senior pilihan dengan durasi sekitar 35 menit. Pemeran utama “The Firebird” adalah Melisa Sugianto, S.Si, ARAD (22 tahun).
Mengisahkan tentang seekor burung api yang mempunyai kekuatan magis namun baik hati. Ketika di suatu hari ia tertangkap oleh Prince lvanovich yang tersesat di hutan, si Firebird terkejut melihat ada seorang manusia yang bisa menyentuh dirinya, dan memberikan manusia tersebut sehelai bulu sebagai ganti melepaskan dirinya.
Tak lama kemudian, dari dalam istana gelap muncullah seorang putri cantik bemama Tsarevna bersama putri-putri lainnya, dan terpikatlah Prince lvanovich kepada Tsarevna.
Koschei, sang penyihir jahat yang menyimpan jiwanya di dalam sebuah telur, segera mengetahui bahwa terdapat penyusup di kastilnya, dan memisahkan mereka berdua. Saat Koschei baru saja mulai menyerap jiwa Prince lvanovich, sehelai bulu milik Firebird dikeluarkan dan membuat Firebird segera datang membantu.
Firebird berhasil membuat Prince lvanovich memecahkan telur milik Koschei, sehingga bisa membebaskan putri-putri yang tertangkap di dalamnya. Prince lvanovich pun bahagia, bisa hidup bebas dan bahagia bersama Tsarevna. (ro)
Teks foto: Para penari ballet dan Sylvi Panggawean, ST, ARAD, RAD (TC).
More Stories
Pemerintah Resmi Umumkan Pilkada Serentak 27 November Libur Nasional
HUT Humas Polri, Kadiv Humas Apresiasi Berangkatkan Personel dan Media Ibadah Umroh
Hadiri Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Pj Gubernur Adhy Harapkan Rupiah Jadi Alat Perekat Bangsa