Surabaya, KabarGress.com – Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo menawarkan empat jaminan kemudahan bagi pengusaha Australia yang ingin berinvestasi di Jatim. Empat jaminan tersebut meliputi kemudahan perijinan, ketersediaan lahan, ketersediaan energi atau listrik, serta iklim buruh yang kondusif. Tawaran tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan delegasi parlemen dari Australia di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (11/7/2017).
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, keempat tawaran tersebut mendukung posisi Jatim yang sangat strategis bagi investasi, yakni sebagai hub Indonesia Timur atau di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa (center of grafity). “Logistic dan connectivity kita sangat baik, karena banyak barang yang dikirim ke Indonesia timur melalui pelabuhan yang ada di Jatim, sehingga sangat efisien bila berivestasi di Jatim,” ungkapnya.
Gubernur melanjutkan, pasar Indonesia sangat menguntungkan bagi Australia. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta orang, atau sekitar 40 persen pasar ASEAN ada di Indonesia. Untuk itu, ia berharap setelah pertemuan ini akan ada pertemuan lanjutan yang membahas kerjasama kedua belah pihak. “Saya harap setelah ini ada one on one business meeting di bidang ekonomi dan juga bidang pendidikan, saya akan buat prosepektusnya dan kemudian mempresentasikannya,” ungkapnya.
Pakde Karwo mengatakan, Australia dan Indonesia adalah tetangga dekat, sehingga hubungan keduanya harus berjalan dengan baik. Selain itu, Jatim sendiri telah lama menjalin kerjasama dengan Australia di bidang ekonomi, pendidikan, dan perdagangan. Terlebih lagi Jatim merupakan sister province bagi Australia Barat.
Ditambahkannya, Jatim adalah provinsi yang sangat plural dalam bidang agama, suku, kebudayaan dan ras. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan sebagai provinsi paling aman dan nyaman selama tiga tahun berturut-turut. Islam di Jatim, lanjutnya, adalah islam moderat, yang menerima kebudayaan. “Dalam Islam disebut Rahmatan Lil Alamin, yakni menghargai manusia, dekat dengan Tuhan dan juga peduli terhadap lingkungan,” katanya.
Investasi Australia di Jatim sampai dengan Triwulan I Tahun 2017 sebanyak 66 proyek dengan nilai investasi sebesar 894 juta USD dan menyerap 3.772 tenaga kerja. Nilai investasi terbesar meliputi sektor konstruksi, makanan, kayu, dan mineral non-logam. Dalam bidang perdagangan, adapun komoditas utama non migas Jatim yang diekspor ke Australia diantaranya kayu, bahan bakar dan mineral, kertas, produk industri farmasi, serta besi dan baja. Sedangkan komoditas utama non migas Jatim yang diimpor dari Australia diantaranya gandum-ganduman, perhiasan/permata, alumunium, mesin-mesin, serta berbagai produk kimia dan plastik.
Sementara itu, ketua delegasi parlemen Australia, Kevin James Andrews MP mengatakan, rencananya dalam waktu dekat Pemerintah Australia akan membuka kantor Konsulat Australia di Surabaya. Pembukaan konsul ini tentunya akan memberikan banyak manfaat bagi kedua belah pihak, terutama dalam bidang investasi.
Menurut Kevin, dalam bidang pendidikan, Australia menjadi negara tujuan pertama masyarakat Indonesia. Dimana ada kurang lebih 20 ribu mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Indonesia setiap tahunnya.
Terkait usulan kerjasama dagang dan investasi yang disampaikan Gubernur Soekarwo, Kevin sangat menyambut baik. “Saya akan menyampaikan secara pribadi usulan Bapak kepada Menteri Perdagangan Australia,” ungkapnya.
Anggota parlemen yang hadir pada pertemuan kali ini yaitu Kenneth Desmond O’Dowd, Catherine Elizabeth O’Toole MP, dan Senator Kimberley Jane Kitching Turut mendampingi delegasi dalam pertemuan ini Cameron Hill (Sekretaris Delegasi), Dr Christian Hirst, PLT Minister Counsellor bidang Politik dan Diplomasi Publik, Marcus Soawyer (Sekretaris Dua bidang Politik di Kedubes Australia) dan Natasa Najdovski (Sekretaris Dua bidang Politik di Kedubes Australia). (hery)
More Stories
Pemerintah Resmi Umumkan Pilkada Serentak 27 November Libur Nasional
HUT Humas Polri, Kadiv Humas Apresiasi Berangkatkan Personel dan Media Ibadah Umroh
Hadiri Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Pj Gubernur Adhy Harapkan Rupiah Jadi Alat Perekat Bangsa