Surabaya , KabarGress.com – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo mendampingi Presiden ke-6 Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa “SBY” bersilaturahmi dengan para tokoh agama
di Jatim, seperti kiai, ulama dan masyayikh di Hotel Shangrilla Surabaya, Jumat (16/6/ 2017).
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan, kunjungan SBY sangat dinanti-nantikan baik secara pribadi maupun oleh seluruh masyarakat Jatim. Hal serupa tentu juga dirasakan
oleh SBY yang merupakan salah satu putra terbaik yang menjadi kebanggaan Jawa Timur.
“Sebelum berkunjung, Pak SBY bercerita kepada saya bahwa beliau kangen bersilaturahmi ke Jatim, khususnya untuk bertemu dengan para tokoh agama. Kami mewakili pemerintah dan
masyarakat Jatim juga merasakan hal serupa, kehadiran Pak SBY menjadi bagian untuk memperkuat kehidupan yang aman, nyaman dan penuh rahmat di Jatim” katanya
Masih menurut Pakde Karwo, kehidupan yang aman dan nyaman tersebut karena Jatim adalah provinsi berbasis religius. Dimana lima dari sembilan wali (wali songo) yang ada di Indonesia
berasal dari Jatim, kemudian banyak pondok pesantren atau ponpes dan kiai-kiai besar ada di Jatim, serta santri dan ponpesnya sangat moderat dan cinta pluralisme.
SBY MINTA WASPADAI TIGA ISU INTERNASIONAL
Dalam kesempatan sama, Presiden RI ke-6 Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, terdapat tiga isu yang harus diwaspadai oleh bangsa ini, yakni isu ketidak akuran antara Qatar
dengan negara-negara Teluk, seperti Arab Saudi, UEA dan Bahrain, maraknya aksis terorisme di negara-negara Eropa, dan islamophobia yang mulai mewabah di dunia.
Terkait konflik Qatar dengan negara-negara Teluk, SBY mengkhawatirkan jika konflik itu akan dimanfaatkan oleh negara-negara barat seperti Amerika Serikat (AS) untuk melemahkan
negara-negara Islam ataupun untuk kepentingan tertentu. Apalagi setelah konflik terjadi, ada persetujuan bahwa Qatar membeli puuhan jet tempur F-15 dari AS seharga 12 miliar dolar AS.
“Sementara disisi lain, negara-negara Teluk semakin menyolidkan barisan untuk memutuskan hubungan dengan Qatar. Ini bisa menjadi perang jika tidak dilerai sejak dini. Mungkin bagi negara
barat tidak akan prihatin, tapi bagi masyarakat dan peradaban Islam, tentu ini memprihatinkan ” ujarnya.
Isu kedua, adalah maraknya aksi terorisme di negara-negara barat, seperti di Inggris, Prancis, Belgia, dan Turki. Aksi-aksi tersebut menimbulkan gelombang kebencian yang juga menjadi isu
ketiga, yakni Islamophobia. Yakni perasaan benci, tidak suka, dan takut kepada semua yang berbau Islam. Islamophobia kian mewabah seiring dengan maraknya aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam di eropa.
” Tiga isu itu patut menjadi perhatian kita bersama, InshaAlalh kita bisa memberikan kontribusi pada dunia untuk mencarikan solusinya. Indonesia bisa menjadi contoh bagaimana Islam nusantara
menjadi rahmatan lil’alamin. Kita harus berjuang untuk menetralisir islamophobia itu dengan cara yang baik” katanya.
“Mari kita bersuara, pemuka agama Islam diseluruh Indonesia bersuara lewat media apapun untuk membantah berita bahwa Islam identik dengan teroris yang diangkat media-media di dunia. Mari kita gelorakan Islam sesungguhnya dengan cara-cara yang santun dan Islami” pungkasnya (hery)
More Stories
Hadiri Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Pj Gubernur Adhy Harapkan Rupiah Jadi Alat Perekat Bangsa
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean
KPU Jatim dan FJPI Gelar Sosialisasi Pentingnya Pemilih Perempuan Menggunakan Hak Suara