Ngawi, KabarGRESS.com – Orangtua harus pandai-pandai menyikapi perkembangan jaman. Jangan membiarkan anak terpengaruh dan dipengaruhi pendidikan yang bertentangan dengan ajaran agama dan pemerintah. Apalagi terjerumus dalam kubangan aliran agama sesat. “Anak-anak penyelamat orangtua. Masukkan anak-anak ke madrasah diniyah agar mendapat pendidikan agama yang baik. Karena kurang pendidikan agama, anak-anak kita bisa terjerumus dalam aliran sesat,” tutur KH Qomari, saat berbicara di acaraHaflah Akhirussanah Madrasah Diniyah Al HadiNgasinan, Ngancar Kec. Pitu.
Dijelaskan, Sekarang ada berbagai macam aliran, radikalisme, terorisme dan lainnya. Orangtua harus mampu memberi pemahaman agama yang benar. Jangan sampai anak-anak dibiarkan tanpa memberikan pendidikan agama yang benar. “Sekarang banyak aliran yang macam-macam.Orangtua harus makin hati-hati. Kasus pelarangan organisasi kemasyarakatan dan keagamaan oleh Pemerintah harus jadi pembelajaran. Pemerintah mengindikasikan bahwa kegiatan ormas keagamaan itu ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan paham khilafah, ” ujar Qomari.
Menurut Qomari, para pendiri bangsa diantaranya ada para ulama, santri, pejuang agama. Mereka mati-matian berjuang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dasar negaranya Pancasila, UUD-nya UUD 1945, dan sepakat menghargai Kebhinekaan. Mengusik Pancasila dengan mengganti dengan paham dasar negara lain, sama saja ingin membubarkan NKRI. Pancasila dan NKRI sudah hargamati. “Nguthik-nguthik NKRI maupun Pancasila harus berhadapan dulu dengan warga nahdliyin. Hadapi dulu nahdliyin. NKRI harga mati, Pancasila harga mati,” kata pengasuh YayasanPendidikan Darussalam Kedunggalar ini.
Untuk itu, Qomari meminta agar orangtua memasukan anak-anaknya ke madrasah diniyah agar kelak memiliki bekal ilmu agama yang mumpuni. Ilmu agama sangat penting karena ilmu agama yang benar adalah membentuk akhlak mulia pada anak-anak. Anak berahklak penyelemat orang tua dunia akherat. “Sebagai orangtua hati-hati, jangan sampai anak-anak terjerumus dalam aliran yang bertentangan dengan agama dan pemerintah. Ikuti ormas keagamaan yang tidak bertentangan dengan ajaran agama dan pemerintah,” ujarnya.
Mantan pegawai Departemen Agama ini juga mengingatkan umat Islam harus menjaga kerukunan beragama dan berbangsa. Guyub rukun, tidak eker-ekeran, menjaga kelestarian kemerdekaan. Jangan memperdebatkan ajaran atau paham orang lain, sehingga menimbulkan ketidakrukunan. “Boleh berbeda paham tapi nggak boleh ngomongin paham yang bukan pahamnya. Apalagi tidak paham dengan paham itu, maka ujungnya akan keseleo lidah. Kasus surat Al Maidah : 51 yang bukan urusannya jadinya keseleo lidahnya. Kasus ini harus jadi pelajaran. Jangan membicarakan yang bukanurusannya,” ujarnya.
Yang memprihatinkan, lanjut Qomari, masih saja sesama umat Islam saling gontok-gontokan. Mempersoalkan yasinan, bacaan qunut, mempersoalkan jumlah sholat tarwih. Itu harus ditinggalkan, karena akan menimbulkan konflik yang tidak habis-habisnya. “Sekarang ini sesama muslim sajam asih pating pecotot. Kalau ada yang yasinan jokdiloke, kalau sholat tarwih 20 rakaat yo jok diloke itu bid’ah. Agamo itu gampang. Kokdigawe angel-angel. Jok gampang bid’ah-bid’ah, itu menjadikan bperkara,” ujarnya.
Nah, untuk berdakwah ikuti jejaknya rosululloh. Berdakwah dengan akhlak, tidak menggunakan kekerasan, denganlemahlembut.“Nggausah neko-nekolah. Jaga Persatuan dan kesatuanbangsa,” katanya. (giek)
Teks foto: Suasana pengajian.
More Stories
Ayo ke TPS! Pilkada Serentak, Rabu 27 November 2024
Pj Gubernur Adhy Apresiasi Distribusi Logistik Pilkada 2024 di Jatim Terbanyak se-Indonesia
Hari Kesehatan Nasional Ke-60, Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Tim Yankes Bergerak Layani 1.067 Masyarakat Pulau Kangean