Tulungagung, KabarGress.com – Kedatangan Ketua Dewan Pimpinan Nasional ( DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ,Jendral Purn Moeldoko, di Desa Tugu Kecamatan Sendang beberapa waktu lalu disambut hangat oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan masyarakat setempat.
Moeldoko didampingi Wakil Ketua DPP HKTI Jatim Eko Puguh beserta pengurus yang lain , kunjungannya ke desa Tugu Sendang tersebut dalam rangka simulasi tebar benih padi M 400 . “ Kehadiran Pak Moeldoko ke Desa Tugu dalam rangka simulasi tebar benih padi M400 vs budidaya konvensional,” ujar Eko Puguh.
Menurut Eko Puguh ,orang nomor satu DPN HKTI tersebut bukan hanya menyaksikan, namun ikut membaur ditengah petani bersama Bupati Tulungagung Sahri Mulyo, Peni Suprapto, Kades Tugu Parlan untuk melakukan penebaran benih padi M400. “ Pengurus HKTI Jatim bersama Pak Moeldoko juga turut kesawah bersama para petani ikut menebar benih padi,” ujarnya. Para petani merasa senang lantaran Mantan Panglima TNI ini tanpa rikuh ikut berbasah –basahan simulasi menebar benih padi M 400 disawah.
Verietas padi M 400 merupakan hasil penelitian panjang dilakukan oleh tim peneliti , yang di inisiasi serta dibiayai oleh Ketua DPN HKTI ini. Maksud serta tujuannya kata Eko Puguh dalam kerangka meningkatkan hasil produksi gabah petani, sekaligus sebagai upaya nyata Jendral Purn Moeldoko meningkatkan penghasilan petani dan kesejahteraan ekonomi para petani.
Varietas M 400 ungkap Eko Puguh dipastikan mampu meningkatkan hasil pendapatan petani, dari Rp 800,375 / bulan/hekater, bakal meningkat menjadi Rp 4,432, 500 ,- dengan ketentuan : 1. Ongkos tenaga kerja (labor fee) disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. 2. Cara Penanaman M400, mengikuti Standart Operation Procedure Yang benar.
Untuk musim tanam pertama M400 menghasilkan panen 8 ton/hektare, penanaman kedua produksi gabah petani meningkat menjadi 12 ton/hectare dan penanam ketiga dengan modal yang sama , hasil panen gabah petani meningkat tajam menjadi 16 ton/hektare.
Sedangkan untuk menekan biaya produksi sebaiknya biaya tenaga kerja di sesuaikan dengan wilayah masing- masing . Bila sebagian pekerjaan menggunakan mekanisasi maka biaya produksi akan menurun lagi. Artinya tandas Eko Puguh varietas M400 biaya produksi lebih familiar , tidak menguras kantong petani, tapi menyumbang hasil maksimal bagi petani.
Eko Puguh lebih lanjut menjelaskan untuk varietas M70D memang lebih sedikit ditahap awal penanaman tapi dalam 1 tahun bisa berproduksi 4 X dengan urutan tanam padi polowijo padi. Kenapa disela dengan penanaman polowijo agar mata rantai hama penyakit terputus. “ Dengan metoda seperti itu, upaya HKTI untuk mendongkrak incom petani bakal mampu diwujudkan,”kata Eko Puguh.
Sementara sebagai upaya optimalisasi penggunaan padi M 400 dan M 70 D, HKTI bakal mengadakan pelatihan teknis kepada perwakilan Gapoktan sebanyak 52 orang dari 34 Kabupaten /kota. “ 52 orang petani perwakilan Gapoktan telah siap mengikuti pelatihan , dan pembekalan teknis penanaman padi M400 dan M70D. Setelah mereka ini memperoleh pengetahuan , akan kembali ke daerah masing –masing menjadi treaner penanaman varietas ini kepada para petani di kecamatan masing –masing,” pungkasnya. (hery)
More Stories
Jelang Hari KORPRI Tahun 2024, Pj Gubernur Jatim Pimpin Ziarah Makam Tiga Tokoh Pahlawan Bangsa
KPU Jatim Luncurkan Data Center untuk Monitoring Pilkada Serentak 2024
Smartfren Rayakan Budaya dan Karya Anak Bangsa dengan Pagelaran Musik Malam 100 Cinta