Surabaya, KabarGRESS.com – Kasus obesitas di dunia semakin meningkat dan bahkan diduga menjadi salah satu penyebab kematian yang signifikan. Indonesia sendiri berada di urutan ke-10 sebagai negara dengan penderita obesitas terbesar di dunia. Obesitas bisa menyebabkan kematian dan memiliki risiko 62% lebih besar meninggal akibat penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan 93 kali lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal.
Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan dinding dada akan menekan paru-paru sehingga sulit bernafas. Penderita obesitas biasanya tertekan (tidak percaya diri) dengan keadaan tubuh mereka sehingga dapat terjadi gangguan psikologi. Obesitas menyebabkan sendi bekerja lebih keras karena harus menahan beban yang besar. Bila tidak segera ditangani maka hal ini akan menyebabkan terjadinya Osteoarthritis. Menyebabkan gangguan pada sistem hormon dan memperbesar risiko timbulnya penyakit kanker. Sel lemak yang berlebih bisa meningkatkan produksi hormon yang merangsang pertumbuhan sel kanker.
Head of Product Marketing Deptartment PT CNI, Lingke Tirtakencana mengatakan saat seseorang merasa kegemukan, biasanya mereka langsung menjalankan diet, yaitu mengurangi atau bahkan menghindari makan. Dan makanan yang biasanya dihindari adalah makanan berlemak seperti gorengan atau daging. Faktanya, penyebab kegemukan bukan hanya makanan berlemak tapi juga makanan manis. “Makanan manis adalah makanan yang termasuk sumber karbohidrat seperti nasi putih, kue, bolu, dsb. Di dalam tubuh, karbohidrat yang ada di dalam makanan ini akan terurai menjadi glukosa dan atau fruktosa,” kata Lingke.
Lingke menjelaskan manusia membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Bila berlebih, glukosa akan disimpan sebagai glikogen di dalam otot dan hati. Namun bila terlalu berlebihan pasti akan mempengaruhi kesehatan. Secara alami, fruktosa terdapat di dalam buah-buahan, sayur dan madu asli. Fruktosa inilah yang menyebabkan makanan tersebut memiliki rasa manis. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, saat ini banyak beredar makanan dan minuman yang mengandung Fruktosa sintetis atau biasa disebut dengan High Fructose Corn Syrup. Karena bersifat sintetis maka tentu saja akan membahayakan kesehatan bagi yang mengonsumsinya terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.
Metabolisme Fruktosa 100% dilakukan di hati sehingga akan memperberat kerja hati. Jika terlalu banyak dan hati tidak cukup cepat memprosesnya, akan terbentuk lemak yang akan diteruskan di aliran darah dalam bentuk trigliserida. Bahayanya, terlalu banyak trigliserida akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah serta menyebabkan resistensi insulin.
Lingke menambahkan bahwa yang perlu diketahui trigliserida disimpan sebagai lemak di bawah jaringan kulit. “Maka bila timbul lipatan-lipatan lemak di bagian tubuh seperti perut, paha, pinggang dan lengan Anda, itu artinya trigliserida Anda sangat berlebih” jelasnya.
Cara mencegah Obesitas seperti berolahraga secara rutin, aktivitas fisik sangat penting untuk membantu pembakaran lemak dalam tubuh. Olahraga yang disarankan adalah minimal 2-3 kali dalam seminggu dengan waktu 30 menit setiap berolahraga. Menghindari ‟si manis‟ atau asupan gula tambahan. Dalam menu makanan kita sehari-hari sebenarnya kebutuhan gula sudah terpenuhi. Jadi sebenarnya tubuh kita sudah tidak memerlukan gula tambahan lagi.
Gula tambahan yang dimaksud disini adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman kita seperti teh manis, jus buah, cemilan yang manis (kue, bolu), dll.
Lingke mengatakan bahwa mengonsumsi makanan tinggi serat akan dicerna secara perlahan sehingga gula darah tidak langsung melonjak tinggi. Selain itu, serat akan memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan tentunya hal ini akan mencegah kita dari keinginan untuk ngemil.
CNI memiliki suplemen serat yang terbuat dari hasil pertanian Organik di Montana, Amerika Serikat yang dibudidayakan secara alami dan terhindar dari paparan bahan kimia berbahaya, yaitu CNI Organik Dietary Fiber Powder terbuat dari beragam jenis serat yaitu serat larut air dan serat tidak larut air, yaitu biji-bijian seperti gandum, beras merah untuk membantu membersihkan usus dan detoksifikasi pencernaan. kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai untuk memelihara kesehatan usus, mengontrol gula darah, mencegah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Tanaman hijau seperti Chlorella, spirulina, dunallella, alfalfa, teh hijau, licorice, barley untuk melindungi sel, meningkatkan imunitas dan memperlancar peredaran darah. Buah-buahan seperti nanas, jeruk, wortel, pisang, aprikot, apel, acerola berry yang kaya akan sumber gizi bagi bakteri baik di dalam pencernaan. Madu sebagai sumber energi dan perasa alami. Prebiotik untuk membantu pertumbuhan bakteri baik. Enzim untuk membantu pencernaan dan pembuangan racun.
Lingke menjelaskan bagaimana peran CNI Organik Dietary Fiber dalam manghalau “Si Manis‟. Biasanya rasa lapar timbul bila tubuh sudah kehabisan energi sehingga tubuh akan mengambil energi dari cadangan gula yang ada di dalam tubuh. Indra pengecap (lidah) dan otak manusia mengaitkan energi dengan makanan manis. Itulah sebabnya ketika lapar, maka akan timbul keinginan untuk makan makanan yang manis.
“Dengan mengonsumsi CNI Organik Dietary Fiber, rasa kenyang akan bertahan lebih lama sehingga tidak timbul rasa lapar. Bila tubuh tidak merasa lapar maka tidak akan ada keinginan untuk mencari atau ngemil makanan manis. Sehingga jumlah konsumsi gula pun bisa dikurangi. Dengan mengurangi konsumsi gula maka berat badan pun bisa terjaga,” jelas Lingke. (ro)
More Stories
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
SENAM , BANJIR DOORPRIZE WARNAI HUT . RI DI DESA WATUTULIS
KEKOMPAKAN KUNCI SUKSES PEMBANGUNAN JAWA TIMUR