Surabaya, KabarGRESS.com – Pada Selasa, 21 Februari 2017, TPID Provinsi Jawa Timur melaksanakan High Level Meeting (HLM) dengan mengusung Tema “Fokus Strategi TPID Jawa Timur, Kendalian Inflasi di Tahun 2017”. Acara tersebut dipimpin langsung Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur selalu Ketua TPID Provinsi Jawa Timur dan dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur selaku Pengarah, serta seluruh anggota TPID Provinsi Jawa Timur. HLM TPID Provinsi Jawa Timur diselenggarakan sebagai upaya penguatan sinergi dan perumusan strategi pengendalian inflasi Jawa Timur di tahun 2017.
“TPID Provinsi Jawa Timur senantiasa memperkuat strategi dan inovasi pengendalian inflasi terutama dalam menghadapi tantangan dan risiko inflasi di tahun 2017 yang semakin kompleks. Potensi risiko inflasi di tahun 2017 terutama bersumber dari penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah. Selain itu, potensi risiko juga bersumber dari dampak lanjutan kebijakan penyesuaian administered prices tersebut terhadap harga komoditas di kelompok inti, dan beberapa tantangan inflasi di kelompok volatile food yang bersifat struktural, seperti ketergantungan produksi pangan dengan cuaca yang masih tinggi dan tata niaga pangan yang masih belum efektif dan efisien,” ungkap Pengarah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, di sela-sela acara konferensi pers, Selasa (21/2/2017).
Dalam mengantisipasi berbagai potensi risiko tersebut, fokus pengendalian inflasi daerah yang akan dilakukan oleh TPID Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah menekan laju inflasi volatile food (VF) sebagaimana arahan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi (TPI) di level nasional. Disamping itu, TPID Jawa Timur tetap melaksanakan program pengendalian inflasi yang telah sejalan dengan arahan TPI, diantaranya penyempurnaan SISKAPERBAPO guna memperkuat data pangan, Operasi Pasar Bantuan Ongkos Angkut & Program Angkutan Mudik Balik Gratis yang berasal dari APBD Pemprov Jawa Timur guna mengantisipasi lonjakan harga pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional, serta pembangunan sarana pengairan (waduk dan jaringan irigasi) yang secara kontinu dilakukan guna mendorong peningkatan produksi pertanian.
TPID Jawa Timur telah mensinergikan berbagai kebijakan dalam upaya pengendalian inflasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang tetap mengacu pada 5 (lima) pilar strategi utama yang bertajuk “GADIS REMO KANGEN”, dengan fokus pada pilar kedua, yaitu Penguatan Produksi, Distribusi dan Konektivitas, melalui (i) Tindak lanjut program Kerjasama Antardaerah yang telah ditandatangani oleh 16 pemerintah kota/kabupaten se Jawa Timur pada November 2016 khususnya untuk daerah perhitungan inflasi IHK, yang mulai diimplementasikan melalui kerjasama PT Puspa Agro selaku BUMD Provinsi Jawa Timur dengan lembaga atau asosiasi di level Kabupaten/Kota yang bersinergi dengan gapoktan (produsen) sebagai pemasok komoditas pangan/holtikultura, (ii) Inisiasi kerjasama dengan pemerintah daerah lintas provinsi dalam rangka optimalisasi peran BUMD/Lembaga lainnya sebagai lembaga buffer dan sinergi “agen pangan” pemerintah dalam mendorong stabilitas harga, (iii) Optimalisasi pelaksanaan kalender tanam untuk menjaga ketersediaan komoditas yang berkesinambungan, (iv) Penyusunan mekanisme e-gudang dalam rangka optimalisasi resi gudang melalui pemanfaatan gudang BUMDesa dengan resi gudang yang ada di sentra-sentra produksi.
Pada 4 (empat) pilar lainnya, dilakukan berbagai kebijakan yaitu : (i) Penguatan Kelembagaan, melalui pelaksanaan capacity building dalam rangka penguatan sinergi dan dan koordinasi antar TPID se-Jawa Timur, (ii) Penguatan Regulasi dan Monitoring, melalui pengembangan system informasi harga pangan terintegrasi yang dilengkapi Early Warning System dan optimalisasi intervensi pemerintah dalam menjaga keterjangkauan harga dan (iii) Penguatan Kajian dan Informasi, melalui penyusunan kajian mengenai isu-isu inflasi terkini, serta (iv) Pengendalian Ekspektasi melalui mekanisme pengendalian ekspektasi yang terstruktur dan sistematis, baik melalui media cetak dan media elektronik.
Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh BI dan seluruh jajaran instansi pemerintah provinsi Jawa Timur yang tergabung ke dalam TPID Jawa Timur tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan pengendalian inflasi di tahun 2017. “Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir dan panik dalam merespon isu-isu terkait gejolak harga komoditas. Melalui berbagai upaya pengendalian inflasi tersebut, kami optimis inflasi Jawa Timur dapat terkendali di tahun 2017 di kisaran 4±1%,” pungkasnya. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan