25/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Mahasiswa Ubaya Temukan Bakteri Menguntungkan di Kawah Ijen

* Bisa Digunakan untuk Proses Energi Terbarukan

IMG_20160802_103050-1280x720Surabaya, KabarGRESS.com – Anggapan bahwa tidak ada kehidupan di kawah Gunung Ijen yang kondisinya ekstrem ternyata tidak benar. Buktinya, mahasiswa Jurusan Biologi Fak. Teknobiologi Ubaya, Kenny Jeremia, S.Si (angkatan 2011)  menemukan adanya kehidupan mikroorganisme berupa bakteri dan jamur.

Padahal, kawah Ijen merupakan danau kawah yang bersifat asam dan dikenal sebagai danau air sangat asam terbesar di dunia dengan nilai pH: 0 sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Kondisi sangat asam tersebut juga membuat kawah Ijen memiliki kandungan logam sangat tinggi. Kondisi inilah yang menyebabkan hampir tidak ada makhluk hidup dapat tinggal di habitat Kawah Ijen.

Namun riset mahasiswa Ubaya membuktikan sebaliknya.

 

Penelitian ini berawal dari persoalan limbah jerami di Indonesia yang dilihat Kenny semakin meningkat. Melalui riset ini dia ingin mengubah limbah jerami menjadi energi terbaru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Tapi karena struktur dalam jerami cukup rumit dan hanya bisa di-treatment dengan PH asam, saya berpikir mengapa tidak menggunakan sumber daya alam di Indonesia dan akhirnya saya memilih Kawah Ijen sebagai bahan untuk penelitian ini,” ujar Kenny Jeremia, S. Si., di sela-sela publikasi riset tersebut di Laboratorium Bioteknologi Mikroorganisme, Gedung TG Lantai 2, Kampus II Ubaya Tenggilis Jln. Raya Kalirungkut Surabaya, Selasa (2/8/2016).

Akhirnya, melalui riset ini dia menemukan bahwa DNA dari Kawah Ijen dapat digunakan untuk bertahan dari treatment asam jerami hingga akhirnya limbah jerami dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

“Harapan saya penelitian ini dilanjutkan lagi, terutama untuk mengubah limbah jerami menjadi energi terbarukan.  Karena sejauh ini baru molase yang dapat digunakantetapi bersaing sebagai bahan pangan. Mengapa kita tidak mencoba mengubah karbohidrat (kandungan di dalam limbah jerami) menjadi etanolyang berguna?” tambah pria kelahiran Surabaya, 14 November 1993.

Dosen pembimbing Kenny, Drs. Mangihot Tua Goeltom, M.Sc., menilai penelitian ini sangat menarik, karena dia sendiri tidak menyangka pada kondisi yang sangat ekstrem seperti di Kawah Ijen dapat ditemukan kehidupan berupa bakteri yang dapat digunakan mengekstraksi limbah jerami.

“Harapan saya, penelitian ini dapat juga digunakan menemukan kehidupan di tempat-tempat ekstrem lainnya dan dieksplorasi kemampuan apa saja yang dapat berguna bagi masyarakat,” ujarnya. (ro)