22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Komisi C Yakin Jembatan Suroboyo Mampu Dongkrak Perekonomian Kota Surabaya

Ketua-Komisi-C-DPRD-Kota-Surabaya-Syaifudin-ZuhriSurabaya, KabarGress.Com – Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri mengatakan, Jembatan Suroboyo yang diresmikan Wali Kota Tri Rismaharini pada Sabtu (9/7/2016) malam diyakini mampu memperbaiki kondisi lingkungan sekitar dan mendongkrak value kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).

Dengan adanya jembatan sepanjang 800 meter dilengkapi dengan air mancur menari itu, kata Syaifuddin, warga yang bermukim di sekitarnya tak lagi merasa tersisih. Sebab, jembatan yang sebelumnya dikenal dengan Jembatan Kenjeran itu diprediksi akan mampu membawa dampak positif bagi kehidupan warga sekitar.

“Jembatan ini akan memberikan nuansa baru guna perbaikan lingkungan dan ekonomi di wilayah pesisir. Saya yakin akan mampu meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Syaifuddin Zuhri, Minggu (10/7/2016).

Menurutnya, saat ini sarana dan prasarana di sekitar jembatan masih belum memadai. Namun, pihaknya akan mendorong pemerintah kota untuk terus memperbaiki dan menambah fasilitas yang dibutuhkan.

“Kita akan support dalam penganggaran,” ujar legislator yang akrab disapa Kaji Ipuk ini.

Salah satu pembenahan yang jadi prioritas, sebut dia, adalah akses jalan masuk menuju jembatan, baik dari arah utara maupun selatan yang masih sempit. Pihaknya minta Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk memperluas akses tersebut, agar bisa mempermudah dan menarik kunjungan wisatawan.

Sedang anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Anugrah Ariyadi mempertanyakan teknis pengoperasian air mancur menari yang memperindah Jembatan Suroboyo.

Menurut Anugrah, keindahan air mancur menari hanya bisa disaksikan malam hari karena lampu-lampu dan cahaya yang keluar terlihat sangat spektakuler. Sedangkan jika siang hari tak terlihat kecantikannya.

“Kami belum tahu teknis pengoperasiannya seperti apa, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus menjelaskan,” ujar Anugrah.

Pihaknya menginginkan pemanfaatan air mancur menari tersebut sesuai harapan dan dapat dirasakan orang banyak sehingga berimbas pada kemajuan pariwisata Surabaya.

“Pertama, jangan sampai pengunjung kecewa, dan kedua apakah pengoperasiannya dibatasi jam-jam tertentu atau bagaimana? Inilah yang harus dijelaskan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata selaku pengelola,” katanya.

Senada, Ketua Komunitas Peduli Surabaya “Rek Ayo Rek” Herman Rivai berharap ada penjelasan dari pemkot, khususnya pengelola Jembatan Suroboyo agar tidak membuat kecewa masyarakat, yang dikhawatirkan menimbulkan citra negatif untuk Surabaya.

“Pasti banyak masyarakat dari dalam maupun luar Surabaya penasaran dan datang ke Kenjeran. Tapi kalau tidak menyala setiap malam, kemudian mereka kecewa bagaimana?” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya itu.

Pembangunan Jembatan Suroboyo awalnya adalah untuk memperlancar arus lalu lintas di sekitar kawasan Kenjeran. Namun, setelah melihat potensinya, jembatan yang pembangunannya menelan anggaran sekitar Rp 200 miliar itu akhirnya diproyeksikan sebagai destinasi wisata baru.

Untuk menarik wisatawan, selain dilengkapi taman dan Patung Suro dan Boyo berukuran raksasa, sekitar jembatan juga telah dibangun Sentra Ikan Bulak. Rencananya, pemkot juga akan menggandeng swasta untuk membangun cable car. (adv/tur)

Teks foto: Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri.