Plant Catalyst 2006; Optimalkan Budidaya Jagung Pulut di Sulawesi Tenggara

Surabaya, KabarGress.com – Jika berkunjung ke Pondidaha, Konawe (40 km dari Kendari), maka akan menjumpai banyak warung berderet. Warung-warung tersebut menyediakan sajian khas yang sulit diperoleh di tempat lain. Jagung rebus lokal berwarna putih dengan rasa pulen khas. Namanya jagung pulut.

Jagung ini disajikan dengan cocolan bumbu garam pedas (cabe uleg) dan jeruk nipis. Nikmatnya tak terkira. “Taste”nya tidak dapat digantikan jagung manis ataupun jagung lainnya. Sensasinya, menikmati jagung pulut di warung ini serasa telah menjadi bagian dari keluarga Sulawesi.

Derasnya peminat jagung pulut ini sering menyebabkan pasokannya kadang tidak terpenuhi. Terbatasnya hasil panen, belum lagi gagal panen akibat hama penyakit maupun cuaca kekeringan sering menyebabkan para petani jagung pulut belum dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Beberapa waktu lalu PT CNI mencoba budidaya jagung pulut menggunakan Plant Catalyst 2006 yang diujicobakan oleh Dr Ir Idrus Salam M Si yaitu dosen UNHALU Kendari. Memberikan harapan cerah untuk meningkatkan produktivitas dan hasil panen jagung pulut. Konsepnya, Plant Catalyst 2006 adalah pupuk pelengkap yang memiliki kandungan unsur hara lengkap (mikro dan makro) dan bersifat alkalis/basa tinggi yang sangat dibutuhkan tanaman jagung.

Head of Product Marketing 1 Department Chendra Tirto mengatakan bahwa sifat alkalis/basa tinggi pada Plant Catalyst 2006 ini sangat diperlukan untuk menaikkan/menetralkan pH tanah asam yang menjadi menghambat utama penyerapan unsur-unsur hara dari pupuk terutama di lahan-lahan rawa asam di Sulawesi Tenggara. Sedangkan kandungan unsur haranya lengkap (mikro dan makro) memenuhi kebutuhan makanan tanaman yang tidak disediakan dalam pupuk dasar NPK.

Chendra juga menambahkan benih yang digunakan adalah jagung pulut Kumala, ditanam di Kelurahan Amesiu, Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Dan dipanen saat umur 56 hari. Umur 10 dan 40 hari jagung diberikan pupuk secara ditugal masing-masing 2 kg Plant Catalyst 2006/ha dan 150 kg NPK Phonska/ha. Sifat alkalis/basa yang tinggi mampu menaikkan/menetralkan (pH) asam tanah sehingga jagung tumbuh pesat di lingkungan yang ideal dengan perakaran berkembang lebih dalam. Metabolisme dalam tubuh tanaman berlangsung dengan sangat baik dengan adanya unsur hara lengkap dan fosfat (P2O5) larut yang langsung dapat dimanfaakan oleh tanaman.

Chendra mengatakan bahwa Plant Catalyst 2006 juga disemprotkan dengan takaran 2,5 gram/liter air pada umur 20, 30 dan 55 hari. “Hasilnya, tanaman tumbuh sehat, tidak disukai hama penyakit dan lebih tahan cuaca kering karena perakaran lebih dalam. Tanaman tampak lebih segar, tinggi dan kekar. Tongkol pun lebih besar, lebih berbobot dengan butiran jagung yang padat dari pangkal sampai hampir ujung. Hasil panen meningkat 30%,” kata Chendra.

Chendra juga menjelaskan beberapa keunggulan Plant Catalyst 2006 yaitu dapat menyediakan unsur hara mikro dan makro yang tidak ada dalam pupuk NPK atau pupuk organik, P2O5 mudah larut dan diserap tanaman – merangsang perakaran. Meningkatkan khlorofil daun (fotosintesis), menaikkan/menetralkan pH asam media tanam dan lingkungan iklim mikro. Ramah lingkungan dan aktivator proses kompos (bio-degradable). “Plant Catalyst 2006 dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tanaman seperti jumlah anakan, buah/biji bernas, rendeman, cita rasa, serta bebas dari unsur logam berat yang bersifat karsinogenik,” tutup Chendra. (ro)

Teks foto:

• Tanaman jagung dengan menggunakan Plant Catalyst 2006.
• Tanaman jagung tanpa menggunakan Plant Catalyst 2006.
• Dengan Plant Catalyst 2006, tongkol jagung lebih besar 25 persen dan terisi penuh butir jagung.
• Tanam jagung di lahan rawa asam.