“Jadi, selama berlangsungnya masa UNBK 2016, kami tidak akan melakukan pembangunan apapun, termasuk pemeliharaan gardu,” ungkap General Manager (GM) PT PLN Distribusi Jatim, Yugo Riyatmo, Selasa (5/4/2016).Jaminan PLN Distirbusi Jatim itu, kata Yugo, merupakan bagian dari antisipasi dini terhadap dukungan kelancaran pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2016 di Jawa Timur. Dengan tidak adanya kegiatan tersebut, pihaknya bisa melakukan upaya perbaikan secara cepat dan tepat.
“Kalau terjadi sesuatu yang tidak tidak bisa diprediksi, maka kami harus cepat melakukan perbaikan, tanpa mengganggu kelancaran UNBK,” jaminnya.
Untuk itu, selama UNBK berlangsung, PLN Distribusi Jatim mempersiapkan satuan tugas (satgas) khusus di setiap rayon. Satgas yang berjaga selama 24 jam penuh itu disebar di 113 rayon yang memeliki 2 regu satgas.
“Sedangkan di Surabaya ada 14 rayon, masing-masing dari 67 rayon di Surabaya Utara, tiga rayon di Surabaya Barat dan lima rayon di Surabaya Selatan,” ungkap Yugo.
Namun demikian, Yugo mengakui, mayoritas gangguan terjadi untuk skala menengah di bawah 20 kilo volt ampere (KVA). Sehingga, PLN kerap melakukan perbaikan pada gardu atau kabel-kabel di gardu yang rusak.
“Kerusakan paling besar karena sentuhan dengan pohon, dirusak hewan seperti tikus, ular atau burung. Hujan dan petir juga terkadang bisa merusak. Semoga sepanjang pelaksanaanUNBK, tidak ada kendala cuaca ekstrim,” harapnya.
Disisi lain, Yugo menyayangkan, pihak sekolah yang tetap mengantisipasi dengan menyewa genset. Padahal, Dinas Pendidikan Jatim sudah mengimbau agar tidak menyewa genset karena harga sewanya sangat mahal.
“Sekolah memang harus punya cadangan. Karena ini sifatnya urgensi. Yang perlu di-back up hanya jaringan komputernya, jangan dengan AC dan lampunya sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal,” ingat Yugo disela sidak UNBK bersama Memdikbud Anies Baswedan di SMA Hangtuah 1 Surabaya kemarin.
Namun ditegaskan, sebenarnya kekhawatiran pihak sekolah tidak beralasan. Karena PLN sendiri sudah melakukan antisipasi agar tidak terjadi pemadaman listrik saat pelaksanaan UNBK. “Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat, termasuk Kepala Dinas Pendidikan,” tandas Yugo.
Informasi yang diperoleh, sekolah terpaksa menyewa genset dengan harga Rp 1,4 juta/hari jika dalam keaadaan standby. Jika dipakai, sekolah harus nenambah ongkos sewa Rp 1 juta/hari. Rata-rata, sekolah harus menyewa selama enam hari sesuai pelaksanaan UNBK.
“Kami harus melakukan itu (sewa gensert, red). Khawatir akan padam pas pelaksaan,” ujar Kepala Sekolah SMA Khadijah, Muchammad Mas’ud disela hari pertama pelaksanaan UNBK. (ro)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan