22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Awal Tahun, Konsumsi Masyarakat Melambat

Syarifuddin BassaraSurabaya, KabarGress.com – Bank Indonesia (BI) mencatat konsumsi masyarakat Surabaya di awal tahun 2016 ini sedikit melambat dibandingkan seiring turunnya permintaan pasca berlalunya momen seasonal seperti libur sekolah, natal dan tahun baru.

Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Provinsi Jatim, Syarifuddin Bassara, mengatakan dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Januari 2016 di Kota Surabaya menunjukkan perlambatan Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE) yang tercatat sebesar 2,47% (yoy) atau -1,77% (mtm).

“Meskipun melambat, penjualan pada Januari 2016 tertopang oleh tingginya penjualan pada kelompok barang peralatan dan komunikasi dan dampak positif arus balik liburan akhir tahun pada kelompok bahan bakar,” ungkap Syarifuddin Bassara kepada wartawan, Senin (7/3/2016).

Meski mengalami perlambatan pada awal tahun, penjualan eceran pada Februari 2016 diperkirakan tumbuh meskipun terbatas ditopang ekspektasi pertumbuhan konsumsi 2016 yang lebih baik dan indikasi menggeliatnya daya beli masyarakat pasca kenaikan UMK yang berimplikasi positif terhadap kenaikan penjualan.

Indeks ekspektasi penjualan riil tercatat sebesar 0,22% (mtm), sedangkan kelompok barang yang diperkirakan meningkat adalah kelompok Makanan, Minuman, Tembakau (0,78%-mtm), kelompok Perlengkapan Rumah Tangga (2,41%-mtm), Barang budaya dan Rekreasi (3,89%-mtm), dan barang lainnya (0,92%-mtm).

Hasil survei penjualan eceran (SPE) turut mengindikasikan bahwa tekanan harga pada April 2016 diperkirakan mereda yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 151,4 poin lebih rendah 14,3 poin dibandingkan bulan sebelumnya dipengaruhi pergerakan rupiah yang terjaga dan minimnya faktor seasonal.

Penjualan eceran yang diperkirakan tumbuh terbatas pada Februari 2016 dikonfirmasi oleh hasil survei konsumen yang menunjukkan perlambatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2016 menjadi 115,3 poin dari 118,1 poin (Januari 2016). Turunnya IKK pada Februari 2016 didorong oleh melemahnya ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi ke depan  terutama adanya kekhawatiran terhadap risiko inflasi dan risiko penurunan omzet usaha yang mempengaruhi tingkat penghasilan masyarakat yang tercermin dari turunnya IEK sebesar -5,8 poin menjadi 119,1 poin. (ro)

Teks foto: Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Provinsi Jatim, Syarifuddin Bassara.