Surabaya, KabarGress.com – Pasar modal semakin menempati posisi strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Tidak hanya memberikan fasilitas pendanaan untuk kebutuhan ekspansi perusahaan, pasar modal juga berperan dalam membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan perekonomian di suatu negara, seperti halnya di Indonesia.
Potensi pasar modal Indonesia untuk tumbuh dan berkembang masih sangat besar seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk kelas menengah di dalam negeri yang sangat cepat setiap tahunnya. Data Bank Dunia mencatat, pada Juni 2011, kelas menengah di Indonesia tumbuh sebanyak 7 juta orang setiap tahunnya.
Selama 11 tahun, dari tahun 1999 sampai 2010, kelas menengah di Indonesia tumbuh tiga kali lipat dari 45 juta orang atau 25% dari jumlah penduduk Indonesia menjadi 134 juta orang. Pada 2015 kelas menengah Indonesia mencapai 170 juta atau 70% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Kelas menengah yang merupakan kelompok penduduk yang memiliki kekuatan expenditure per hari antara USD2 hingga USD20 ini berpotensi menjadi sumber pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan seiring peningkatan pendapatan kelas menengah di dalam negeri. Sayangnya, Bank Dunia kembali menyebutkan, di 2014 tercatat hanya 36,1% dari orang dewasa di Indonesia yang memiliki account di lembaga keuangan formal.
Tidak heran jika data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 2013 menunjukkan tingkat pemahaman (literasi) masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di Indonesia. Apalagi jika dilihat dari jumlah investor pasar modal yang sampai dengan November 2015, baru mencapai 427.068 single investor identification (SID) dengan 37% diantaranya atau 149.817 SID merupakan investor aktif.
Atas dasar tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selalu berupaya agar jumlah investor ritel domestik di pasar modal dapat terus ditingkatkan. Sebab, jika jumlah investor ritel domestik terus meningkat, maka ketahanan pasar modal Indonesia juga akan semakin baik khususnya ketika menghadapi gejolak ekonomi global.
Salah satu bentuk sosialisasi pasar modal yang dilakukan oleh BEI adalah dengan menyelenggarakan kegiatan Sharing Session yang diadakan oleh Kantor Perwakilan (KP) BEI Surabaya bersama Anggota Bursa di Surabaya dan Pengelola Galeri Investasi BEI di Jawa Timur, Rabu (13/1/2016). Dalam acara Sharing Session tersebut, KP BEI Surabaya akan menyampaikan mengenai rencana program kerja tahun 2016, serta memberikan informasi mengenai kampanye program “Yuk Nabung Saham”.
Kepala KP BEI Surabaya Dewi Sriana Rihantyasni mengatakan tujuan dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk mempererat hubungan antara BEI dengan para stakeholder di Jawa Timur, khususnya para AB di Surabaya dan pengelola Galeri Investasi BEI di Jawa Timur. “Kami juga berencana melakukan sosialisasi program Yuk Nabung Saham kepada masyarakat,” tambah Dewi.
Saat ini total jumlah investor pasar modal di Surabaya adalah sebanyak 26.705 single investor identification (SID) atau sebesar 6,22% dari jumlah total investor secara keseluruhan. Di sepanjang 2015, total penambahan jumlah investor di Surabaya adalah sebanyak 2.676 SID, dan total penambahan jumlah investor di Jawa Timur adalah sebanyak 8.692 SID.
Sharing Session akan mengambil tempat di Meeting Room, JX International (Jatim Expo), Jalan Ahmad Yani No. 99 Surabaya. Selain itu, BEI juga akan memberikan sertifikat penghargaan kepada Universitas Islam Kadiri sebagai Perguruan Tinggi Dengan Perolehan Investor Lebih Dari 1.100 SID di 2015 lalu. Sertifikat penghargaan diberikan oleh Kepala Unit Edukasi dan Informasi Area 2 BEI, Nur Harjantie.
Melalui Sharing Session dan pemberian penghargaan ini dapat memacu semangat para Anggota Bursa di Surabaya sekaligus para pengelola Galeri Investasi BEI Jawa Timur untuk bersama-sama dengan KP BEI Surabaya melakukan sosialisasi dan edukasi di Jawa Timur. Sehingga diharapkan ke depannya dapat menambah jumlah rekening efek baru di pasar modal Indonesia. (ro)
Teks foto: Dari kiri Ibu Dewi Sriana Rihantyasni (Kepala BEI Kantor Perwakilan Surabaya), Ibu Sri Luayyi (Pengelola Galeri Investasi Uniska Kediri), Bapak Prof. Dr. H. Suparyadi, S.IP.,MM (Rektor Uniska Kediri), Ibu Nur Harjantie (Kepala Unit Edukasi dan Informasi Area 2 Bursa Efek Indonesia ), Bapak Dandy R. (PT. Sucorinvest Central Gani).
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan