Surabaya, KabarGress.com – Sikap pemerintah RI yang lamban dalam eksekusi paket kebijakan ekonomi membikin pusing investor asing. Apabila hal ini tidak segera disikapi, maka kondisi ekonomi ke depan bakal semakin runyam. “Investor asing melihat negara mana yang return of investmentnya lebih bagus. Persepsi mereka terhadap Indonesia mulai goyah. Mulai Maret sudah tidak ada dana masuk,” ungkap Managing Director Head of Global Markets HSBC Indonesia, Ali Setiawan, di sela-sela acara paparan bertajuk “Economic Outlook and Foreign Exchange – Momentum to Accelerate”, di Hotel Sangri-La, Jl Mayjend Sungkono 120 Surabaya, Senin (23/11/2015).
Menurut Ali, para investor asing lebih banyak wait and see di samping akibat kondisi perekonomian negeri ini y-ang terpuruk, juga karena paket kebijakan ekonomi yang belum dieksekusi. “Minat investor yang bergerak di capital market di Indonesia mengalami penurunan tajam. Data kami menyebutkan, pada tahun ini hampir tidak ada uang masuk dalam bentuk equitas. Yang ada justru uang keluar, karena investor mencabut investasinya dari Indonesia,” ujarnya.
Kondisi semacam ini tentu saja sangat membahayakan iklim investasi di Indonesia, terlebih bagi investor asing yang membutuhkan kejelasan. Salah satu contoh pemberian insentif pajak berupa tax holiday atau tax allowance yang belum dapat dinikmati. “Kebijakan paket kebijakan ekonomi terlalu akademis dan idealis padahal ekonomi di Indonesia masih belum ideal,” ingatnya.
Hal ini diperparah dengan turunnya angka eskpor. Seperti diketahui, lebih dari 60% ekspor manufaktur Indonesia masih didominasi sektor berbasis sumber daya alam (SDA), yang notabene produk setengah jadi dan berteknologi rendah. “Contoh saja ekspor batubara yang paling besar ke Tiongkok. Sementara negeri itu sudah mulai meninggalkan bahan baku ini, otomatis akan sangat berpengaruh kepada nilai ekspor Indonesia,” tuturnya.
Yang sangat diharapkan saat ini, menurut Ali, adalah komitmen pemerintah dalam mengeksekusi semua kebijakan, regulasi ekonomi yang mengarah pada perbaikan kondisi yang ada. Koordinasi lembaga terkait juga sangat dibutuhkan agar investor asing kembali berbondong-bondong menggelontorkan investasinya di Indonesia. (ro)
Teks foto: Senior Vice President External Communications HSBC Indonesia, Mutiara Asmara (kiri) dan Managing Director Head of Global Markets HSBC Indonesia, Ali Setiawan.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan