Surabaya, KabarGress.com – Tokoh wayang kulit Airlangga Winisudo memberikan tidak hanya tontonan yang menarik, tetapi juga tuntunan hidup untuk masyarakat. Tuntunan hidup yang digambarkan seperti budi pekerti, pengetahuan, tata krama, kebijaksanaan untuk masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat Pagelaran Wayang Kulit “Airlangga Winisudo” dalam rangka Penutupan Pekan Warisan Budaya Dunia dan Ekonomi Kreatif, serta Dies Natalis ke-61 Universitas Airlangga Surabaya “Budaya Sebagai Penggerak Keberhasilan Pembangunan Era Kesejagatan (Global) di Halaman Airlangga Convention Center Surabaya, Jumat (20/11) malam.
Ia mengatakan, Unair telah hijrah dalam pemikirannya. Dalam peringatan Dies Natalis (HUT) ke-61 Unair, pagelaran wayang kulit dengan lakon Airlangga Winisudo mampu ditampilkan dengan baik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Atas nama pemerintah, disampaikan apresiasi yang baik memberikan pertunjukan yang penuh dengan tuntunan hidup bagi masyarakat,” ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Lebih lanjut disampaikannya, sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO, maka pertunjukan wayang kulit harus terus dilestarikan. Penokohan Airlangga Winisudo ini sebagai pengembangan industri kreatif dalam wayang kulit yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
“Wayang kulit sebagai tontonan warisan budaya leluhur, yang didalamnya mengajarkan tuntunan bagaimana cara hidup bermasyarakat.Tuntunan yang terkandung dalam wayang kulit merupakan tuntunan moral yang sangat berguna untuk memperkokoh pembangunan bangsa,” imbuhnya.
Dipaparkannya, di Jatim, industri kreatif seperti emas, perhiasan, nilai ekspornya hingga Juni 2015 telah mencapai 2,21 miliar dollar AS. Diperkirakan hinga akhir tahun, jumlah ekspor dari Jatim di 11 kabupaten/kota yang menggarap industri kreatif bertambah menjadi 60 triliun.
Sementara itu, Ketua Panitia Pekan Warisan Budaya UNAIR, Prof. Bambang Tjahjadi, mengatakan bahwa acara ini dilaksanakan untuk mendorong masyarakat untuk mencintai budaya Indonesia sehingga tidak terjadi klaim warisan budaya Indonesia oleh negara lain.
“Nenek moyang kita telah berkarya dengan sangat kreatif dan diakui internasional, harus kita pertahankan. Selain itu, hal tersebut bisa kita jadikan pemicu untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi,” katanya.
Dalam Pekan Warisan Budaya Dunia dan Dies Natalis ke-61 Universitas Airlangga, sejumlah warisan budaya Indonesia dipamerkan. Pengunjung bisa melihat dan belajar membatik, memainkan tokoh wayang, memegang keris, dan melihat proses pembuatan batu akik. Bahkan, pengunjung bisa membeli produk kreatif langsung dari pengrajinnya. Pagelaran wayang kulit bersama dalang Sujiwo Tejo (tanggal 20 November) menjadi puncak acara penutupan eksibisi tersebut dan disambut antusias oleh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Prof. Bambang Tjahjadi melakukan Deklarasi Penanggap Seni Budaya Komunitas Airlangga. Diharapkan komunitas tersebut mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat. (hery)
More Stories
GUBERNUR PASTIKAN DPRD KOTA MALANG SENIN DEPAN DI PAW
PAKDE KARWO, NILAI SAKIP HARUS BERDAMPAK KEPUASAN MASYARAKAT
RAIH PENGHRAGAAN KEPALA DAERAH INOVATIF