Surabaya, KabarGress.Com – Habisnya masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota yang diamanahkan kepada pasangan Risma-Whisnu, tinggal menunggu waktu. Kurang seminggu lagi, tepatnya pada 28 September 2015 jabatan tersebut segera ditanggalkan.
Hingga kini, kepercayaan Rakyat Surabaya kepada kedua pasangan kader terbaik PDI Perjuangan Kota Surabaya ini berupaya diselesaikan tanpa ada yang tertinggal. Itu disampaikan oleh Whisnu Sakti Buana, ST, Wakil Walikota Surabaya. Menjelang masa berakhirnya jabatan tersebut, WS (Sapaan Whisnu Sakti Buana), tetap menjaga hubungan dengan para awak media.
Whisnu secara khusus menyempatkan diri berbincang santai disela-sela aktifitasnya sebagai Wawali di Kediaman Dinas Wakil Walikota Surabaya, Jalan Sedap Malam. Apa yang dilakukan pasca tidak menjabat sebagai Wawali?
Dikatakan Alumnus SMA Negeri 9 Surabaya ini, tidak ada perubahan berarti.”Prinsip kita kembali dari awal. Saya tetap sebagai Ketua Partai (DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya), dan Bu. Risma kembali bersama komunitasnya di Enciety,” ujarnya, Senin (21/9/2015).
Dia menerangkan, komitmen yang dibangun dengan Risma berbicara soal Pilwali Surabaya baru akan dilakukan pasca tanggal 28 September 2015. “Makanya Saya dengan Bu. Risma baru akan berbicara soal politik pasca tanggal tersebut. Saat ini kami berdua fokus menyelesaikan amanah Rakyat Surabaya yang dipercayakan,” kata putra mantan Sekjen DPP PDIP, Almarhum Ir. Sutjipto ini.
WS mengaku akan tetap berada di jalur politik dan berkantor di DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Jalan Kapuas. Kesiapan pemenangan calon dari partai berlambang Banteng Moncong Putih ini akan dikomando langsung oleh dirinya dan tim pemenangan.
Disampikan dia, jalinan koordinasi dan komunikasi dengan Risma intens dilakukan. Itu sekaligus menepis kabar bahwa hubungan keduanya sempat dikabarkan merenggang.”Memang sejak awal hal itu menjadi strategi kami berdua. Dimana banyak anggapan dan penilaian politik yang sengaja memecah belah kami. Namun, akhirnya bisa dibuktikan sendiri,” urai WS.
Disisi lain, kian aktifnya pasangan Rasiyo-Lucy turun ke masyarakat dikatakan dia menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan. Namun, hal tersebut dikatakan WS bukan harus disikapi dengan persaingan politik negatif.
“Justru kami berdua hormat dan salut dengan pasangan tersebut. Keduanya mampu menepis anggapan sempat dianggap guyonan, namun kini serius menantang petahana,” urai alumnus ITS ini.
Kehadiran pasangan Rasiyo-Lucy dianggap WS adalah berkompetisi dalam seni berpolitik. Seni tersebut bergantunh pada individu yang memerankannya. Bisa terlihat cantik dalam satu panggung asalkan beretika.
“Prinsipnya jika memiliki keinginan bersama membangun Surabaya, kita rangkul semua,” ujar WS. Nantinya kompetisi tersebut bergantung dan diserahkan kepada Rakyat Surabaya.
Sebab, menurut dia menjalankan amanah dan kedekatan dengan rakyat menjadi modal utama untuk bisa kembali dicintai.”So Just Never Say Goodbye,” pungkas WS. (tur)
More Stories
SOAL SP 3 K JADI FOKUS ARSAN CALEG HANURA SURABAYA
PILEG 2019 , BAPPILU JATIM SUPORT CALEG HANURA GRESIK KERJA MAKSIMAL
PASANG TARGET 7 KURSI , HUSIN ; PILBUP TUBAN HANURA USUNG MUSA MAJU BUPATI