22/11/2024

Jadikan yang Terdepan

Berdayakan Mikro, Produk Jasa Keuangan Kian Terjangkau

Berdayakan Mikro, Produk Jasa Keuangan Kian Terjangkau 2Surabaya, KabarGress.com – Produk jasa keuangan kini semakin terjangkau. Jika sebelumnya berinvestasi reksadana mulai Rp1 juta, kini bisa mulai Rp100.000. Tak hanya itu, beli emas batanganpun bisa diangsur sampai dua tahun. Setoran tabungan juga bisa mulai Rp10.000. Ini dikatakan Agus Sugiarto Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di sela kegiatan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) 2015 di Pasar Tambak Rejo Surabaya, Minggu (6/9/2015).

“Ini artinya, lembaga keuangan bukanlah milik orang kaya saja. Untuk itu kami terus mendorong agar penyedia jasa keuangan terus memperbanyak produk-produk jasa keuangan dengan harga terjangkau agar indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia juga bisa terkerek,” katanya di sela acara yang juga diramaikan 41 pelaku usaha jasa keuangan mulai dari bank, asuransi, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, serta asosiasi sektor jasa keuangan.

Saat ini, indeks literasi jasa keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah yakni di angka 21 persen. Ini artinya, dari rata-rata 100 orang penduduk hanya 21 orang yang melek keuangan. Sisanya 79 orang belum bisa mengakses produk jasa keuangan. “Akibat dari literasi keuangan yang rendah ini, orang mudah tergiur investasi bodong,” komentar Agus.

Guna mengantisipasi hal-hal semacam itu, perlu diberdayakan program yang menyasar masyarakat mikro. “Sekarang sudah banyak produk asuransi mikro, investasi mikro, tabungan mikro hingga saham mikro. Semuanya menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah,” jelasnya.

Berdayakan Mikro, Produk Jasa Keuangan Kian Terjangkau 1Pasar Keuangan Rakyat ini menjadi salah satu kegiatan yang memberdayakan masyarakat mikro. “Itu sebabnya kegiatan ini dipusatkan di pasar-pasar tradisional,” ujarnya.

Melalui kegiatan semacam ini, diyakini indeks literasi jasa keuangan masyarakat Indonesia bisa meningkat 2 persen setiap tahun. Selain di Surabaya, kegiatan PKR 2015 sebelumnya juga berlangsung di Solo, Aceh, Makassar, dan Kupang.

Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, dalam kesempatan yang sama juga mengatakan, indikator kesejahteraan masyarakat juga nisa dilihat dari indeks literasi keuangannya. “Semakin tinggi literasi jasa keuangan suatu bangsa, semakin tinggi peradabannya,” tegasnya.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengerek indeks literasi ini. Selain memberdayakan masyarakat mikro, kata Indah, menggalakkan sosialisasi cashless society juga menjadi bagian penting di dalamnya. “Kepemilikkan smartphone sebaiknya tidak hanya untuk kebutuhan entertainment, tapi juga untuk kemudahan bertransaksi,” ujarnya.

Sekaligus hal ini bisa menghemat APBN untuk biaya percetakan uang yang setiap tahunnya mencapai Rp 2-3 triliun. “Masyarakat perlu terus didorong untuk bisa mengakses produk jasa keuangan dengan harga terjangkau. Bentuk transaksinya tak harus tunai. Saat ini sudah ada e-money dan e-banking, tinggal e-mindsetnya yang perlu disentuh,” jelasnya.

Dari 250 juta penduduk Indonesia saat ini, kata Indah, baru 52 persen yang mampu mengakses jasa keuangan, dan hanya 23 persen dari yang berkemampuan mengakses jasa keuangan ini memiliki produk-produk investasi. (ro)

Teks foto: Anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia, bersama Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK (tengah) serta Deputy Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surabaya Syarifuddin Bassara (baju batik) sedang meninjau stan Pegadaian di sela acara Pasar Keuangan Rakyat di Pasar Tambak Rejo Surabaya, Minggu (6/9/2015).