Surabaya, KabarGress.com – Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo meyakinkan para investor optimistis berinvestasi di Jatim. Karena kondisi pertumbuhan ekonomi Jatim memasuki semester pertama tahun 2015 sudah mencapai 5,22% melebihi nasional yang hanya 4,70%. Selain itu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim pada semester pertama tahun 2015 mencapai Rp821,23 triliun.
“Saya yakin, investasi di Jatim adalah pilihan yang terbaik, selain sebagai kota terbesar kedua setelah DKI Jakarta juga nilai efisiensi ekonomi atau Incremental Capital Output Ratle (ICOR) nya pada tahun 2013 hanya 3,10,” terang Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim saat menghadiri acara Investor Day 3rd Bank Jatim di Grand City Surabaya, Kamis (6/8) malam.
Ia menjelaskan, Pemprov juga memberikan jaminan kepada calon investor di jatim berupa kemudahan perijinan, ketersediaan lahan, pembangkit/power plant, dan tenaga kerja. Khusus untuk ketersediaan tenaga kerja Pemprov tengah mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mini yang jumlahnya tahun 2014 sebanyak 70 SMK. Bahkan pada tahun 2015 jumlah itu ditambah menjadi 100 SMK Mini, dan setiap SMK rata-rata dikembangkan tiga kompetensi keahlian. “Dari 100 SMK Mini yang ada di Jatim saat ini, akan mampu menciptakan tenaga kerja terlatih sekitar 30 ribu,” imbuhnya.
Pengembangan infrastruktur di Jatim, misalnya pengembangan jalan tol Gempol-Pandaan yang baru saja diresmikan bulan Juli lalu. Di bidang transportasi laut yakni pembangunan Terminal Teluk Lamong, dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo. Disamping itu akses jalur kereta api juga terus ditambah, dari Madiun ke arah barat batas Jatim telah terbangun badan jalan rel sepanjang 55 km. “Dengan progress infrastruktur yang terus bertambah setiap tahunnya, Jatim juga didukung dengan 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di seluruh Indonesia. Targetnya tahun 2016 kita akan ekspansi ke pasar ASEAN melalui eksistensi KPD,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, sektor industri sebagai penggerak ekonomi Jatim harus terus dijaga, pertmbuhan industri pada triwulan kedua tahun 2015 sebesar 5,30%. Namun demikian kendala yang dihadapi di sektor industri yaitu pada ketersediaan dan keahlian SDM, infrastruktur, ketersediaan bahan baku/penolong, energi, dan aturan yang berlaku/hukum. “Masalah ini harus segera diatasi sehingga tingkat Indeks tendensi Konsumen (ITK) Jatim bisa meningkat,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi fiskal dan moneter saat ini tidak saling memperkuat, karena di dalam sistem makro hal ini akan mempengaruhi industri keuangan. Oleh sebab itu pajak proyek jangka panjang penerimaannya ditunda dan dialihkan pada proyek jangka pendek dua tahunan. Hal ini akan sangat mempengaruhi kemampuan daya beli dan konsumsi masyarakat. “Bank Jatim sebagai bank masyarakat Jatim yang sudah masuk pasar bursa, harus mampu mendukung pembangunan pemerintah Jatim. Jadi selain mendapat keuntungan yang besar juga harus mampu memberikan kredit bunga murah untuk pembangunan,” pungkasnya.
Sementara itu, Dirut Bank Jatim R. Soeroso menyampaikan, jumlah investor asing pada bulan Juni 2015 sebanyak 72,39% dan investor domestik/dalam negeri sebesar 27,61% dari total public share. Investor asing Bank Jatim berasal dari 26 negara, diantaranya Sirpus, AS,Norwegia, dan Finlandia. Selain itu, dividen yield Bank Jatim mencatat angka tertinggi di antara bank lain yang sudah go public, yakni mencapai 9%. “Perolehan dividen per lembar saham naik dari Rp40,61 per lembar saham pada tahun 2014, menjadi Rp41,86 per lembar pada 2015,” terangnya. (hery)
Teks foto:
– Gubernur Jatim, Pakde Karwo saat menyampaikan pidatonya pada Investor Day Bank Jatim di Grandcity.
– Dirut Bank Jatim, R. Soeroso bersama Pakde.
More Stories
GUBERNUR PASTIKAN DPRD KOTA MALANG SENIN DEPAN DI PAW
PAKDE KARWO, NILAI SAKIP HARUS BERDAMPAK KEPUASAN MASYARAKAT
RAIH PENGHRAGAAN KEPALA DAERAH INOVATIF