Surabaya, KabarGress.com – Masih rendahnya wawasan, informasi dan pemahaman mengenai ekonomi syariah, baik di tataran teori maupun praktek, menjadi salah satu hambatan besar perkembangan perekonomian syariah secara umum. Dalam konteks perbankan, hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli menyebutkan bahwa saat ini nasabah perbankan syariah yang dapat dikategorikan sebagai sharia loyalist hanyalah sebagian kecil dibandingkan nasabah yang bersifat mengambang (floating).
Dan dalam konteks pemahaman masyarakat secara umum, hasil penelitian menyebutkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional dengan baik dan benar. Situasi yang sama bahkan masih sering dijumpai pada kalangan ulama dan atau ustadz yang ternyata masih belum mendapatkan wawasan pengetahuan mengenai ekonomi syariah secara komprehensif. Hambatan tersebut disampaikan Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Syarifuddin Bassara saat membuka Seminar Ekonomi Syariah dan Pelatihan Edukasi Keuangan Syariah Bagi Para Dai, Kamis (30/7/2015).
Hambatan tersebut, kata Syarifuddin, tentu membawa dampak terhadap lambatnya perkembangan share perbankan syariah terhadap total share perbankan, baik dari sisi aset, pembiayaan, maupun pengumpulan dana pihak ketiga. “Dalam rangka membangkitkan dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah, Bank Indonesia melihat adanya potensi besar yang dapat dikontribusikan oleh para dai dan ustadz sebagai salah satu kalangan yang dekat dan intense berdialog dengan masyarakat,”ujar Syarifuddin.
Para dai dan ustadz, kata Syarifuddin, dapat memberikan perannya sebagai pendakwah untuk mendidik dan memberikan pemahaman ekonomi syariah yang lebih baik kepada masyarakat. Para dai dan ustadz memiliki banyak kesempatan dan sarana untuk dapat meningkatkan wawasan ekonomi syariah masyarakat.
Untuk itu, dalam mengakselerasi ekonomi syariah di Jawa Timur, Bank Indonesia harus bergerak dengan menyelaraskan program-program yang bersifat bottom up dan top down secara selaras dan berurutan. Diantaranya, memberikan pelatihan bagi para dai dalam rangka mendidik masyarakat tentu dalam jangka pendek memang tidak secara langsung memberikan dampak atau hasil yang nyata. Berbeda dengan kebijakan/program yang bersifat top down yang dapat memberikan hasil yang cepat terasa dalam waktu yang relative singkat.
Namun demikian, ungkap Syarifuddin, program yang bersifat bottom up dapat memberikan fondasi yang kuat dan lama untuk dapat menjamin sustainibilitas dan kontinuitas sebuah pencapaian target jangka panjang. Dengan pemahaman yang baik, maka masyarakat akan menjadi sharia loyalist yang baik, tidak sekedar ikut-ikutan tren syariah, dan dengan demikian masyarakat bisa turut serta dalam mengontrol sekaligus berkontribusi bagi kesempurnaan sebuah pengembangan lembaga keuangan/non-keuangan syariah.
Adapun tujuan Seminar Ekonomi Syariah dan Pelatihan Edukasi Keuangan bagi para dai, antara lain, agar dai/ustadz memiliki wawasan yang cukup dalam menjelaskan terminologi yang terdapat dalam keuangan syariah secara umum, mengetahui keunggulan penerapan ekonomi syariah dari sisi bisnis dan keuangan; memiliki kemampuan untuk menyampaikan kembali materi edukasi keuangan syariah yang diberikan kepada masyarakat dengan bahasa dan cara penyampaian yang mudah dan sederhana serta menciptakan gerakan “Jumat Ekonomi Syariah” yang akan menjadi gerakan masif dalam mengkampanyekan dan memberikan edukasi ekonomi syariah untuk masyarakat.
“Seusai pelatihan ini, kami berharap para dai/ustadz dapat memberikan dakwah kepada masyarakat tentang ekonomi syariah, juga sekaligus melatih rekan-rekan sesama ustadz/ustadzah. Dengan demikian, kami berharap akan banyak stadz/ustadzah yang memiliki kemampuan menyampaikan materi terkait ekonomi syariah dalam ceramah dan khotbahnya, serta mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang keunggulan dari sistem ekonomi syariah,” pungkasnya. (ro)
Teks foto: Seminar Ekonomi Syariah dan Pelatihan Edukasi Keuangan Syariah Bagi Para Dai di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan