Surabaya, KabarGress.com – Sebanyak delapan orang delegasi dari Kaohsiung Medical University Taiwan datang ke Surabaya sejak 28 Juni 2015 yang lalu. Bekerjasama dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), seluruh delegasi yang dipimpin oleh Prof. Jer- Ming Chang yang seorang pakar pengobatan ginjal ini akan melakukan berbagai aktifitas selama seminggu. Pada Selasa, 30 Juni 2015 mereka mengunjungi sebuah panti werda yang berlokasi di Surabaya barat dalam rangka Bakti Sosial.
Kegiatan diselenggarakan di Griya Usia Lanjut St Yosef, Yayasan Karya Murni cabang Surabaya yang dihuni oleh 130 (lansia) lanjut usia itu terlaksana dengan penuh gelak tawa. Dibuka dengan kata pengantar yang disampaikan oleh suster Marsiana selaku Kepala Griya St Yosef, “Kami berharap kehadiran Kaohsiung Medical University (KMU) dan UKWMS dapat membawa kebahagiaan bagi penghuni griya.”
Kegiatan diawali dengan perkenalan masing-masing delegasi, dilanjutkan dengan “Terapi Tertawa” yang dipandu oleh salah satu penghuni panti werda. Terapi tertawa ada beberapa jenis, tawa sapaan, tawa satu meter, tawa singa, tawa memanah, tawa memaki dalam diam, tawa memaafkan, tawa milkshake dan gerakan tawa telepon. Opa Amin dengan sangat antusias memperagakan gerakan terapi tertawa, diikuti oleh puluhan kakek nenek lainnya yang masih sanggup beraktifitas tanpa kursi roda. “Terapi ini membuat kami awet muda dan bisa belajar memaafkan serta menerima satu sama lain. Kami bisa melepaskan perasaan dan menjadi lebih sehat dan semangat,” ujar Amin.
Perwakilan UKWMS dan delegasi KMU turut bergabung dalam lingkaran para lansia yang antusias berinteraksi dengan mereka. Dari KMU yang turut serta adalah Sharon, Ann, Apple, Norah, Dayna, Vivi, dan Sophie. Mereka sangat aktif terlibat dalam setiap kegiatan yang dipandu oleh Agnes selaku perwakilan panti werda St Yosef.
Seusai terapi tertawa berakhir, mereka menikmati penampilan tap dance dari kakek Tirta, “My name is Tirta Utama. Ain’t no body dance like me here (nama saya Tirta Utama. Tidak ada orang yang menari seperti saya di sini),” ungkapnya memperkenalkan diri kepada delegasi dari KMU yang menyambut dengan tepuk tangan riuh.
Diiringi alunan lagu yang dinyanyikan suster dan penghuni panti yang turut serta, kakek berusia 80 tahun itu menari dengan enerjik. Ketukan sepatu ala tap dance “tuk tik tak tik tuk,” berpadu harmoni dengan alunan lagu yang dinyanyikan. Dilanjutkan nyanyian nenek Hwa dengan beberapa lagu mandarin yang di medley (sambung menyambung beberapa lagu berbeda sehingga menjadi sebuah lagu baru yang utuh) olehnya. Ajang unjuk penampilan ditutup oleh perwakilan KMU yang mempersembahkan satu buah lagu dalam bahasa Taiwan.
Seusai menikmati penampilan penghuni panti serta perwakilan delegasi Taiwan, peserta yang hadir beranjak dari kursi mereka. Kakek nenek dan semua mahasiswa membaur menjadi satu untuk berdansa dan menari bersama. Kebersamaan belum berakhir, seusai berdansa dan menari mereka dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam setiap kelompoknya terdapat satu mahasiswa UKWMS dan satu mahasiswi KMU.
Terapi pijat dan konsultasi pun dimulai, di dalam kelompok kecil mahasiswi KMU mendengarkan aneka keluhan mulai dari masalah kesehatan hingga masalah perasaan. Seusai pijat, mereka masih tetap dalam kelompok untuk berbagi cerita bersama. Keterbatasan bahasa dapat diatasi dengan adanya mahasiswa pendamping dari UKWMS yang menjadi mediator antara kakek nenek dengan para mahasiswi Taiwan. (Sheilla Palilingan)
More Stories
Mampu Yakinkan Panelis, Mei Diunggulkan Jadi Rektor Unitomo
Wagub Emil, Tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah Hadir di Wisuda STIT Islamiyah KP Paron
FK UKWMS Melantik Dekan Baru