Surabaya, KabarGress.com – Dulu di era perjuangan, kebangkitan artinya jelas melawan penjajahan/ penindasan. Sekarang sudah berbeda, bangkit artinya melawan kemalasan dirinya sendiri, generasi muda tugasnya/ jihatnya adalah belajar untuk memperoleh ilmu. “Saya optimis Indonesia bisa menjadi negara yang besar asalkan SDM bisa mencapai potensinya. Selain pintar, peduli terhadap lingkungan, juga harus berakhlaq/ bermoral dan punya sopan santun,”.
Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Jatim Drs. H Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul pada pembukaan Forum Dialog Publik Harkitnas 2015, di gedung Cak Durasim Jl Gentengkali Surabaya, Selasa (19/5).
Menurutnya, potensi SDM luar biasa, tugas pemerintah untuk melakukan upaya agar bangsa Indonesia mencapai potensinya yang maksimal. “Kita tidak lagi mendiskusikan tentang gerakan Boedi Oetomo, yang sudah merupakan bagian dari sejarah. tapi spirit/semangat perjuangannya yang bisa diambil dan dijadikan modal untuk bangkit,” ujarnya.
Generasi muda sekarang ini akan menghadapi situasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Disamping harus menguasai bahasa Indonesia dengan baik termasuk bahasa daerahnya masing-masing. Tetapi untuk kepentingan komunikasi membangun suatu relasi juga diperlukan penguasaan bahasa internasional, baik inggris, arab, mandarin ataupun bahasa asing lainnya yang merupakan bagian dari hubunan internasional.
“Mencari ilmu tidak putus dengan realitas, di jaman sekarang bekerja tidak hanya di belakang meja, tidak hanya vertikal tapi juga horizontal. Jaman sekarang orang tidak hanya pintar tapi juga dituntut mau peduli terhadap lingkungan masyarakat dan memperjuangkan nasibnya. Disamping belajar, juga menanam pohon/ penghijauan, kegiatan sosial ke panti asuhan, semua ini dalam rangka peduli terhadap lingkungan. Karena yang akan menjadi pemenang adalah orang yang peduli, banyak orang pintar tapi tidak peduli dengan lingkungan,” katanya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Sesditjen IKP) pada Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Dr Suprawoto mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13 ribu pulau lebih, yang tersebar dari sabang hingga Merauke. Beragam suku bangsa, bahasa dan agama. Sedikit saja terjadi gesekan dalam masyarakat, maka akan berakibat fatal, seperti perang antar suku, tawuran warga yang dapat memicu dis-integrasi bangsa.
Pembangunan mental dan karakter menjadi salah satu prioritas utama pembangunan Indonesia sekarang ini, tidak hanya di birokrasi tapi juga seluruh komponen masyarakat. Sehingga menghasilkan SDM yang kreatif, inovatif, disiplin. Sehingga diharapkan terwujud masyarakat yang tertib dan terbuka sebagai modal sosial yang positif bagi pembangunan dan harus mampu merevolusi mental masyarakat .
Momentum Harkitnas ini harus mampu membangkitkan kembali nilai kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa dalam menghadapi tantangan yang ada, dengan menggelorakan rasa banggsa dan cinta tanah air.
Tujuan dialog ini untuk menggugah dan menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya nilai-nilai gerakan Boedi Oetomo, serta membangun komitmen antara Pemerintah, lembaga media dan masyarakat khususnya generasi muda dan pekerja agar memahami gerakan revolusi mental.
Dialog publik yang bertema “spirit Boedi Utomo dalam implementasi revolusi mental” dihadiri 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, guru, tokoh agama, LSM, masyarakat umum humas TNI/ Polri.
Nara sumber yang hadir adalah Dr Suprawoto (memaknai hari kebangkitan nasional melalui karya nyata membangun bangsa), Bambang Sulistomo putera Bug Tomo (refleksi momentum kebangkitan nasional di masa modern), dan Joko Susanto (Aktualisasi nilai-nilai kebangkitan nasional dalam kehidupan masa kini). (hery)
Teks foto: Wagub Jatim, Gus Ipul, memberikan sambutan sekaligus membuka acara Forum Dialog Publik di Gedung Cak Durasim.
More Stories
GUBERNUR PASTIKAN DPRD KOTA MALANG SENIN DEPAN DI PAW
PAKDE KARWO, NILAI SAKIP HARUS BERDAMPAK KEPUASAN MASYARAKAT
RAIH PENGHRAGAAN KEPALA DAERAH INOVATIF