Surabaya, KabarGress.com – Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo mendampingi kunjungan kerja (Kunker) Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo pada Puncak Hari Lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-55 di Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya, Jumat (17/4) malam.
Pada saat Pakde Karwo dan Presiden Jokowi beserta rombongan memasuki ruang utama dari Masjid Nasional Al-Akbar semua peserta Harlah dari seluruh provinsi di Indonesia langsung berdiri dan menyanyikan lagu kebanggaan dari PMII sambil mengepalkan tangannya.
Mengenakan baju muslim bewarna putih berkopyah hitam Pakde Karwo tiba beserta rombongan Presiden sekitar pukul 19.30 bersama Bude Karwo. Sebelumnya, Pakde Karwo beserta Presiden pada sore hari mengunjungi Pesantren Amanatul Ummah yang berada di Jalan Siwalankerto, Surabaya.
Pada saat diminta memberikan sambutan pada Harlah, Presiden memaparkan program kerjanya selama lima tahun kepemimpinan. Diawali dengan memberikan gambaran terkait demografis penduduk Indonesia hingga cara menanggulangi faham radikalisme yang terus berkembang.
Presiden Jokowo juga menjelaskan secara detail program kerja dari sisi ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, sumber daya alam, pengelolaan bahan bakar minyak, penyalahgunaan narkoba dan kesiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir 2015.
Presiden mengatakan, tantangan Indonesia ke depan tidaklah mudah. Ada MEA 2015 yang harus segera dihadapi. Masyarakat Indonesia harus disiapkan sumber daya manusianya terlebih dahulu. Ini penting, karena SDM memegang peranan penting di dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada.
“Dahulu, barang-barang bisa dengan mudah di impor. Di sektor pertanian, impor beras dilakukan besar-besaran sehingga petani kita yang dirugikan. Tapi, saya menginstruksikan agar impor beras di stop. Tujuannya agar petani kita bisa merasakan hasil ketika panen raya,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa paham radikalisme bisa ditangkal dan dicegah. Salah satu caranya melalui peran dari mahasiswa terutama PMII. Masyarakat harus menyiapkan segala situasi jika faham radikalisme terjadi di Indonesia.
“Kita bisa bayangankan mengelola negara besar Indonesia yang berpenduduk sebesar 250 juta jiwa memiliki lebih dari 300 etnis dan bahasa daerah serta memiliki 17 ribu pulau tidaklah mudah. Untuk itu, dibutuhkan peran semua pihak, termasuk mahasiswa dan PMII dalam menjaga NKRI dan Bhinekka Tunggal Ika kita, guna menangkal gerakan zionis dan radikalisme. Jangan ada kompromi dengan mereka,” tegasnya yang diberi aplaus dari ribuan kader PMII.
Sementara itu, dalam laporannya, Ketum PB PMII Aminudin Ma’ruf mengatakan, PMII sebagai eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual berkewajiban serta bertanggung jawab mengemban tugas ke Islaman dan ke Indonesiaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta membebaskan Bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Di hadapan Presiden, Aminudin memastikan selama ada PMII pesantren, masjid, kampus akan terbebas dari radikalisme. “PMII akan menjadi garda terdepan dalam menangkal radikalisme dan terorisme terhadap agama. Selama ada PMII kami yakini kampus, masjid dan pesantren akan bebas dari faham radikalisme,” pungkasnya. (hery)
Teks foto:
– Gubernur Jatim Pakde Karwo bersama dengan Menteri Kabinet Kerja mendampingi Presiden RI Jokowi hadir pada acara Harlah PMII ke 55 di Majid Nasional Al Akbar Surabaya.
– Para sahabat PMII se Indonesia berebut untuk berjabat tangan dan foto bersama dengan Pakde Karwo.
More Stories
GUBERNUR PASTIKAN DPRD KOTA MALANG SENIN DEPAN DI PAW
PAKDE KARWO, NILAI SAKIP HARUS BERDAMPAK KEPUASAN MASYARAKAT
RAIH PENGHRAGAAN KEPALA DAERAH INOVATIF