Surabaya, KabarGress.Com – Perkembangan ekspor di Provinsi Jawa Timur pada Pebruari 2015 lalu menurun sebanyak 16,04 persen. “Tren penurunan ekspor Jatim ini akibat dari kondisi nilai tukar rupiah yang semakin tidak menentu. Kalau kita lihat dari nilai tukar rupiah yang terus melemah, mungkin dari pihak eksportir juga masih menahan diri sambil menunggu perkembangan rupiah jadi lebih baik. Dengan nilai rupiah yang sekarang sedang melemah, itu kan membuat biaya investasi jadi lebih besar,” ungkap Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Satriyo Wibowo, di kantornya, Senin (16/3/2015).
Menurutnya, untuk ekspor migas, minyak mentah menjadi salah satu sektor ekspor Jatim yang tingkat penurunannya tertinggi sebesar 21,96 persen. Sementara itu, minyak dan gas menunjukkan tren positif pada Pebruari lalu. “Ekspor minyak mentah Jatim pada Pebruari 2015 naik sebanyak 62,09 persen. Sedangkan ekspor gas Jatim juga naik sebanyak 46,37 persen,” terangnya.
Sementara untuk ekspor nonmigas, juga sedang mengalami tren penurunan berdasarkan data di Pebruari lalu. “Turunnya ekspor nonmigas Jawa Timur pada Pebruari sebesar 16,19 persen. Turunnya ekspor nonmigas Jatim itu paling banyak terjadi di wilayah ASEAN. Penurunan ekspor Jatim di ASEAN paling besar terjadi di Singapura dengan 30,73 persen dan Malaysia dengan 25,46 persen,” imbuhnya. (ro)
Teks foto: Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Satriyo Wibowo, menjawab berbagai pertanyaan awak media.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan