Surabaya, KabarGress.com – Pembangunan Kehutanan di Provinsi Jawa Timur diselenggarakan untuk terwujudnya kelestarian sumber daya hutan yang dikelola berdasarkan sinergitas aspek ekologi, ekonomi, dan sosial bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka pemahaman akan karakteristik sumberdaya dan atribut masyarakat haruslah diketahui dengan tepat dan benar dalam menunjang keberhasilan pembangunan Kehutanan pada berbagai fungsi.
Salah satu fungsi hutan di Jawa Timur dengan amanat konservasi seluas 233.633 ha (10,93%) terdiri dari: empat (4) Taman Nasional, satu (1) Taman Hutan Raya Raden Soerjo, tiga (3) Taman Wisata Alam, dua (2) Suaka Margasatwa, dan sembilan belas (19) Cagar Alam yang mempunyai keanekaragaman flora, fauna, dan keindahan alam nan eksotis. Penegasan itu disampaikan Kabid PKHKA, Dinas Kehutanan Jatim, Dr. I. Nyoman Widana, Msi.
Menurut Nyoman, sebagai sumberdaya hutan yang bersifat sumberdaya milik bersama (Common Pool Resources) dimana tidak memungkinkan memagari keberadaan hutan tersebut dari fungsi sosial yang diperlukan masyarakat (pada zona pemanfaatan dan zona religi) dan semakin terancam kelestariannya akibat tekanan pemenuhan kebutuhan hidup dan penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan yang kurang memperhatikan aspek konservasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, maka Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Bidang Pemantapan Kawasan Hutan dan Konservasi Alam (PKHKA) memahami benar bahwa keberadaan hutan tersebut tidak terlepas dari partisipasi masyarakat dalam menunjang kelestarian dan peningkatan kemanfaatannya demi menunjang kesejahteraan masyarakat dan kelestarian hutan itu sendiri.
Untuk itu upaya yang telah dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yaitu dengan melibatkan partisipasi masyarakat dari segala lapisan yaitu pelajar (SMA/sederajat); mahasiswa; dan masyarakat pecinta konservasi dalam menggali aspirasi, inovasi, dan penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan pada ekosistem hutan di pegunungan, daratan, dan pesisir melalui pendekatan berpikir ilmiah, agar dapat memahami permasalahan konservasi, metode, dan pengambilan kesimpulan dalam penyelesaian permasalahan konservasi dan inovasi-inovasi yang ditawarkan.
Adapun tema lomba karya ilmiah yang diusung pada tahun 2014 ini adalah: untuk kategori pelajar SMA/sederajat “Konservasi di lingkungan sekolah, tempat tinggal dan sekitarnya”; kategori masyarakat pecinta konservasi “Konservasi dalam terapan sebagai sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya”; dan kategori mahasiswa adalah “Pemanfaatan teknologi tepat guna berbasis konservasi (green technology) dalam upaya pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya”.
Juara Lomba
Sementara itu berdasar penilaian dilakukan tim juri, pemenang lomba karya tulis ilmiah tersebut, terdiri tiga katagori, pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Dari unsur Perguruan tinggi Juara I dan II diraih Universitas Brawijaya (Unibraw ), Malang, tema yang diusungnya “Bio-Nano In” Aplikasi Nano Teknologi Bio-Insektisida Ulat Grayak (Spodoptera litura) Berbasis Ekstrak Biji Buah Bintaro (Cerbera odollam) Sebagai Pendukung Konsep Go Organic Holticulture dan MBAK TAMARA” (Tambak Garam dan SOKA Berbasis Teknologi Konservasi Mangrove Rhizopora): Tambak Inovatif Sejahterakan Masyarakat Pantura“. Sedangkan Juara III, disabet Universitas Jember (Unej), dengan judul “PREPAS (Partisipasi Rehabilitasi Ekosistem dan Proteksi Sumber Daya Hayati): Aplikasi Pirolisis SMOCOB “Smoke Liquid Compos Cacao Blok” Sebagai Teknologi Konservasi Biomasa Limbah Perkebunan.
Adapun untuk Juara harapan I dari Unibraw, judul yang diusungnya “Teknologi Reklamasi Lahan Hutan Terdegradasi Akibat Aktivitas Pertambangan Melalui Pemanfaatan Simbiosis Mikroba Indigen Dengan Rumput Hutan”. Universitas Trunojoyo, Madura yang mengusung judul “Optimalisasi Biofiltrasi Limbah Cair Rumah Tangga Untuk Pengairan Urban Farming Di Daerah Perkotaan Bangkalan“ meraih juara harapan II dan Juara harapan III diraih Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Sidoarjo, dengan tema,” Pemanfaatan Kandungan Nitrogen (N), Phospor (P) Dan Kalium (K) Limbah Air Cucian Ikan Untuk Pemuliaan Tanah Akibat Penggunaan Pupuk Anorganik Berlebih Dalam Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.).
Peserta dari unsur pelajar yang berhasil meraih juara I, SMAN I Pacitan, judul yang diangkat “Konservasi Air Tanah Melalui Vegetasi Di SMA Negeri 1 Pacitan. Juara II SMAN Tulakan Pacitan, tema yang diangkat berjudul “Pemanfaatan BIO-PUDEG Sebagai Bentuk Konservasi Lingkungan Sekolah Di SMAN Tulakan”. SMA Hasan Munahir Trenggalek, dengan judul “Usaha Konservasi Lingkungan Menggunakan Tanaman Sawo Kecik Terintegrasi Kegiatan Pramuka SMA Hasan Munahir“ keluar sebagai juara III. Sedangkan untuk juara harapan I, II, dan III, masing-masing diraih, SMAN 1 Gedeg Mojokerto, SMKN Bandar Pacitan, dan SMAN 3 Kediri.
Untuk peserta dari unsur masyarakat, juara I, Leksono Wibowo, Surabaya. Leksono mengangkat judul “Menuju Sukses Pembangunan Hutan Mangrove“. Juara II Vidhy Setyantoro, dari Nganjuk, dengan tema “Membangun Kecintaan Terhadap Tanaman Obat Pada Siswa PAUD Di Sekolah Alam “HIJAU DAUN” Sebagai Stimulus Konservasi Tanaman Obat “. Untuk juara III diperoleh, Drs. Abdul Choji, dan Khoirul Prastiyo, S.Kom, dari Sidoarjo, judul yang diangkatnya “Sistem Kandang Listrik Kejut Untuk Mengamankan Hewan Langka Di Taman Safari Indonesia 2 Pasuruan Jawa Timur “.
Dan untuk juara harapan I, II, III, dari unsur masyarakat keluar sebagai juara, Bambang Parianom Batu. Pegiat ekologi di Batu ini mengangkat soal “Model Upaya Strategis Penguatan Konservasi Ekosistem Hulu DAS Brantas”. Erna Febru Aries S., S.Pd, M.Pd, dari SD Islam Sabilillah Malang ini menulis tentang “Edukasi Konservasi Dalam Terapan Terhadap Siswa Sekolah Dasar Sebagai Partisipasi Dalam Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya“. Sedangkan Puryantoro, SP, Situbondo, mengangkat tema “Pengelolaan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Melalui Peran Masyarakat Sekitar Yang Berkelanjutan (Penanaman 10.000 Bibit Mangrove Di Desa Peleyan Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo)”. (hery)
Teks foto: Kabid PKHKA, Dinas Kehutanan Jatim, Dr. I. Nyoman Widana, Msi.
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan