* Pengajian Di Tapen-Lembeyan
Magetan, KabarGress.Com – Gerakan Islamic State Of Irak-Suriah (ISIS) sudah sepatutnya diwaspadai oleh umat Islam. Karena ajaran ISIS mengajarkan kebencian, melakukan kekerasan dan keresahan umat, bahkan membenarkan melakukan pembunuhan terhadap sesama umat Island dan umat lain. Ajaran ISIS seperti jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Pada hakekatnya, keberadaan Islam menjadi rahmatan lil Alamin bagi semua umat di dunia. “Islam tidak mengajarkan apa yang diajarkan oleh ISIS,” ujar KH Mahyan Ahmad dari Grobogan Jawa Tengah, di DesaTapen Kec. Lembeyan Magetan, Senin (24/11) malam.
Pengajian umum di Desa Tapen tersebut dihadiri ratusan warga, dan sejumlah pejabat setempat serta dihibur hadrah. Dia menjelaskan, umat Islam yang rajin beribadah , suka mengaji, istiqomah, serta hatinya bersih tidak pernah menyakiti sesama umat Islam atau terhadap umat lain, bakal menemukan ketentraman dunia dan di akherat . Karena itu, ikuti ajaran agama Islam sebagaimana tuntunan Al Qur’an dan Sunnah Rosul. Jangan mudah terpengaruh terhadap ajaran yang menyimpang Kiai dalam ceramahnya bikin terpingkal pingkal jamaahnya menegaskan, Islam mengajarkan kebaikan. Umatnya tidak dibenarkan menyebarkan kebencian kepada siapapun dan dengan alasan apapun. Pengajian pun tidak boleh sebagai sarana menjelek-jelekan orang lain, menghujat terhadap sesama umat Islam maupun umat agama lain.
“Ngaji iku ora oleh ngelek-ngelek wong liyo, ngaji iku nggak kanggo menyakitkan tonggo. Ngaji kanggo awak dewe, ojok ngelek-ngelek wong,” ujarnya.
Sekarang kenyataaannya, banyak orang yang suka menjelek-jelekan orang (pihak) lain. Kalau sikap seperti itu diterus-teruskan, maka akan jadi budaya yang tidak sehat. “Wong sing uripe nggaweane nyakiti atine wong, uripe bakal nggak kepenak,” tuturnya.
Dia mencontohkan dalam keluarga, anak yang suka menyakiti hati orang tua, maka anak tersebut bakal tidak mendapat ridlo. “Anak wani karo wong tuwo bakal ciloko. Amargo dongone wong tuwo iku mandi. Ojok sekali-sekali wani karo wong tuwo,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini ada kemorosotan etika dan tawadu’ pada orangtua di kalangan anak-anak. Contoh, banyak anak yang berani kepada orang tua, padahal sejak kecil anak dibesarkan secara ikhlas oleh bapak ibunya. Lain lagi, ada banyak istri berani pada suami, sebaliknya banyak suami tidak bisa menempatkan kewajibannya sebagai suami.
Yang sangat memprihatinkan, lanjut Kiai Mahyan, saat ini kerukunan dalam keluarga mengalami kemorosotan. Coba sesama anak gegeran karena hal yang sepele, hanya gara-gara gegeran harta. “Makane nek wis wong tuwo ora enek, anak mbarep kudu kuat dienggone, kudu jembar atine, kudu legowo atine,amargo anak mbarep iku gantine wong tuwo,” tuturnya.
Nah, kerukunan keluarga adalah kunci awal dari kerukunan masyarakat. Karena itu wajib bagi umat Islam menciptakan kerukunan dalam keluarga. Keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah. “Ojok sampe ora gelem rukun karo dulure. Wong tuwo bakal susah ning kubur , nek anak-anake ora podo rukun,” katanya. (*)
Teks foto: Suasana pengajian di Desa Tapen Lembeyan.
More Stories
Civitas Akademika Universitas Dr. Soetomo, Beri Ucapan Bela Sungkawa Terhadap Korban Sriwijaya SJ182
MAS KELANA , MINTA PARA KADER HADIRI HUT KE -11 DI SEMARANG
PIPPA HADIR MEMBANTU MERECOVERY PELESTARIAN ALAM