Surabaya, KabarGress.Com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Rakyat Surabaya melakukan aksi di depan gedung DPRD Surabaya, Senin (10/11/2014). Mereka menolak rencana Presiden RI Joko Widodo menaikkan BBM subsidi sebesar Rp 3500 yang rencananya bulan – bulan ini.
Koordinator aksi Yeri menjelaskan, dalam konstitusi sesuai dengan pasal 34 ayat 3 bahwa subsidi merupakan fasilitas pelayanan umum yang harus diberikan pemerintah kepada rakyat. Alasan defisit APBN 2014 tidak bisa dijadikan dalih utama untuk mengerek harga BMM bersubsidi. Apalagi alasan serupa pernah digunakan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“PDI Perjuangan sebagai partai oposisi semasa SBY berkuasa, jelas-jelas selalu menolak kenaikan BBM dengan alasan defisit, namun sekarang Jokowi yang diusung PDIP malah menggunakan dalih yang sama,” ucapnya.
Yesi menilai Jokowi dan SBY memiliki watak yang sama. Selain menggunakan alasan defisit, Jokowi sudah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan pokok. Salah satunya adalah dengan program kompensasi pada orang miskin sebesar Rp 150 ribu perbulan selama dua hinga tiga bulan. Seperti yang dilakukan SBY dengan program bantuan langsung tunai (BLT).
Pemerintah berdalih anggaran subsidi BBM 80 persen dinikmati oleh kalangan menengah atas. Yesi mengungkapkan, subsidi BBM dasar setiap perekonomian. Ketika BBM naik, maka harga kebutuhan pokok akan meningkat. Karena itu, dengan alasan apapun menaikkan BBM subsidi merupakan kebijakan anti rakyat.
“Jokowi-JK (Joko Widodo-Jusuf Kalla boneka imperialis, Jokowi-JK anti rakyat,” teriaknya.
Peserta aksi lainnya, Noval menambahkan, pemerintah tidak bisa menggunakan kenaikan BBM dunia sebagai alasan. Pasalnya, tahun ini harga minyak dunia berada pada level bawah. Karena itu, kenaikan BBM bersubsidi hanya memberikan keuntungan kepada perusahaan-perusahaan eksplorasi dan eksploitasi minyak milik imperialisme seperti Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, akar maslah kenaikan BBM bersubsidi adalah ketergantungan minyak kepada imperialis AS. Selama ini Indonesia kerap impor minyak. Artinya, ada monopoli atas sumber-sumber minyak di Indonesia oleh kapitalisme monopoli internasional, khususnya Amerika Serikat. “Kebijakan menaikkan harga BBM subsidi semakin mencekik rakyat Indonesia,” ucapnya. (tur)
More Stories
SOAL SP 3 K JADI FOKUS ARSAN CALEG HANURA SURABAYA
PILEG 2019 , BAPPILU JATIM SUPORT CALEG HANURA GRESIK KERJA MAKSIMAL
PASANG TARGET 7 KURSI , HUSIN ; PILBUP TUBAN HANURA USUNG MUSA MAJU BUPATI