Surabaya, KabarGress.Com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menjadi garda terdepan sektor pariwisata di Jawa Timur. Untuk itu, PHRI perlu melakukan pembenahan dari segi kualitas, pelayanan, dan sumber daya manusia. “Kalau hotelnya bagus, nyaman, makanannya enak, maka wisatawan akan tertarik untuk datang berkunjung kembali. Wisatawan akan datang jika hotel, akomodasi, dan kulinernya bagus,” ujar Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf saat menghadiri Musyawarah Daerah XIII Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur di Ruang Lawu Hotel Sahid Surabaya, Jumat (10/10) malam.
Ia mengatakan, sektor pariwisata patut mendapatkan perhatian pemerintah karena pariwisata adalah salah satu sektor yang ikut menyumbang pertumbuhan ekonomi tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di Jatim. Selama empat tahun, PDRB Jatim ditopang tiga sektor yakni sektor pertanian (16 persen), industri pengolahan (26 persen), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) termasuk sektor pariwisata mencapai angka lebih dari 31 persen.
“Itu artinya sektor pariwisata cukup penting untuk Jatim. Jika sektor pariwisata di Jawa Timur maju maka pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur akan naik dan ikut terdongkrak. Salah satunya melalui hotel dan restoran ini,” katanya.
Dikatakannya, hotel dan restoran telah tumbuh di Jatim. Harapannya kepada hotel yang saat ini tumbuh dengan baik di Jawa Timur untuk terus berbenah dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Hotel dan restoran harus mempunyai cara kreatif untuk menciptakan daya saing agar bisa berkembang saat MEA tahun 2015.
Gus Ipul sapaan lekatnya mencontohkan, salah satu caranya agar bisa berdaya saing yakni dengan menggandeng pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk melakukan promosi pariwisata dan juga menciptakan ikon-ikon pariwisata setiap kabupaten/kota, menggunakan standar internasional dalam pelayanan, serta melakukan sertifikasi dengan standar internasional kepada SDM hotel dan restoran.
Pemprov Jatim akan terus mendorong anggota yang masuk di PHRI untuk mengikuti sertifikasi menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.
Menurutnya, dengan adanya sertifikasi tersebut maka pelaku usaha akan mendapatkan pegangan dan juga pengakuan untuk berkarya di dalam negeri atau juga di luar negeri. “Kami ingin seluruh pelaku usaha seperti yang tergabung di dalam PHRI ini bisa ikut melakukan sertifikasi tersebut,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PHRI Irianti Sukamdani mengatakan, PHRI selalu bekerjasama dengan pemerintah daerah. Hotel dan restoran telah menghasilkan pajak selama tahun 2012 sebanyak Rp50 triliun, di Jatim mencapai Rp700 miliar.
“Ini benar-benar suatu yang membanggakan. Hotel dan restoran menjadi bagian dari pariwisata. Sektor pariwisata telah menjadi penghasil devisa nomor empat di Indonesia, dengan menciptakan multiplier effect yang besar dalam ketenagakerjaan yang mencapai 11 persen dari total angkatan kerja,” katanya.
Ia menjelaskan, saat MEA tahun 2015, PHRI harus professional, tidak hanya menguasai industri pariwisata di dalam negeri tetapi juga bisa menguasai industri pariwisata di luar negeri. Agar pariwisata di Indonesia terus meningkat, Irianti berharap kepada pemerintah untuk membangun infrastruktur yang berpihak pada sektor pariwisata. Sebagai contoh pembangunan tol laut, pelabuhan yang tidak hanya memuat kapal barang tetapi juga bisa memuat kapal pesiar (cruise). (eri)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan