Surabaya, KabarGress.Com – Selama ini tas berbahan bambu kebanyakan digunakan ibu-ibu untuk tempat belanjaan di pasar trasidional. Keterbatasan fungsi ini yang membuat Wenda memiliki ide untuk mengaplikasikan bahan bambu menjadi tas yang lebih fashionable. Mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya ini, memberi nama karyanya dengan sebutan DIOBO (Cardio Bamboo). Produk ini akan dirilis pada Rabu, 10 September 2014 pukul 13.00 – 15.00 wib di Perpustakaan lantai 1 Kampus II Ubaya Tenggilis Jalan Kalirungkut Surabaya.
Cardio berasal dari istilah cardio mind yang berarti mengutamakan bahan-bahan ramah lingkungan. Tidak seperti proses pengawetan bambu yang pada umumnya menggunakan bahan kimia, cardio bamboo memanfaatkan rebusan daun papaya dan sirih untuk mengawetkan bambu sebelum didesain menjadi sebuah produk. “Sebenarnya ada juga yang mengawetkan bambu menggunakan rendaman air garam kemudian dijemur dan diasap. Namun tak lama kemudian bambu itu akan dimakan kumbang bubuk,” ujar gadis kelahiran Kediri ini.
Selama eksperimennya, Wenda telah mencoba campuran antara tembakau dan cengkeh, maupun kapur dan garam. Namun, usaha tersebut masih dirasa kurang membuahkan hasil efektif dan maksimal. “Sampai akhirnya saya terus cari alternatif pengawetan alami yang lain, dan ketemulah resep ini,” tambahnya.
Wenda menggunakan bambu jenis Apus. Keunggulannya ada di seratnya yang lembut, lentur, dan jarak antar ruas yang panjang. Proses pembuatannya pun tak terlalu rumit, asal sabar, rapi, dan teliti.
Pertama, bambu yang sudah ditipiskan hingga berupa lembaran-lembaran direndam dengan rebusan daun papaya dan sirih semalaman. Kemudian, lembaran-lembaran bambu dijahit dan direkatkan dengan karton duplex untuk disatukan. Baru setelahnya, lembaran tersebut akan dijahit dengan kulit dan aksesoris lain agar membentuk sebuah tas. Untuk finishing, semprotkan saja pilok bening untuk memberi kesan tekstur yang halus dan mengkilap.
Cardio bamboo terdiri dari tiga macam produk yakni dompet, clutch, dan handbag. Harganya pun beragam dan dibanderol antara 400.000 hingga 700.000 rupiah. Uniknya, aksesoris yang ada pada setiap produk tersebut memiliki fungsi modular. “Artinya aksesoris tersebut bisa dilepas dan digunakan untuk fungsi lain. Misalnya, salah satu aksesoris yang menempel di dompet bisa dilepas dan digunakan sebagai gelang. Begitu juga aksesoris pada handbag bisa dilepas dan digunakan sebagai sabuk,” papar sulung dari tiga bersaudara ini.
Dosen pembimbing dua Kumara Sadana M. A mengatakan keunggulan produk Wenda karena bamboo ini diaplikasikan ke bentuk tas, maka lebih ringan jika dibandingkan dengan bahan kulit. Selain itu inovasi pengawetan bamboo alternative ini membuat umur bamboo lebih lama sampai sampai saat sidang skripsi beberapa dosen penguji menginginkan untuk membeli produk tersebut. (ro)
More Stories
Mampu Yakinkan Panelis, Mei Diunggulkan Jadi Rektor Unitomo
Wagub Emil, Tokoh-tokoh NU dan Muhammadiyah Hadir di Wisuda STIT Islamiyah KP Paron
FK UKWMS Melantik Dekan Baru