06/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Nusantara Regas dan Pelindo Energi Logistik Teken MOU Pengembangan Bisnis Land Bases LNG Supply Point di Wilayah Tanjung Priok

JAKARTA, kabargress.com – PT Nusantara Regas (NR) sebagai anak usaha Subholding Gas Pertamina dan PT Pelindo Energi Logistik (PEL) menandatangani Memorandum Of Understanding (MOU) kerjasama Pengembangan Bisnis Land Bases LNG Supply Point di Wilayah Tanjung Priok dan kawasan lainnya. Kerjasama ini mencakup pengembangan bisnis distribusi LNG untuk kebutuhan industri/retail dan pelayaran, dengan Land Based Supply Point di Kawasan Tanjung Priok.

Harry Budi Sidharta, Direktur Utama Nusantara Regas menyampaikan bahwa kebutuhan untuk penyediaan LNG bagi Industri akan semakin berkembang sampai 1 MMBTUD pada tahap awal. Hal tersebut juga sejalan dengan regulasi yang berlaku mengenai pembatasan emisi gas buang kapal dan dibukanya kawasan industri di Pulau Jawa, sehingga penyediaan terminal Regasifikasi dan LNG Filling Station akan menjadi hal yang sangat penting.

“Saat ini, permintaan untuk bahan bakar kapal laut sampai dengan 6000 M3 per minggu setara dengan 1 kargo per tahun. Permintaan akan terus meningkat dengan makin banyaknya kapal laut berbahan bakar LNG ke yang sandar ke Tanjung Priok. Sebagai gambaran sampai dengan saat ini, NR telah menjalankan usaha penyediaan gas hasil regasifikasi sampai dengan 240 MMBTUD dan akan meningkat sampai dengan 295 BBTUD,” jelas Harry.

Harry menjelaskan bahwa mulai masuknya kapal-kapal berbahan bakar LNG ke terminal Tanjung Priok dan terminal lainnya, akan membuka ruang pengembangan bagi perusahaan dalam bisnis penyediaan bahan bakar bunker kapal.

Wayan Mega Budiartha Plt. Direktur Utama PEL, menyampaiakan kolaborasi NR-PEL merupakan Sinergisitas BUMN disektor energi dan logistik untuk penyediaan energi bersih yang lebih terjangkau.

Penandatanganan MOU dihadiri oleh Prasetyo Direktur Strategi Pelindo, Hanny Uktolseya Group Head Pengembangan dan Kerjasama Usaha Pelindo, Jajaran Direksi dan Manajemen PT Nusantara Regas. MoU ini diharapkan bisa mendukung rencana Indonesia mencapai Net Zero Emission di tahun 2050, yang membutuhkan LNG sebagai bahan bakar perantara.

“Tantangan dan upaya penyediaan LNG untuk kebutuhan di daerah Jawa Bagian Barat di masa depan sangat menarik. Mengingat kebutuhan yang cukup yang terus menerus meningkat. Keadaan ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menangkap peluang usaha yang ada, sehingga terus aktif melakukan kerjasama dengan pihak-pihak potensial untuk pengembangan bisnis ke depan,” pungkas Harry. (Ro)