06/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Dukung Dekarbonisasi, PLN Nusantara Power Jadikan PLTU Air Anyir – Bangka 2x30MW Berhasil Uji Full-firing Cangkang Sawit 100%

BANGKA BELITUNG, kabargress.com – PT PLN Nusantara Power (PLN NP), selaku subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara mulai melakukan uji coba Full-firing 100% dengan bahan baku dari cangkang sawit di PLTU Air Anyir – Bangka Belitung 2 x 25 MW selama 4 hari pada 22 – 26 Oktober 2022.

Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Nusantara Power, Rachmanoe Indarto menjelaskan, Co-Firing merupakan proses penambahan biomassa menjadi bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batubara eksisting tanpa modifikasi dan CAPEX yang signifikan.

Uji Full-firing ini terselenggara dengan dukungan semua stakeholder PLN Nusantara Power mulai dari PLN UIW Babel, PLN Divisi EBT, PLN Energi Primer Indonesia, PLN Puslitbang, Tim ITB beserta tentunya Aset Operator PJB Services.

“Co-firing ini dilakukan untuk menghasilkan energi bersih sebagai bentuk dukungan perseroan terhadap percepatan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT), dan komitmen menuju zero karbon pada 2060,” katanya.

Dia mengatakan, PLN Nusantara Power sebagai pionir Co-firing di Indonesia terus berupaya untuk menerapkan inovasi ini termasuk penggunaan cangkang sawit yang produksinya sangat potensial.

Direktur Utama PJB Services, Teguh Widjayanto juga mengungkapkan “Sebaran bahan baku cangkang sawit cukup banyak yakni ada di Riau, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Produksi sawit di Indonesia juga terus mengalami peningkatan,” katanya.

Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan, pada 2019 produksi Palm Kernel Shell (PKS) atau cangkang sawit mencapai 9,9 juta ton, pada 2020 mencapai 10,8 juta ton, pada 2021 mencapai 10,7 ton, dan pada 2022 sebanyak 11,3 juta ton. Hingga 2024 diproyeksikan produksi sawit akan mencapai 14,2 juta ton.

Indonesia sendiri menempati posisi pertama produksi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit, disusul Malaysiaa, Thailand, Colombia, dan Nigeria. Dari hasil produksi buah sawit, sebanyak 23% merupakan cangkang sawitnya.

Rachmanoe menjelaskan, proses uji coba co-firing pada PLTU Air Anyir ini telah dilakukan secara bertahap mulai 5% pada 19 – 20 April 2022, dan dilanjutkan ujicoba 25% pada 22 Oktober 2022 serta ujicoba 50% pada 23 Oktober 2022. Kemudian pada 24 Oktober 2022 dilakukan uji coba 75% dan dilanjutkan uji 100% full-firing pada 25 – 26 Oktober 2022.

“Selama melakukan ujicoba co-firing dari 25% hingga 100% secara total dibutuhkan sebanyak 1.000 ton cangkang sawit. Uji coba tersebut meningkatkan efisiensi unit hingga 10%, unit beroperasi aman dan normal,” imbuh Rachmanoe.

Ditambahkan oleh Amris Adnan, General Manager Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung, co-firing menjadi salah satu amunisi yang mumpuni dalam menghijaukan PLTU.

“Pengujian High Percentage Co-firing PLTU Air Anyir ini merupakan salah satu dari program PLN “Green Booster”, dimana co-firing maupun High Percentage Co-firing biomass digadang untuk mendukung target bauran energi baru terbarukan nasional”, terang Amris Adnan.

Dari metode co-firing biomassa ini, PLN Nusantara Power telah merealisasikan produksi energi hijau (green energy) sebesar 178,35 GWh. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan realisasi 2021 yakni sebesar 140,49 GWh.

Co-firing merupakan proses penambahan biomassa menjadi bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batubara eksisting tanpa modifikasi yang signifikan. Selain menggunakan cangkang sawit, co-firing juga telah dilakukan dengan menggunakan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang berasal dari sampah, serta serbuk kayu (sawdust), hingga amonia. (*/Ro)