Surabaya – Pelaksanaan Latihan Praktek Sistem Pengendalian Mesin (Lattek Sisdalsin) Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat IV Korps Teknik Angkatan ke-65 yang berlangsung selama sebulan itu berakhir, diharapkan mereka sudah siap menghadapi tantangan penugasan di kapal perang.
Hal tersebut dikatakan Kepala Departemen Teknik Kadeptek AAL Letkol Laut (T) Muhamad Suprapto, S.T. usai penutupan Lattek Sisdalsin yang digelar di Gedung Sapudi, Deptek AAL, Bumimoro, Surabaya, Selasa (3/3).
Menurut Kadeptek AAL, selama pelaksanaan Lattek, 14 Taruna AAL Korps Teknik telah menyelesaikan berbagai materi latihan yang dilaksanakan di tiga tempat yaitu di Laboratorium Control Base Traning & Computer Base Traning dan Hard Mimic Departemen Teknik AAL, kemudian di Laboratorium Pusat Latihan Elektronika dan Pengendalian Senjata (Puslatlekdalsen) dan di Laboratorium Real Engine Simulator Pusdiktek Kodiklatal.
“Latihan praktek merupakan suatu kegiatan lapangan yang secara periodik dilaksanakan sesuai dengan jadwal kalender akademik dan kurikulum pendidikan AAL, termasuk diantaranya adalah Lattek Sisdalsin ini,” terang Kadeptek AAL.
Ia mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan Lattek Sisdalsin ini adalah memberikan bekal ilmu dan keterampilan bagi Taruna AAL Korps Teknik tingkat IV dalam menyiapkan, mengoperasikan serta mengendalikan permesinan di KRI dengan sasaran tercapainya keterampilan Taruna dalam rangka penyiapan KRI untuk persiapan kapal berlayar dan bertempur dan tercapainya pengetahuan Taruna dalam mengoperasikan peralatan-peralatan permesinan di KRI.
Dihadapan anak asuhnya, Kadeptek AAL menjelaskan secara gamblang sejarah terjadinya revolusi industri besar yang dimulai dengan terjadinya Revolusi Industri 1.0 yakni Revolusi Mekanik, ditandai dengan penemuan mesin bertenaga uap dan air pada akhir abad ke 18.
Kemudian Revolusi Industri 2.0 terjadi pada tahun 1870, merupakan fase Revolusi Listrik yang ditandai dengan produksi massal menggunakan mesin bertenaga listrik, pada era ini mulai diciptakan mobil, pesawat telepon, pesawat terbang.
Sedangkan Revolusi Industri 3.0 terjadi pada tahun 1969, biasa disebut dengan era informasi yang ditandai dengan perkembangan elektronik dan teknologi informasi, hingga berlanjut era Revolusi Industri 4.0 yang dimulai pada awal tahun 2018, merupakan revolusi digital yang dicirikan oleh perpaduan teknologi yang menggabungkan teknologi cyber dengan teknologi otomatisasi.
Menurut Kadeptek, pelaksanaan Lattek Sisdalsin yang Taruna laksanakan di Engine Room Simulator, Hard Mimic, Computer Base Training, Integrated Platform Management System dan terakhir di Real Engine Simulator merupakan gambaran awal para Taruna untuk dapat melihat tantangan kedepan yang dihadapinya.
“Tantangan di medan tugas sangatlah berat, semua peralatan yang berada di KRI serba komputerisasi dan serba otomatis, untuk itu saya berharap agar Taruna membekali diri dengan belajar dan berlatih untuk mengembangkan diri agar selalu siap menghadapi tuntutan tugas dan perkembangan di lapangan,” pungkas Kadeptek AAL. (r)
More Stories
Smartfren Sukses Antisipasi Peningkatan Traffic Natal dan Tahun Baru 2023 di Jawa Timur
PENGUATAN KELAMBAGAAN KPPU SUDAH SANGAT URGENT
Warung Nasi Mbolang Murah Meriah