Ngawi, KabarGRESS.com – Peringati hari korupsi, kemarin (14/12) DPD Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kabupaten Ngawi, turun jalan. Tidak cuma aktivis GMPK, aksi diikuti sejumlah elemen masyarakat , aktivis anti korupsi dan mahasiswa dari Jogja.
Menurut GMPK, korupsi termasuk kejahatan luar biasa yang harus diperangi. Pelaku korupsi adalah teroris yang harus diberantas sampai ke akar akarnya. Korupsi bentuk penyelewengan jabatan, kekuasan untuk memperkaya diri sendiri mengakibatkan terhambatnya pembangunan dan menyengsarakan kehidupan rakyat.
Karena itu GMPK menyatakan, pertama mengecam keras praktek jual beli jabatan dan jual beli kasus. Kedua, mendesak Team Saber Pungli untuk bekerja secara maksimal dan professional. Ketiga, mendorong dan mendesak pihak Kejaksaan atau institusi yang berwenang segera memproses dan menindaklanjuti kasus-kasus korupsi yang diajukan maupun yang sudah masuk. Keempat, mendorong pihak Kejaksaan dan pihak-pihak lain yang berwenang untuk mengawal penggunaan Dana Desa dan Anggaran Dana Desa secara transparan dan akuntabel. Kelima, menghukum seberat-beratnya para pelaku korupsi dan memiskinkan para koruptor.
Diawali aksi simpatik bagi-bagi stiker “Hasil Korupsi bukan Rejeki” di perempatan Kartonyono, beri hadiah tikus kepada wakil rakyat dan kejaksaan hingga bakar tikus di depan gedung Pemkab Ngawi.
Tidak hanya itu, setiap titik aksi mereka mengajak masyarakat untuk mendukung perangi korupsi dengan membubuhkan tanda tangan di atas banner perangi korupsi di Ngawi. Kepala Kejaksaan Ngawi, perwakilan dari anggota DPRD dan Pemkab turun tanda tangan di banner perangi korupsi di Ngawi. “Satu kata untuk korupsi, lawan! Ayo miskinkan koruptor,” teriak peserta .
Mereka beriring-iringan dengan sepeda motor. Kepal peserta diikat dengan pita putih bertuliskan “NO KORUPSI” dan DPD GMPK Ngawi. Satu buah truk bermuatan sound system digunakan sebagai arena orasi. Konvoi mulai dari basecamp menuju perempatan Kartonyono, Kejaksaan, Pemkab dan berakhir di DPRD. “Ngawi harus bebas dari korupsi,” teriak peserta aksi.
Perwakilan aksi menyerahkan pernyataan sikap dan diterima langsung oleh Kepala Kejaksaan. “Terima kasih, Kami didukung dalam melaksanakan tugas terkait dengan pemberantasan korupsi,” kata Waito Wongateleng, Kepala Kejaksaan Ngawi.
Usai kepala Kejaksaan membubuhkan tanda tangan, peserta aksi meluncur ke gedung Pemkab. Begitu berhenti di depan air mancur manusia purba, mereka mengusung miniatur tikus raksasa sambil berjoget diiringi music. Karena Bupati Ngawi tidak ada di tempat, peserta meluapkan kekecewaannya dengan membakar ‘tikus raksasa’. Pembakaran ini simbol agar koruptor diberantas di Ngawi.
Tidak puas di Pemkab, iring-iringan meluncur ke DPRD. Mereka sempat kecewa, karena hamper tidak ada wakil rakyat yang mau menemui. Akhirnya, salah satu wakil rakyat, Maryoto keluar dari halaman gedung DPRD menuju peserta aksi. Maryoto membubuhkan tanda tangan di banner perangi korupsi sekaligus menandatangani pernyataan sikap peserta aksi. “Kami mendukung dalam pemberantasan korupsi,” ujar Maryoto.
GMPK pun menghadiahi miniatur tikus sebagai simbol agar DPRD tidak jadi sarang korupsi maupun koruptor.”Kami ingin Ngawi bebas dari korupsi. Jangan sampai ada praktek-praktek korupsi ,” ujar Siras Santoso, Ketua GMPK Ngawi didampingi Muchsinin, Korlap aksi.
Di depan DPRD, pihak Pemkab diwakili R. Didik P, Kepala Satpol PP Ngawi, menandatangani pernyataan sikap peserta aksi, sekaligus membubuhkan tanda tangan di atas banner perangi korupsi. (giek)
Teks foto: Suasana aksi peringati Hari Antikorupsi
More Stories
Pj Gubernur Adhy Resmikan Gedung Sekber PHDI dan Lembaga Keagamaan Hindu Jatim
Pemerintah Resmi Umumkan Pilkada Serentak 27 November Libur Nasional
HUT Humas Polri, Kadiv Humas Apresiasi Berangkatkan Personel dan Media Ibadah Umroh