Surabaya, KabarGress.com -Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf menegaskan, bahwa saat ini Jatim membutuhkan pengusaha baru.Saat ini, jumlah pengusaha di Jatim baru mencapai sekitar 3.000 orang. “Jumlah pengusaha di Jatim saat ini hanya sebesar 3.000 orang masih kurang dibanding dengan penduduk Jatim yang mencapai 40 juta, sehingga Jatim masih membutuhkan pengusaha baru,” ujarnya saat menghadiri penutupan Musyawarah Daerah (Musda) XII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jatim 2014 di Hotel Novotel Surabaya, Minggu (14/9).
Ia mengatakan, idealnya jumlah pengusaha sebanyak 2 persen dari jumlah penduduk di Jatim. Jika penduduk di Jatim sebanyak 40 juta, maka kebutuhan pengusaha yang ada di Jatim kurang lebih sekitar 800.000 orang pengusaha.
Gus Ipul sapaan akrabnya menuturkan, menjadi pengusaha saat ini tidak ada yang instan. Pengusaha adalah seorang yang dapat mampu melewati dan melalui berbagai macam pengusaha.Menjadi pengusaha adalah sebuah proses panjang yang melewati bermacam-macam iklim cuaca dalam dunia usaha yang kesemuanya harus bisa diatasi dengan waktu yang cukup panjang.
Jika kita melihat, pengusaha di Indonesia banyak dari mereka telah melalui tantangan cuaca yang tidak mudah untuk diselesaikan dalam menggapai kesuksesan. “Menjadi pengusaha adalah sebuah proses yang mulia terlebih dapat membantu pemerintah di dalam penciptaan lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat,” imbuhnya.
Pengusaha juga memiliki kekuatan untuk membantu pemerintah didalam mengungkit pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan kesejahteraan baru bagi masyarakat. Untuk itu, pengusaha muda Jatim harus terus mampu menciptkan peluang peluang usaha agar kesejahteraan masyarakat meningkat.
Menurutnya, menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tidaklah mudah. Namun, Jatim telah menyusun berbagai regulasi untuk mengantisipasi derasnya arus barang dan jasa yang akanmasuk secara bebas. Oleh karenanya, paradigma pengusaha harus dirubah. Selain memperkuat produk dalam negeri juga harus merebut pasar usaha yang ada, baik di dalam maupun luar negeri.
Secara ideologis, Pasar bebas itu hanya melayani mereka yang membeli tapi bukan melayani yang butuh. Butuh bisa membeli akan dilayani, akan tetapi butuh tidak bisa membeli tidak akan dilayani. Untuk itu, melalui regulasi yang ada nantinya, tugas dari pemerintah harus hadir melindungi masyarakat kecil yang membutuhkan dan tidak bisa membeli.
Gus Ipul mengaku bangga, bahwa pengusaha muda Jatim yang tergabung dalam HIPMI Jatim adalah pengusaha yang ulet, tahan banting, tidak mudah menyerah, pekerja keras, mau melihat peluang kedepan dan mau belajar. “Semoga, HIPMI Jatim mampu menularkan semangat dan ilmunya kepada generasi muda agar memiliki jiwa wirasusaha yang amanah dan tekun,” tegasnya.
Ketua Hipmi Jatim periode 2014-2017 Giri Bayu Kusuma mengatakan, bahwa akan siap menjalankan amanah yang diberikan guna menjawab tantangan kondisi ekonomi Jatim bersama HIPMI Jatim. Tantangan perekoniomian bukannya surut melainkan bertambah besar.
HIPMI sebagai wadah dari pengusaha muda tidak boleh mundur dan harus bisa menggerakkan perekonomian sebagai fondasi dari masyarakat yang sejahtera, berpengetahuan, jujur, adil dan demokratis. “Kami optimis, keberadaan HIPMI Jatim bisa memberi peran signifikan bagi pengembangan ekonomi Jatim, dengan menjadi mitra sinergi yang kritis dan kontruktif,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nedy Ahmad Koordinator Wilayah Tengah Badan Pengurus Pusat HIPMI menambahkan, bahwa Ketua Umum HIPMI Jatim beserta pengurus terpilih harus terus aktif dan terus bersinergi dengan pemimpin daerah. “Pengurus HIPMI yang baru harus proaktif dengan meningkatkan kerjasamanya kepada pemerintahan daerah di Jatim,” pungkasnya. (Eri)
More Stories
East Java Tourism Award, Ukir Prestasi Ditengah Pandemi
Kolaborasi Q5 Steak n Bowl – Tahta Makarim, Hadirkan Menu Segala Umur
LBM Wirausaha Indonesia Adakan Kunjungan Kerjasama Dengan Lentera Digital Nusantara dan Ketua DPRD Pacitan