25/04/2024

Jadikan yang Terdepan

Indonesia Peringkat Kedua TBC, Dimana Peran Negara?

Oleh Ummu Kholda
Komunitas Rindu Surga, Pegiat Literasi

TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang hingga saat ini masih kerap kita temukan kasusnya di negeri ini. Bahkan belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bagaimana posisi penyakit ini yang cukup mencengangkan bagi kita. Di mana kasus tersebut mengalami kenaikan yang signifikan terutama pada anak, yakni melebihi 200 persen. (CNN Indonesia, 18/3/2023)

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi, kenaikan ini terjadi karena banyaknya orang tua yang tidak menyadari gejala TBC atau tidak segera mengobati penyakitnya, sehingga berimbas penularan terhadap kelompok rentan seperti anak-anak. Dari tahun 2021 ada 42.187 kasus, kemudian tahun 2022 ditemukan 100.826 kasus. Jadi melebihi 200 persen. Hal ini disampaikan Imran dalam acara daring ‘Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2023’ pada Jumat 17 Maret 2023.

Masih menurutnya, kasus TBC ini mungkin masih banyak yang belum muncul di permukaan. Sebab, berdasarkan data dari Global TV Report 2022, Indonesia berada di peringkat kedua dengan beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. Untuk itu, Imran berharap temuan kasus tersebut dapat menjadi kesadaran bersama untuk lebih memperkuat komitmen dalam menanggulangi TBC, sehingga Indonesia mencapai target mampu mengeliminasi TBC pada 2030 mendatang.

Meningkatnya kasus TBC bahkan menjadi peringkat kedua di dunia. Ini tentu bukan prestasi yang menggembirakan, akan tetapi sebaliknya yakni memprihatinkan. Ada apa dengan negeri ini hingga penyakit menular TBC justru semakin bertambah dan menyerang anak pula?

Tentu kondisi semacam ini telah mencerminkan banyak hal yang membutuhkan pendalaman lagi dalam mengungkap penyebab menyebarnya penyakit menular tersebut. Mulai dari buruknya pencegahan, kurang akuratnya penegakan diagnosa, buruknya hygiene dan sanitasi, rentannya daya tahan tubuh masyarakat, kegagalan pengobatan, rendahnya pengetahuan hingga lemahnya sistem kesehatan. Ditambah lagi tingginya angka kemiskinan, stunting, dan terbatasnya sarana kesehatan semakin memperkuat penyebab meningkatnya kasus TBC bahkan kontribusinya cukup besar.

Hal itu menunjukkan lemahnya upaya yang dilakukan pemerintah dalam menuntaskan kasus TBC ini. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TBC dalam rangka mempercepat penanggulangan TBC untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, tetapi upaya tersebut belum membuahkan hasil yang berarti. Tak hanya itu, pemerintah juga telah menggandeng ormas hingga melakukan kerjasama dengan negara lain seperti Amerika, UEA bahkan WHO. Namun hasilnya masih sama saja, justru semakin meningkat di Indonesia maupun di dunia.

Hal lain yang tidak kalah penting dan turut memberikan andil besar terhadap meningkatnya kasus TBC adalah penerapan sistem Kapitalisme sekuler. Sistem hidup yang berlandaskan materi dan keuntungan semata telah menjadikan pengurusan negara terhadap rakyat tidak maksimal. Belum lagi paham Sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan sangat meminimalkan peran agama untuk mengatur urusan rakyat termasuk kesehatan.

Lebih mirisnya lagi sistem ini telah menjadikan orang yang sakit sebagai komoditas untuk dikapitalisasi. Pelayanan kesehatan yang sulit didapatkan, juga mahalnya biaya pengobatan mengakibatkan sebagian masyarakat tidak mampu untuk berobat. Tak dimungkiri, selama ini pemerintah memang memberikan obat secara cuma-cuma bagi penderita TBC. Namun faktanya belum mampu untuk menekan tingginya penularan TBC.

Kondisi di atas tentu akan berbeda jika negaranya secara totalitas melindungi rakyatnya dari serangan penyakit. Yakni negara yang menerapkan aturan atau sistem Islam, sistem hidup yang sempurna dan berasal dari al-Khaliq. Maka akan sangat mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan termasuk kesehatan.

Islam telah menetapkan bahwasanya negara adalah pengurus rakyat, sehingga sudah menjadi kewajibannya untuk mencegah dan menanggulangi penyakit menular seperti TBC. Negara juga wajib melakukan berbagai upaya dan langkah komprehensif agar masalah TBC dapat diatasi secara tuntas. Yakni melalui sistem kesehatan handal yang ditopang oleh sistem politik dan ekonomi Islam.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus) rakyat dan ia bertanggung-jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)

Oleh karena itu negara harus melakukan langkah praktis dan produktif demi peningkatan daya tahan tubuh masyarakat. Misalnya dengan pembagian asupan bergizi kepada setiap individu masyarakat, terutama rakyat miskin. Selain itu negara juga harus menjamin seluruh kebutuhan pokok individu dan publik yang semua itu sangatlah penting demi terwujudnya sistem imun yang kuat di tengah masyarakat. Hal itu dapat juga berupa makanan yang bergizi, sanitasi yang baik dan air bersih, perumahan dan pemukiman yang sehat dan semua itu harus dijamin oleh negara.

Yang demikian itu merupakan perwujudan perintah Rasulullah saw. yang menjadikan Imam sebagai penanggung jawab terhadap urusan rakyat. Negara akan memberikan fasilitas terbaik dengan jumlah yang memadai dan mudah diakses oleh individu masyarakat kapan pun dan di mana pun. Dilengkapi pula peralatan kedokteran yang canggih dan obat-obatan terbaik yang efektif untuk penanganan masyarakat yang terpapar penyakit menular.

Lebih jauh lagi, pelayanan kesehatan ini diberikan secara gratis, sehingga rakyat tidak perlu memikirkan biaya ketika akan berobat. Semua itu dapat terlaksana karena negara didukung oleh anggaran yang sehat dari Baitulmal. Yakni institusi khusus pengelola harta yang diterima dan dikeluarkan negara sesuai syariat. Sehingga negara memiliki kemampuan finansial memadai untuk pelaksanaan berbagai fungsi pentingnya, termasuk fungsinya penyelamat dunia dari penyakit menular.

Negara juga menjamin tersedianya air bersih, sanitasi yang baik, lingkungan yang sehat, pengelolaan sampah yang baik, hingga tata ruang kota yang asri dan sehat. Serta dukungan dari sistem pendidikan Islam yang akan mengedukasi masyarakat terkait pentingnya kesehatan.

Inilah solusi nyata yang mampu memecahkan berbagai persoalan secara totalitas termasuk penyakit menular TBC. Di mana negara berperan maksimal dan terdepan dalam menangani berbagai urusan rakyat dengan menerapkan sistem yang shahih (benar), yaitu sistem Islam dengan penerapannya secara kaffah.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.