28/03/2024

Jadikan yang Terdepan

Mengenal Lebih Dekat Desa Wisata Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi

Desa Tamansari, sebuah Desa yang terletak di kawasan bagian barat kota Banyuwangi, tepatnya 24 KM dari Kota, Kecamatan Licin. Desa Tamansari cukup dikenal sebagai Desa Wisata berbasis Smart Kampung sejak awal tahun 2016. Dengan berbagai macam potensi dan pencapaian yang telah diraih, menjadikan Desa Tamansari sebagai Desa yang sering mendapat kunjungan dari Desa atau kota lain sebagai tempat study banding atau Desa percontohan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda, S.Sos, MBA, MM, mengungkapkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Desa Tamansari antara lain adalah hasil kerjasama antara pemerintahan desa dengan masyarakatnya. Dengan menyadari betapa peran masyarakat terhadap perkembangan desa itu sendiri sangat penting, maka pemerintah desa memanfaatkan semua potensi yang ada dengan bekerja bersama-sama orang-orang sekitar. Pemerintah Desa Tamansari mendukung serta memberikan pelatihan dan pengetahuan guna memberi dasar untuk masyarakat memulai menjalani potensi yang mereka miliki.

“Potensi desa Tamansari terdiri dari berbagai aspek, yakni aspek wisata alam, UMKM dan tradisi. Dari aspek wisata Desa Tamansari terkenal dengan ikonnya yang juga menjadi salah satu ikon wisata Indonesia yang terkenal hingga ke manca negara, yakni Wisata Kawah Ijen. Ada juga, Sendang Seruni, wisata kolam air yang bersumber dari mata air pegunungan yang dikelola masyarakat sekitar. Wisata Hutan Pinus, yang tengah digarap untuk menjadi destinasi wisata selanjutnya, kampung bunga, dan juga kampung penambang,” terang Pak Bram, demikian biasa disapa, disela-sela acara Bincang Bareng Media Bank Indonesia Provinsi Jatim, bertempat di Banyuwangi, 9-12 Desember 2022.

Untuk aspek UMKM, Desa Tamansari memiliki wisata edukasi yang memanfaatkan UMKM yakni peternakan sapi perah, kebun kopi, peternakan lebah madu, oleh-oleh rumahan ibu-ibu Desa Tamansari, warung Osing, dan Homestay yang dikelola oleh Bumdes. Yang menarik, pemasarannya dibantu oleh pihak Pemerintah Desa dan Bumdes dengan memanfaatkan teknologi internet. Jadi, masyarakat luas bisa mendapatkan produk dan oleh-oleh yang diproduksi oleh Desa Tamansari melalui Online.

Untuk aspek tradisi dan budaya, Desa Tamansari memiliki kesenian yang masih terjaga hingga saat ini yakni Pencak Silat yang dilakukan turun-temurun dari generasi ke generasi, ada juga ‘Jaranan’ kesenian yang dikelola oleh masyarakat Desa Tamansari, ada juga balap kambing yang diadakan setahun sekali dan menjadi salah satu dari rangkaian acara Hari Jadi Desa Tamansari, dan beberapa kegiatan lainnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Lembaga Desa Wisata Tamansari, Mahsun, menguraikan, Kawah Ijen, merupakan destinasi wisata yang paling diminati. Ditambah dengan pesona api birunya, Kawah Ijen mendapat kunjungan yang sangat tinggi setiap harinya, tidak peduli weekend atau weekdays para pengunjung ramai-ramai mendatang Kawah Ijen, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Kecantikan Kawah Ijen sendiri sudah dikenal di seluruh dunia, sehingga menjadikan Kawah Ijen juga sebagai ikon wisata Indonesia.

Selain Api Biru, kawah Ijen memiliki pesona yang bisa memikat siapa saja oleh danau birunya yang terlihat cantik di pagi hari. Ditambah tambang belerang yang terlihat indah dengan warna kuningnya dan para penambang yang terlihat bekerja keras mengumpulkan batu-batu belerang. Semuanya ter-framing dengan epic dan cantik sehingga mampu mendatangkan banyak pengunjung. Pendakianpun tidak terlalu sulit, dengan jarak 3 kilometer dan sedikit usaha, para pengunjung bisa menikmati pemandangan yang luar biasa.

“Hal ini yang dimanfaatkan oleh Desa Tamansari, bagaimana pengunjung tidak hanya numpang lewat ketika mengunjungi Kawah Ijen, tetapi juga bisa tinggal dan bersantai di Desa Tamansari. Oleh sebab itu, Desa Tamansari menyediakan Homestay untuk tempat peristirahatan pengunjung sebelum memulai pendakian. Dengan rate harga 150 – 300 ribu, wisatawan bisa beristirahat dengan tenang tanpa khawatir terlambat, karena jarak Desa Tamansari dengan Kawah Ijen hanya 30 menit atau sekitar 17 KM. Tidak perlu mengkhawatirkan masalah pelayanan, karena setiap pemilik Homestay sudah diberi wawasan dan modal untuk menciptakan Homestay yang layak dan nyaman untuk ditinggali,” urainya.

Selain Homestay, Desa Tamansari juga menyediakan transportasi yang sudah diseleksi untuk mengantar wisatawan yang ingin berkunjung ke Kawah Ijen. Transportasi yang disediakan adalah tropper dan mobil sejenis, yang diyakini sebagai transportasi teraman untuk pergi ke Kawah Ijen yang memiliki medan cukup sulit jika dilalui mobil biasa. Dengan harga bersaing dan supir yang juga sudah dibekali pegetahuan dalam hal pelayanan dan berkendara.

Tidak berhenti disitu, Pemerintahan Desa Tamansari juga telah memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada para penambang yang mayoritas orang Desa Tamansari. Berbekal kursus bahasa Inggris berbasis desa, diharapkan selain menambang para penambang juga bisa menjadi local guide yang mumpuni dan berpengetahuan, tidak hanya untuk wisatawan lokal tapi juga mancanegara. Jadi, untuk wisatawan yang datang ke Desa Tamansari tidak perlu bingung lagi untuk kebutuhan penginapan, transportasi dan guide untuk mengunjungi Kawah Ijen.

Selain Kawah Ijen, Desa Tamansari juga memiliki SENDANG SERUNI, yakni Kolam Air yang bersumber dari mata air pegunungan. Airnya segar dan bersih, di sekitarnya ditanami selada air yang membuat kolam terasa lebih segar. Kolam air ini, dikelola oleh masyarakat sekitar dengan pemerintah Desa sebagai pemodal dan pendukung. Sehingga, wisata ini memberikan manfaat secara financial untuk masyarakat. Lokasinya tidak jauh dengan homestay-homestay yang dikelola warga, jadi bisa menjadi tempat alternatif untuk bersantai setelah lelah melakukan pendakian di Kawah ijen.

Taman Gandrung Terakota adalah situs rawat ruwat seni budaya Banyuwangi yang terletak di sebuah kawasan kaki gunung Ijen dan bukit hijau dan hamparan sawah yang di dalamnya dapat ditemukan galeri seni rupa, amfiteater terbuka sendratari, pementasan dramatari “Meras Gandrung”, perhelatan musik. Taman Gandrung Terakota berlokasi di Dusun Blimbingsari Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Kawasan ini digagas oleh Sigit Pramono.

Taman ini didesain dengan konsep sebagai area situs seribu patung tembikar (terakota) berwujud penari gandrung yang terletak menyebar di sekitar area amfiteater dan persawahan. Gandrung telah menjadi identitas budaya asli dan ikon kota Banyuwangi. Dengan adanya satu faset perkembangan, Tari Gandrung menjadi tari pergaulan, Gandrung sempat menjadi stigma negatif. Namun demikian para seniman, budayawan, dan pemerintah kabupaten Banyuwangi berhasil merubah stigma negatif tersebut. Acara tahunan Gandrung Sewu berupa pertunjukan kolosal tari Gandrung Sewu berhasil mengangkat nilai budaya kesenian Banyuwangi dan akhirnya Tari Gandrung menjadi ikon dari kota Bnayuwangi. Kini dapat ditemukan tari Gandrung mudah ditemukan para penari gandrung dari mulai usia anak-anak hingga dewasa. Seperti sosok seperti Mbok Temu legenda hidup penari Gandrung.

Perjalanan menuju kawasan Taman Gandrung Terakota dapat dilalui dengan kendaraan bermotor dan kendaraan roda empat. Jarak tempuh dari Banyuwangi kota menuju Taman Gandrung Terakota 23,7 KM dengan membutuhkan waktu 44 menit dan jarak tempuh dari Bandar Udara Blimbingsari 37,8 km dengan membutuhkan waktu 1 jam 4 menit.

Ada juga KAMPUNG PENAMBANG, dimana mereka (para penambang) tinggal berdekatan dan mendirikan homestay-homestay. Jadi, untuk lebih dekat dengan para penambang dan bisa melihat aktifitasnya sehari-hari, Para wisatawan bisa tinggal di Homestay milik penambang dan merasakan sensasi tinggal bersama keluarga para penambang.

Salah satu pemilik Homestay, Winarti Rahayu, mengatakan usahanya dapat mengangkat perekonomian keluarga menjadi lebih baik lagi. “Turis lokal maupun asing yang menginap tentunya memberikan penghasilan bagi kami. Saya membangun pada 2017. Dan menambah lagi bangun Homestay pada 2019,” ujarnya.

Yang menjadikan semangat dalam menjalankan usahanya juga, karena seluruh Homestay berada dalam naungan BUMDES. “Banyak fasilitas yang diberikan oleh pemerintah desa, sehingga usaha kami akan terus maju dan berkembang,” tandasnya. (Asmui Subiyantoro SH)