19/04/2024

Jadikan yang Terdepan

Arumi Bachsin: Generasi Muda Harus Sadar Gizi

Surabaya, kabargress.com – Permasalahan gizi terhadap balita semakin kronis, permasalahan ini tak pernah putus. Diketahui hal tersebut disebabkan, asupan makanan yang tidak sesuai kandungan gizi masih lumrah di masyarakat sehingga pertumbuhan kognitif dan fisik pada anak terganggu.

Ketua TP PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, pada kesempatan Seminar Nasional “Aku, Kamu, Kita Generasi Sadar Gizi”, yang diselenggarakan hasil kerjasama antara Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan BEM Universitas Airlangga, menyampaikan pentingnya generasi muda untuk memulai intervensi sejak usia remaja, utamanya remaja putri yang akan jadi ibu di masa depan.

“Sebab, penting mempersiapkan sejak dini. Nantinya agar di masa depan, keturunan bisa bebas dari stunting,” ungkap Arumi pada kesempatan tersebut.

Seperti yang diketahui, saat ini prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai 23,5% dari total penduduk. Sehingga untuk mencapai target nasional di tahun 2045 sebesar 14% perlu kerja ekstra dan bersinergi dengan banyak pihak.

“Jadi kami di PKK kalau dikerjakan sendiri ini akan terasa susah. Bukan tidak mungkin. Jadi kita harus bersinergi dengan banyak pihak terkait,” lanjut Arumi.

Lebih lanjut Istri Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut memaparkan bahwa saat ini generasi muda memiliki kebiasaan atau pola hidup yang kurang baik. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada kehidupan jangka panjang nantinya.

“Fenomena Mager ini sudah melekat di remaja. Bahkan inilah yang membuat mereka terbiasa dalam pola hidup fast food. Padahal, jika kita memasak sendiri pasti kebutuhan gizi terpantau dengan baik,” katanya.

Arumi melanjutkan bahwa kualitas kesehatan dan hidup harus dijaga secara detil sejak dini. Agar nantinya, saat memasuki usia produktif dapat mengembangkan kemampuan diri dan tidak terhalang apapun.

“Karena di usia produktif, banyak yang termasuk pada kategori sangat gemuk. Sehingga menghambat produktivitas diri,” tuturnya

“Inilah pentingnya menjaga makanan minuman yang masuk ke tubuh kita. Agar tidak menghambat produktifitas kita sendiri,” tambahnya.

Persoalan gizi tidak hanya menyangkut stunting, melainkan juga resiko anak kelebihan berat badan atau obesitas.

Konsumsi makanan dan minuman yang tidak terkontrol saat ini banyak terlihat pada anak Indonesia. Salah satu akibatnya yaitu anak menjadi gagal tumbuh karena tidak mendapatkan nutrisi yang tepat.

Pemberian Susu Kental Manis pada anak yang dalam proses tumbuh kembang yang akan menjadi pemicu tersebut. Kadar gula yang terdapat dalam susu kental manis 2 kali lipat lebih banyak dari susu sapi.

Inilah yang mesti diketahui oleh masyarakat, bahwa susu kental manis bukan produk susu, dan bukan untuk diseduh secara langsung. (Ro)