16/04/2024

Jadikan yang Terdepan

Wacana Kenaikan Tarif Ojol di Tengah Krisis Ekonomi

Oleh: Reni Rosmawati
Ibu Rumah Tangga

Di balik suka cita perayaan hari kemerdekaan RI ke-77, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan rencana kenaikan tarif ojek online (ojol). Meskipun rencana ini telah resmi ditunda untuk yang kedua kalinya oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), namun kadung menuai polemik di masyarakat. Banyak pihak berharap agar pemerintah membatalkan rencana kenaikan tersebut, bukan sekadar menunda.

Salah satunya datang dari Ekonom Institut for Development of Economic and Finance (Indef), Nailul Huda. Nailul mengimbau agar pemerintah membatalkan kenaikan tarif ojol yang telah ditunda dua kali. Lebih lanjut, ia menilai bahwa pemerintah seolah tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan dari kenaikan ini. Yakni memberatkan konsumen dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). (KompasTV, 29/8/2022)

Sekadar informasi, sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana menaikkan tarif ojol sebesar 30-50 persen. Rencana ini termaktub dalam Keputusan Menteri No. 564 Tahun 2022 dan berlaku untuk penumpang, maupun pengiriman barang dan makanan. Melalui kenaikan ini, diharapkan para pengemudi ojol mendapatkan kepastian pendapatan. (Posjakut.com, 28/8/2022)

Krisis Ekonomi dan Rencana Kenaikan Tarif Ojol

Astaghfirullah al-azhiim di tengah krisis ekonomi pasca wabah pandemi, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan yang sungguh menyesakkan dada. Sudahlah rakyat dibuat susah dengan kenaikan BBM dan harga barang-barang kebutuhan pokok lainnya, kini rakyat kembali dibuat sesak nafas dengan wacana dinaikkannya tarif ojol.

Tak bisa dimungkiri, di era milenial saat ini ojol merupakan hal penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ojol adalah satu-satunya sarana transportasi yang dipandang praktis oleh masyarakat. Baik untuk bepergian ke suatu tempat ataupun melakukan pengiriman barang. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika tarif ojol kelak benar-benar dinaikkan sebesar 30-50 persen?

Benarkah Kenaikan Tarif Ojol Akan Menyejahterakan Driver Ojol?

Mungkin, dengan kenaikan tarif ojol, pendapatan driver ojol yang sangat minim bisa sedikit tersolusikan. Tapi di balik itu, yang kena imbas dari kenaikan ini justru adalah rakyat banyak. Kenaikan tarif ojol yang fantastis tentunya akan berdampak besar membebani pengguna dan menurunkan omset UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang mengandalkan penjualan online (ojol food, dan lain-lain).

Di sisi lain, alih-alih meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan para pengemudi ojol, kenaikan tarif ojol justru akan membuat para pengemudi ojol berkurang pemasukannya bahkan bisa jadi kehilangan pekerjaannya. Sebab, jumlah pengguna ojol bisa sangat memungkinkan akan berkurang bahkan berhenti menggunakan jasa ojol.

Kenaikan Tarif Ojol akan Membebani Rakyat

Pada faktanya, kehidupan sulit yang dialami driver ojol, bukan hanya karena pendapatannya yang kecil saja. Makin tak terjangkaunya harga BBM, mahalnya biaya hidup, pendidikan, kesehatan, keamanan dan lainnya, menjadi faktor penyebab driver ojol tidak mendapatkan kepastian dalam kesejahteraan hidup.

Berkaca dari fakta ini, maka jelaslah kenaikan tarif ojol tidak akan mampu menjamin kesejahteraan pengemudi ojol. Kenaikan tarif ojol justru akan semakin menambah derita rakyat. Kenaikan tarif ojol akan berdampak besar pada kehidupan dan laju ekonomi rakyat. Namun sayang, pemerintah seolah menutup mata akan hal ini. Dampak memberatkan rakyat seolah tidak menjadi prioritas dan perhatian pemerintah.

Akibat Sistem Kapitalisme

Sejatinya, wacana kenaikan tarif ojol tidak bisa dilepaskan dari penerapan sistem Kapitalisme-sekuler di negeri ini. Sistem Kapitalisme-sekuler telah gagal mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Pasalnya, paradigma kepemimpinan sistem Kapitalisme bukan untuk meriayah atau mengurusi rakyat. Melainkan hanya berorientasi untuk kepentingan kelompok tertentu (para kapitalis/pemilik modal). Maka tidak heran, para kapitalis diberikan kebebasan dalam menentukan tarif transportasi dan kebutuhan vital rakyat lainnya.

Makin banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai driver ojol dan makin besarnya jumlah pengguna ojol, digunakan sebagai ladang bisnis oleh para kapitalis pemilik perusahaan ojol. Mereka tak segan menaikkan tarif ojol semaunya. Sementara negara dan penguasa hanya berperan sebagai regulator yang memuluskan dan melegalkan kerakusan kaum kapitalis. Alhasil, para pemilik perusahaan ojollah yang akan menuai keuntungan dari naiknya tarif ojol. Sementara drivernya hanya mendapatkan remahan saja. Inilah realita sistem Kapitalisme-sekuler. Sistem ini hanyalah menciptakan kesengsaraan.

Islam Menjamin Transportasi Rakyat

Tidak demikian dalam sistem Islam. Islam memandang transportasi sebagai kebutuhan vital rakyat yang wajib dijamin pemenuhannya oleh negara dan penguasa. Tersebab itu, sarana transportasi dalam Islam akan dijalankan sesuai syara’ dan hanya berorientasi untuk kemaslahatan rakyat. Dalam Islam, sarana dan prasarana transportasi tidak boleh dikelola oleh individu ataupun korporasi.

Sejarah mencatat, hampir 14 abad lamanya, sistem Islam mampu mewujudkan kesejahteraan dan memberikan pelayanan terbaik bagi rakyatnya dalam segala aspek. Termasuk dalam hal transportasi. Hal ini karena dalam sistem Islam, negara dan penguasa menjalankan fungsinya sebagai pengatur dan pengurus rakyat.

Rasulullah saw. bersabda:

“Seorang pemimpin adalah raa’in (pengurus). Ia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya.” (HR. Bukhari)

Agar manfaat transportasi bisa dirasakan secara merata oleh masyarakat, maka negara Islam (Khilafah) akan membangun serta menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman, dan memadai. Negara Islam pun akan menyediakan berbagai fasilitas publik, termasuk menyediakan kendaraan umum yang cukup. Sehingga masyarakat mudah mengaksesnya kapanpun dan di manapun dengan harga murah, bahkan gratis.

Uniknya, terkait pembiayaan seluruh sarana dan prasarana transportasi ini diambil dari pos kepemilikan rakyat. Bukan dari pajak seperti di alam Kapitalisme. Dalam hal ini, negara Islam memiliki Baitulmal yang berfungsi menampung seluruh harta kepemilikan rakyat. Sumber pemasukannya berasal dari fa’i, jizyah, kharaj, ghanimah, dan seluruh sumber daya alam (SDA).

Saatnya Kembali Pada Islam

Demikianlah penjelasan tentang betapa sempurnanya sistem Islam dalam memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat. Dalam sistem Islam, negara dan penguasa benar-benar memosisikan dirinya sebagai pelayan rakyat yang mengurusi dengan segenap jiwa.

Karena itu, sudah saatnya kita kembali kepada Islam dan menerapkannya secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan. Serta membuang sistem Kapitalisme-Sekuler biang kesengsaraan. Dengan demikian, niscaya seluruh kebutuhan vital kita akan terjamin, termasuk dalam hal transportasi.

Wallahu a’lam bi ash-shawwab.