25/04/2024

Jadikan yang Terdepan

Bertransaksi Non Tunai Terbukti Lebih Praktis dan Cepat

oleh: Asmu’i Subiyantoro, SH (Wartawan KabarGress.Com)

* Bank Indonesia & Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Direktur-Kemahasiswaan-Drs-Eko-Supeno-MSi-Deputi-Kepala-Perwakilan-Bank-Indonesia-Wilayah-IV-Jawa-Timur-Hamid-Ponco-WibowoKRISIS moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian negara, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Perlu diingat, biaya untuk memproduksi mata uang baik kertas maupun logam sangatlah besar. Inilah yang menjadi salah satu semangat Bank Indonesia untuk menggalakkan penggunaan transaksi non tunai.

Hampir seluruh bank sentral di dunia berupaya mendorong penggunaan uang elektronik untuk meminimalisir laju penggunaan uang tunai. Selain itu, uang elektronik terbukti lebih praktis dan cepat dalam melakukan transaksi pembayaran karena tidak lagi memerlukan pengembalian. “Peningkatan transaksi non tunai baik di Jawa Timur maupun nasional menunjukkan bahwa terjadi pergeseran pola kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi, dari pembayaran secara tunai menjadi non tunai. Meski demikian, Bank Indonesia merasa perlu lebih meningkatkan lagi transaksi non tunai. Untuk itu Bank Indonesia pada 14 Agustus 2014 mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT),” demikian diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur, Hamid Ponco Wibowo, di sela-sela acara launching GNNT, di kampus C Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Surabaya, beberapa waktu lalu.

Disebutkan lebih rinci, perkembangan Sistem Pembayaran non Tunai Nasional Triwulan II 2014 Transaksi non tunai secara nasional (kliring, RTGS, uang elektronik, kartu kredit, kartu ATM/debet) pada triwulan II 2014 sebesar Rp24.748 triliun, meningkat 1,13% dibandingkan triwulan I 2014 yang sebesar Rp24.472 triliun. Peningkatan transaksi non tunai tersebut terjadi pada transaksi kliring, RTGS, uang elektronik, kartu kredit, kartu ATM, dan kartu ATM/Debet dengan terbesar pada kartu kredit (11,95%), uang elektronik (11,23%), dan kartu ATM/debet (7,29%).

“Transaksi non tunai di Jawa Timur pada triwulan II 2014 untuk transaksi kliring sebesar Rp62,18 triliun, meningkat 9,36% dibandingkan triwulan I 2014 yang sebesar Rp56,86 triliun. Demikian pula transaksi RTGS pada triwulan II 2014 sebesar Rp463,53 triliun, meningkat 35,49% dibandingkan triwulan I 2014 yang sebesar Rp342,13 triliun,” terang Ponco.

Pada kegiatan pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Jakarta, ditandai dengan penandatangan nota kerjasama 3 bank BUMN yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI, sehingga produk kartu ke 3 bank tersebut akan dapat digunakan pada EDC dari ketiga bank. Kerjasama ini berupa penyatuan infrastruktur transaksi non tunai berupa EDC Link yang akan menghubungkan 50 juta nasabah ke 3 bank tersebut. Dengan kerjasama ini maka biaya bank, merchant, dan nasabah dapat ditekan menjadi lebih efisien. Kerjasama ini pada tahap awal akan diterapkan pada 10 merchant besar di Indonesia, dan selanjutnya secara bertahap akan terjadi pergantian EDC yang lama menjadi EDC Link.

Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan Unair, Drs Eko Supeno MSi, pada kesempatan yang sama mengatakan ada 7 ribu mahasiswa Unair yang mendapatkan literasi penggalakan penggunaan transaksi non tunai. “Kalau di Universitas Indonesia sudah berjalan kantin yang membayarnya pakai non tunai, kami berharap suatu saat hal itu juga akan berjalan di Unair. Terbukti bertransaksi non tunai lebih praktis dan cepat karena tidak butuh uang kembalian,” tandasnya bersemangat.

Pencanangan GNNT di Unair itu diawali dengan sosialisasi uang elektronik di kantin kampus, sehingga kantin kampus akan menggunakan sistem pembayaran dengan mesin EDC seperti layaknya di pasar swalayan. “Bukan soal nilai transaksi dengan mesin EDC yang mungkin kecil untuk skala kantin, tapi hal itu penting untuk manajemen Unair, karena transaksi dengan sistem elektronik akan memudahkan kontrol keuangan, sehingga Unair akan diuntungkan, sebab semua transaksi berlangsung transparan,” tuturnya.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV pun telah melakukan sosialisasi uang elektronik pada pameran produk UKM di Gedung ACC Unair pada 26-28 Agustus, juga pencanangan GNNT yang dilakukan bersamaan pembukaan Dies Natalis ke-60 Unair pada 30 Agustus. (***)

Teks foto: Direktur Kemahasiswaan Unair, Drs Eko Supeno MSi dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur, Hamid Ponco Wibowo.