29/03/2024

Jadikan yang Terdepan

Pemkot Berencana Dirikan Bangunan Enam Lantai di Joyoboyo

Terminal-JoyoboyoSurabaya, KabarGress.Com –  Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tahun depan berencana merombak total wajah terminal Joyoboyo. Pasalnya, terminal yang di selatan Surabaya ini nantinya akan dibangun sebanyak enam lantai dengan menguras anggaran negara sebesar Rp80 miliar. Terminal ini akan terintegrasi dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Pintu masuk KBS akan diubah. Dari sebelumnya melalui sisi utara, nantinya diubah menjadi sisi selatan atau menghadap langsung dengan terminal Joyoboyo. Rencananya bangunan enam lantai tersebut akan digunakan sebagai tempat parkir pengunjung KBS. Sedangkan lahan parkir KBS yang ada sekarang, diakan dirombak untuk dijadikan perluasan lahan satwa.

“Sejumlah bangunan yang berada disisi selatan KBS, nantinya akan kami bebaskan. Bangunan-bangunan itu berdiri diatas lahan milik PT KAI (Kereta Api Indonesia). Kami sudah bicara dengan KAI mengenai rencana pembebasan itu dan sudah disetujui,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Mengacu pada desain terminal, lantai satu untuk parkir bus. Diperkirakan dilantai ini bisa menampung sebanyak 53 bus. Lantai dua untuk parkir mobil dan sepeda motor. Lantai tiga akan diintegrasikan dengan proyek monorel. Sedangkan tiga lantai diatasnya lagi direncanakan sebagai hunian.

Namun, hunian ini hanya terbatas bagi warga yang ber KTP Surabaya dan belum memiliki tempat tinggal. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, penghuni bangunan liar (bangli) di sepanjang Jalan Setail juga bisa menempati gedung ini.

Sedangkan untuk KBS sendiri, di pintu utama yang menghadap ke arah selatan, akan dibangun akuarium raksasa yang buka sampai malam hari. Disekitar akuarium akan disediakan tempat duduk untuk bersantai. Dalam pengembangan KBS ini, Pemkot Surabaya berinvestasi sebesar Rp52 miliar.

Dimana dana tersebut dikucurkan secara multiyears. Untuk tahun ini, anggaran yang sudah mengalir ke kebun binatang yang ada di Jalan Setail itu mencapai Rp10 miliar. “Dalam mengembangkan KBS, dana tidak sepenuhnya dari pemkot, tapi pihak swasta juga ikut terlibat,” ujar Risma, panggilan Tri Rismaharini.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Surabaya, Agustin Poliana meminta pada Pemkot Surabaya agar melakukan kajian lebih mendalam revitalisasi KBS ini, khususnya yang berkaitan dengan penertiban hunian warga yang berdiri diatas lahan milik PT KAI.

Bisa jadi warga setempat akan menolak karena mereka khawatir mendapat tempat yang kurang layak. Selain masalah sosial yang nanti akan timbul, pemkot juga harus membuat kajian atas dampak lalu lintas. Mengingat di sekitar KBS ini merupakan jalan protokol, ditambah lagi berdekatan dengan terminal, maka bisa dipastikan akan menimbulkan kemacetan.

“Sebelum KBS diubah, harus dikaji dulu dampak-dampaknya. Kemudian, ketika ada perubahan, harus ada sosialisasi terhadap warga terdampak. Jangan asal ditertibkan saja. Sehingga, nantinya tidak ada penolakan,” kata politikus asal PDIP ini. (tur)