29/03/2024

Jadikan yang Terdepan

Di Penas XIV Petani Nelayan 2014, Presiden SBY Sampaikan Strategi Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Presiden SBY didampingi Pakde Karwo menekan tombol peresmian Penas KTNA XIV di Malang.
Presiden SBY didampingi Pakde Karwo menekan tombol peresmian Penas KTNA XIV di Malang.

Malang, KabarGress.Com – Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan tiga puluh tahun mendatang penduduk dunia bisa mencapai sembilan miliar penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk, dibutuhkan tambahan pangan dan energi sebanyak 60-70 persen. Untuk itu, Presiden SBY menyampaikan strategi untuk mengatasi hal tersebut yakni dengan menetapkan tiga sasaran yang ingin dicapai pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani hutan di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat Pembukaan Pekan Nasional (Penas) XIV Petani Nelayan Tahun 2014 di Stadion Kanjuruhan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, Sabtu (7/6) sore.

Adapun tiga sasaran yang dimaksud, Presiden RI SBY menginginkan pangan di negeri ini cukup bahkan lebih ditingkatkan, bisa berswasembada pangan dan memiliki ketahanan pangan di negeri sendiri; penghasilan petani, nelayan, dan petani hutan semakin lama semakin membaik; rakyat jumlahnya lebih dari 240 juta bisa membeli makanan, dapat kecukupan makanan dengan harga terjangkau.

Penas Petani dan Nelayan, ujar Presiden SBY, dimaksudkan untuk membulatkan semangat dan tekad memajukan pertanian, perikanan, dan kehutanan di Indonesia. Hal ini dilakukan agar Indonesia makin memiliki ketahanan, kecukupan, dan swasembada pangan menuju kedaulatan dan kemandirian pangan di negeri sendiri.

Tiga sasaran ini, menurut Presiden RI SBY, harus bisa dicapai dengan cara adanya kerja keras dari lima pihak. Kelima pihak dimaksud yakni pertama, pihak pemerintah pusat maupun daerah termasuk gubernur, bupati/walikota harus menyusun kebijakan, regulasi yang tepat, iklim pertanian, perikanan, dan kehutanan yang tepat, serta iklim investasi yang tepat. “Pada era global seperti ini, pemerintah harus tetap melindungi petani, nelayan, dan petani hutan.

Kedua, pihak kelompok dan inovator di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan diharapkan agar produksi pangan kita tetap tinggi harus terus berkarya dan berinovasi. Ketiga, dunia usaha agar yang dihasilkan petani, nelayan dan petani hutan diperdagangkan secara adil. Kalau melakukan perdagangan jangan mengabaikan kepentingan para petani, nelayan, dan petani hutan.

Keempat, pihak komunitas petani, nelayan, dan petani hutan harus tetap rajin, terampil dan menggunakan teknologi yang tepat guna. Selain itu, koperasi, UMKM, usaha yang dilakukan para petani juga harus berkembang. Kelima, pihak masyarakat luas diharapkan tidak boros dan mengkonsumsi pangan secara berlebihan. “Pikirkan generasi berikutnya, jangan hanya untuk kepentingan generasi sekarang ini,” ujarnya.

 

Pakde Karwo Unggulkan Teknologi Pertanian

Sementara itu, Pakde Karwo mengunggulkan cara-cara meningkatkan produk pertanian di Jatim melalui teknologi pertanian. Hal yang terpenting, keunggulan Jatim dalam pertanian dilihat dari produk petani Jatim yakni adanya alat mesin pertanian berupa mesin tanam transplanter jajar legowo, mesin panen combine harvester, mesin pembuat pakan ternak mini feedmil, mesin pakan ikan mini fishmil, serta mesin pembuat chooper dan granulator.

“Penemuan dari Imron dari Mlilir yakni mesin panen combine harvester, yang biasanya dengan cara tradisional biasanya rontok berkurang 12 persen, dengan combine harvester yang rontok hanya 2 persen. Berarti ada tambahan 10 persen terhadap potensi padi,” kata Pakde Karwo.

Pakde Karwo menyampaikan, dalam Penas ini didemonstrasikan berbagai kegiatan yang mengedepankan akses pasar petani dan nelayan, pengembangan kapasitas SDM pertanian, adaptasi teknologi untuk kegiatan produksi, gelar teknologi hasil riset dan pengembangan berbagai varietas tanaman dengan produktitivitas tinggi baik tanaman makanan, hortikultura, ternak, perikanan, perkebunan, maupun tanaman hutan rakyat.

“Ada yang siap panen termasuk metode tanam mulai olah tanah, pemeliharaan tanaman dan upaya pengendalian organism pengganggu tanaman dengan agensia hayati non kimia yang merupakan penerapan pengendalian hama terpadu, serta upaya meminimalkan kerusakan tanaman dari gangguan iklim,” jelasnya.

Selain itu, Jatim memiliki potensi pertanian yang sangat potensial bagi nasional. Pada tahun 2013, sumbangan padi Jatim pada nasional mencapai sekitar 17 persen, jagung terhadap nasional sebanyak 31,13 persen, kedelai mencapai 42,23 persen, gula mencapai 22,06 persen, sapi potong mencapai 23,07 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2013 mencapai 6,55 persen.

Berdasarkan data BPS Jatim, Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim Bulan Mei 2014 mengalami kenaikan 0,12 persen dari 104,19 menjadi 104,32. Peningkatan NTP ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani. “Ini mengindikasikan adanya kesejahteraan yang dialami petani mulai membaik,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.

Indeks harga yang dibayar petani mengalai kenaikan sebesar 0,38 persen dari 110,51 pada bulan April menjadi 110,93 pada bulan Mei 2014. Kenaikan ini disebabkan indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dan indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal juga naik sebesar 03,6 persen.

Dari lima provinsi di Pulau Jawa, tiga provinsi mengalami kenaikan NTP dan dua prpvinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Jabar sebesar 0,20 persen, diikuti Jatim 0,12 persen, dan Jateng sebesar 0,02 persen. Sedangkan Banten mengalami penurunan sebesar 1,32 persen dan DI Yogyakarta sebesar 0,40 persen.

Berdasarkan data BPS Jatim, pada Mei 2014, dua sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP, sedangkan tiga sub sektor mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor tanaman hortikultura sebesar 1,58 persen dari 103,96 menjadi 105,60 dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat 1,11 persen dari 103,70 menjadi 104,85. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP terbesar yaitu sub sektor peternakan sebesar 0,59 persen dari 110,81 menjadi 110,16 diikuti sub sektor tanaman pangan sebesar 0,51 persen dari 98,61 menjadi 98,10 dan sub sektor perikanan sebesar 0,15 persen dari 106,60 menjadi 106,45.

Sedangkan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim Mei 2014 naik sebesar 0,83 persen dari 105,69 pada April 2014 menjadi 106,56 pada Mei 2014. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima nelayan mengalami peningkatan sebesar 1,23 persen. Sementara indeks harga yang dibayar nelayan hanya meningkat sebesar 0,39 persen.

Perkembangan NTN Mei 2014 terhadap Desember 2014 mengalami peningkatan sebesar 3,96 persen. Sementara perkembangan NTN Mei 2014 terhadap Mei 2013 mengalami peningkatan sebesar 2,80 persen.

Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN Mei 2014, empat provinsi mengalami peningkatan NTN dan dua provinsi lainnya mengalami penurunan. Peningkatan terbesar terjadi di Jatim sebesar 0,83 persen, DKI Jakarta 0,45 persen, Jateng 0,21 persen, dan Jabar 0,17 persen. Untuk penurunan NTN terbesar terjadi di DI. Yogyakarta sebesar 0,78 persen dan Banten 0,20 persen.

Dalam kegiatan itu, Presiden RI SBY dianugerahi penghargaan “Lencana Adi Bhakti Tani Nelayan Maha Utama” oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Penghargaan tersebut diberikan karena dedikasi Presiden terhadap pembangunan pertanian. “Presiden SBY sangat berpihak kepada petani nelayan terutama dalam upaya meningkatakan martabat petani, nelayan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan,” kata Winarno Tohir Ketua KTNA.

Menteri Pertanian menyerahkan Buku Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) Tahun 2015-2045 kepada Chairul Tanjung (Menko Perekonomian), Dr. H. Soekarwo (Gubernur Jatim), Drs. H. Rendra Kresna, SH, MM (Bupati Malang), Rektor Universitas Jember, Rektor Universitas Trunojoyo, Winarno Tohir (Ketua Umum Kelompok KTNA), Dirut Bulog.

Selain itu, Presiden RI menyematkan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dan Wira Karya kepada 44 orang. Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis kepada 10 penerima penghargaan. Untuk Satyalancana Pembangunan, diantaranya Gubernur Bali Drs. Made Mangku Pastika, Bupati Lampung Selatan H. Rycko Menoza SZP, SE, SH, Walikota Binjai Prov. Sumatera Utara H. Muhamad Idham, SH, MSi, Petani Kab. Garut Prov. Jabar Muhammad Dimyati, S.Ag. Untuk Satyalancana Wira Karya disematkan Presiden RI kepada Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan, Gubernur Papua Barat Abraham Oktavianus Aturun, Gubernur Sumatera Utara H. Gatot Pujo Nugraho, ST, MSi, Wagub Sulawesi Selatan Ir. H. Agus Arifin Nu’mang, MS, Bupati Malang Drs. H. Rendra Kresna, Bupati Minahasa Selatan Prov. Sulawesi Utara Christiany Eugenia Paruntu, SE.

Tema Penas XIV Petani Nelayan 2014 adalah “Memantapkan Kepemimpinan dan Kemandirian Kontak Tani Nelayan dalam Rangka Pengembangan Kemitraan dan Jejaring Usaha Tani Guna Mewujudkan Kesejahteraan Petani-Nelayan”. Suasana semakin meriah dengan dihadiri 35 ribu peserta dari seluruh Indonesia dan Paduan Suara sebanyak 1.000 orang dari SMAN dan SMKN 1 Kepanjen. Sebagai tanda dibukanya Penas XIV Petani Nelayan 2014, Presiden RI menekan tombol sirene yang didampingi Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan, Gubernur Jatim, dan Ketua Umum Kelompok KTNA.

Seusai acara pembukaan, Presiden RI meninjau lokasi Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Nasional. Peninjauan dipandu oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian RI. Selanjutnya peninjauan dilanjutkan ke lokasi Gelar Teknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian yang dipandu oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. (Eri)

 

Dr. Aris Toharisman, Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Penas Bangkitkan Semangat Capai Ketahanan Pangan

Dr. Aris ToharismanPenyelenggaraan Penas di Malang merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan semangat para pelaku di bidang pertanian untuk mencapai ketahanan pangan. Baik ketahanan pangan dari hasil kelautan, tanaman pertanian maupun hasil peternakan. Dengan Penas, potensi yang besar bisa tergali agar kemandirian pangan tercapai. Berbagai potensi di Indonesia dipamerkan, dan mampu untuk menarik keikutsertaan berbagai pihak agar aktif dalam upaya peningkatan hasil pangan.

Dengan diadakan di Malang, yang lokasinya strategis dan aksesnya mudah sehingga para pengunjung bisa dengan mudah mengetahui potensi ketahanan pangan di Indonesia. Saya salut terhadap Pemprov Jatim bisa menjadi penyelenggara yang baik dan organisasinya tertata dengan baik dan sisi produk yang dipamerkan sebagian besar dari makanan.

 

Muhammad Samin, Badan Penyuluh Pertanian, Kab. Karo, Prov. Sumatera Barat

Pemprov Jatim Berikan Berbagai Kemudahan

Muhammad SaminPemprov Jatim sebagai penyelengara pelaksanaan Penas tahun ini, memberi pelayanan memuaskan bagi para peserta. Hampir semua fasilitas yang disediakan sesuai dengan apa yang diinginkan para peserta.

Kesan lainnya yaitu, masyarakat Jatim cukup ramah, dan memiliki lingkungan yang bersih. Untuk peserta juga diberikan tempat pemondokan diberikan kemudahan dan kenyamanan. Terima kasih Pemprov Jatim.

 

 

 

 

 

Ariel Ferdinand Wally, Petani Anggrek dari Prov. Papua.

Hubungan Dagang Papua – Jatim harus Ditingkatkan

Ariel Ferdinand WallyHubungan dagang antara Jatim dan Papua cukup banyak khususnya di bidang pertanian yaitu budidaya tanaman anggrek dan sudah terjalin sejak tahun 2005. Pemprov Jatim memberikan kemudahan untuk mengakes lebih jauh potensi di setiap Kabupaten Kota. Salah satu contohnya adalah dengan Kab. Malang.

Petani anggrek di Papua cukup terbantu dengan kerjasama antara Papua dan Jatim. Kami mengirim anggrek hutan (asli), dan Malang mengirim kami anggrek hasil silangan. Permintaan anggrek dari Malang cukup banyak, sampai-sampai kami kewalahan untuk memenuhi. Setahun ada sekitar dua kali dilakukan pengiriman tanaman anggrek dalam jumlah besar. Hal itu membuktikan dukungan penuh dalam bidang pertanian dan perdagangan cukup besar.

 

Ursula Dando Lio, Badan Ketahanan Pangan NTT

NTT Belajar dari Jatim Cara Kembangkan Makanan Olahan

Ursula Dando LioSelama ini, Nusa Tenggara Timur, cukup bergantung terhadap berbagai komoditi dari Jatim. Sebaliknya hanya beberapa komoditi yang bisa dikirm ke Jatim seperti pisang, sapi dan kemiri. Sebagian besar hasil produksi pertanian Jatim yang beredar di NTT adalah makanan olahan seperti tepung dan gula. Hal tersebut yang menjadi pekerjaan rumah bagi NTT untuk bisa mengembangkan industri makanan olahan, dan Jatim bisa menjadi tempat untuk belajar.

Oleh sebab itu, dengan adanya Penas di Jatim, bisa memberikan ruang bagi petani agar eksis dan menunjukkan bahwa bisa berkontribusi di bidang pertanian. Dengan begitu bisa membawa semangat untuk lebih terus berinovasi di bidang pertanian. Khususnya dalam kaitan ketahanan pangan.

 

Amperawati, Badan Pelaksana Penyuluhan Kab. Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan

Lahan Pertanian Jatim Subur, Hijau dan Rapi

AmperawatiKesan pertama menginjakkan kaki di Jatim adalah lahan pertaniannya subur, hijau dan rapi. Hal itu terbukti dari pertama kali turun dari pesawat sampai menuju lokasi acara Penas di Malang dihadapkan dengan lahan pertanian yang bagus. Hal itu yang membuat Jatim menjadi salah satu penghasil pertanian terbesar di Indonesia dan membuat kagum provinsi lain.

Di bidang pertanian, Pvov. Jatim berkontribusi juga terhadap pertanian di Kab. Hulu Sungai Tengah. Salah satunya dalam penyediaan bibit unggul pertanian. Sedikit hambatan yang membuat pertanian di Hulu Sungai tersendat yaitu jarak dari pusat kota. Akan tetapi dengan adanya komunikasi yang lancar melalui telepon dan sms, bisa memberikan hasil positif bagi pertanian.

 

Rusyanto, CV. Duta dirgantara

Terima Kasih Pakde Karwo, produsen untung Petani juga Untung

RusyantoPemprov Jatim sangat membantu saya dalam mengembangkan usaha saya di bidang alat pertanian. Hal itu dibuktikan Pemprov Jatim berkali-kali memberikan kesempatan untuk ikut serta dalam program kerjanya salah satunya dalam memberikan bantuan alat pertanian kepada para petani di Jatim. Dari dua ribu lebih alat pertanian bantuan Pemprov Jatim, 1/3 nya dipercayakan mengambil dari perusahaan saya.

Hampir seluruh Kab/Kota di Jatim menggunakan alat dari saya. Tentunya peran Pakde Karwo sebagai decision maker di Jatim sangat penting, selain berusaha untuk mengembangkan pertanian di Jatim juga kehidupan para petaninya. Terima kasih Pakde Karwo, selain pengusaha alat pertanian untung juga para petani menikmati keuntungan karena alat produksi yang ada sangat memadai dan berkualitas dalam meningkatkan hasil panen.