18/01/2023

Jadikan yang Terdepan

Peringatan Hari Habitat Dunia di Surabaya, Bakal Mencari Solusi Permukiman yang Baik di Tengah Pandemi Covid-19

Peringatan Hari Habitat Dunia (World Habitat Day) 2020 akan dibuka di Balai Kota Surabaya malam ini, Senin (5/10/2020). Acara internasional yang selalu digelar tiap hari Senin pertama di Bulan Oktober ini bekerjasama dengan UN-Habitat, badan PBB yang bergerak di bidang pemukiman dan pembangunan kota berkelanjutan.

Perayaan kali ini mengusung tema “Pemukiman Untuk Semua: Masa Depan Perkotaan yang Lebih Baik”. Salah satu fokus utama yang akan menjadi pembahasan dalam perayaan ini adalah mencari solusi permukiman yang baik di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, persoalan permukiman itu menjadi faktor penting yang harus dijamin oleh pemerintah demi keselamatan warganya.

Direktur Eksekutif UN Habitat (Badan Program Pemukiman Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa), Maimunah Mohd Sharif menjelaskan, permasalahan permukiman menjadi penting dan mendesak di tengah pandemi Covid-19 ini. Pasalnya, masyarakat membutuhkan perlindungan yang cukup di dalam rumah serta fasilitas sanitasi yang memadai saat pandemi, karena rumah dan air sangat dibutuhkan dalam kondisi ini.

“Masyarakat butuh rumah yang layak, tidak hanya atap dan lantai saja. Rumah sangat penting saat pandemi ini, karena ketika kita terkena lockdown, maka dibutuh tempat tinggal di rumah. Kalau kita tidak ada rumah, bagaiama kita bisa tinggal di rumah?” kata Maimunah saat jumpa pers melalui virtual hari ini.

Oleh karena itu, persoalan permukiman yang dialami oleh hampir seluruh negara di dunia ini, termasuk permukiman yang kumuh dan para tunawismanya, akan menjadi topik utama atau bahasan utama dalam pertemuan ini. Terutama di era pandemi seperti sekarang ini, tentunya hal ini akan menjadi bahasan yang sangat menarik dan sangat penting.

Makanya, nanti akan ada diskusi panel, baik daring maupun luring untuk membahas ini. Nantinya, diskusi ini akan diikuti oleh 193 negara anggota PBB. Hingga saat ini, yang daftar untuk mengikuti diskusi panel ini sebanyak 900 peserta dari berbagai negara di belahan dunia ini.

“Panel nanti akan terdiri dari berbagai tema. Tentu saja yang tidak lupa kami akan membahas bagaimana terkait inklusivitas, gender, anak muda, dan lainnya dalam penanganan pemukiman untuk semua. Kami harus memastikan bahwa setiap orang bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan permukiman di perkampungan menjadi salah satu kunci penyelesaian penanganan Covid-19 di Kota Surabaya. Dengan tidak mengubah budaya perkampungan di tengah kota, masyarakat lebih bisa bertanggung jawab untuk penanganan Covid-19 di lingkungan terdekatnya masing-masing.

“Kami merealisasikan ini dengan program yang namanya Kampung Tangguh. Jadi bagaimana permukiman bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana penanganan Covid-19,” pungkasnya. (Tur)